🌸Part 4: Kata 'PACAR'

37 6 1
                                    


Happy reading🌸










"Boleh... asal mau jadi pacar gue. Gimana?"

Hening.

Tak ada siapapun yang bersuara setelah Erik melontarkan sebuah penawaran kepada Listi.

Erza menatap Eriko dengan tatapan melongo. Sedangkan Ryan hanya memandang lurus ke arah Listi.

Listi diam, tangannya terkepal kuat setelah mendengar ucapan yang keluar dari mulut kakak kelas itu.

Apa-apaan ini?
Ia saja baru mulai mengangkrabkan diri dengan orang yang biasanya sangat dihindarinya di sekolah. Dan langsung diajak pacaran?

Tidak bisa. Listi tidak terlalu suka berurusan dengan seorang Kakak kelas.

Menghela nafas sesaat, Listi kemudian membuka suara.
"Ngga ada uru-"
Belum selesai Listi bicara, ia malah langsung dibuat terkejut dengan suara dobrakan pintu.

BRAKK...

"LISTI!"

Brak... Brak...

"LIS!"

Listi, Eriko, Erza dan Ryan sontak mengarahkan pandangan mereka ke arah pintu perpustakaan yang tertutup.

Di luar sana ada yang sedang mendobrak-dobrak pintu sambil memanggil nama Listi.

"Adit,"
Listi tau, orang yang sedang mendrobrak pintu itu ialah Adit, si ketua kelasnya.

"Eh, apaan tuh?"
Ryan langsung bergegas menuju pintu perpustakaan, untuk memastikan ada apa di luar sana.

Dug... Dug..

Listi mengikuti Ryan mendekat ke arah pintu yang sekarang sedang digedor-gedor oleh Adit.

"Lis lo di dalam?" Adit berhenti berteriak, ketika mendengar langkah kaki dari balik pintu yang sedang ia coba dobrak.

"Ha? Ah.. iya-iya gue di dalem."
Listi berdiri di samping Ryan yang sedang mencoba membuka pintu.

Ryan memutar-mutar gagang pintu, tapi nihil. Pintu itu tidak terbuka sama sekali.
"Kita kekunci dari luar kayanya." Ryan memberitahu, ketika ia mendapati raut wajah bertanya dari Listi.

Sontak Listi panik, mengetahui bahwa ia sekarang sedang terjebak di satu ruangan dengan tiga orang kakak kelas. Dan sialnya lagi, karena di sini hanya ia cewek satu-satunya yang ikut terkunci.

"Dit, lo bisa denger gue?"
Listi bertanya dengan menempelkan kepalanya ke pintu, berharap Adit bisa mendengarnya dengan jelas.

"Iya gue dengar. Lis, lo jauh-jauh dulu sana dari pintu, gue mau coba dobrak lagi!"
Sayangnya ucapan Adit tidak semua dapat didengar oleh Listi, dan ia masih menempelkan kepalanya di belakang pintu.

Listi tidak tau kalau Adit akan mendobrak lagi. Hingga, ketika Adit sudah mendobrak pintu dengan keras, kepalanyapun ikut terkena dobrakan itu juga.

Listi mengerang kecil sambil memegangi kepalanya. Dobrakan tadi cukup kuat, tetapi tidak juga bisa membuat pintu perpustakaan ini terbuka.

"HEH. LO BISAKAN KALO DOBRAK ITU BILANG-BILANG DULU!" Ryan berbicara kepada Adit dengan suara keras. Lalu ia menarik pelan tangan kiri Listi agar menjauh sedikit dari pintu.

"Maaf, kalian bisa mundur dulu?"

Ryan berdecak kecil.
"Ngga usah di dobrak lagi! Mending lo cari Pak Ato sana!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langit SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang