•02•

215 15 0
                                    

Nesya menghela nafas lega, akhirnya ia dapat masuk kedalam sekolahannya. semua itu berkat abangnya, Jika saja abangnya tidak membantunya mungkin ia sekarang sedang tidur dirumah.

"yah, untung aja bisa masuk nih" nesya menghirup udara segar sembari berjalan disekitaran lapangan. Namun sedetik kemudian dia berenti melangkah

"Btw, kok sepi banget ya?—waduh jangan-jangan acara mosnya udah selesai, lah gua masuk kelas mana ni?" monolognya, tanpa aba-aba nesya berbalik guna bertanya kepada satpam sekolah—siapa tau saja pak satpam tau.

Tanpa ancang-ancang yang kuat nesya tidak menyadari ada seseorang dibelakangnya, yang membuat dirinya menabrak orang itu. Karena yang ditabrak lebih kuat, hal itu membuat nesya terpental dan jatuh.

"eh maaf-maaf gua ngga liat" ujar nesya, cowo dengan badan tegap dan tatapan tajam membuat nesya meringis.

'waduh mampus!'

nesya masih duduk dilantai, dirinya berharap ditolong oleh orang yang ditabraknya. Namun sepertinya sia-sia bahkan dia saja hanya menatap nesya saja tanpa berniat menanya bagaimana keadaannya. Nesya menatap name tag cowo tersebut

'davin, kelas 11.anjir kakak kelas'

"eh maaf kak,  tadi ngga liat" ujar nesya dengan lebih sopan karena dia tau bahwa yang ditabraknya adalah kakak kelasnya

"adkel?" suara berat khas pria membuat nesya terperangah dan menatap takjub.

"eh iya kak"

"nama?" nesya terkejut

'dih ganteng-ganteng buta ni cowo, udah tau ada name tag dibaju'

"nesya kak"jawabnya ramah, jujur saja dalam hatinya ia ingin mencolok mata pria dihadapannya. Bukannya ia bisa membaca name tag dibaju nya kenapa harus bertanya, semalas itukah dirinya untuk membacanya?

"Ikut gua"ajak Davin dengan berjalan menjauh dari nesya yg masih melongo, ia sebal bahkan dirinya saja belum berdiri

'bantuin dulu kek'

"Kemana kak?"tanya Nesya linglung

"Ke kelas kamu lah, kamu belom tau kelas kamu itu ada dimana  kan?"jawaban davin mampu membuat nesya sedikit terkejut. bagaimana tidak cowo itu memanggilnya dengan embel-embelan —aku-kamu bukan lu-gua terlbih lagi ketika ia mengucapkan kalimat yg panjang

Ah lupakan mungkin nesya yg terlalu berlebihan, sebisa mungkin nesya menghilangkan rasa gugup dan rasa pede nya. Ia mengikuti davin dari belakang, sepanjang perjalanan menuju kelas tak ada pembicaraan apapun dengan Davin.

nesya agak sedikit canggung dan takut dengannya. Hingga akhirnya mereka berdua tiba di depan kelas X ips2. Kakel itu mengantarkan nesya sampai depan kelas, hal itu membuat seisi kelas memperhatikan mereka berdua

"makasih, thank you kak" ujar nesya dengan tersenyum manis ke cowo yang dipanggilnya davin. Namun hal tak terduga terjadi, davin mengacak-acak gemas rambut nesya dan mengatakan

"bedanya apa? —but Sama-sama"begitulah katanya dan cowo itu langsung melengos pergi begitu saja meninggalkan nesya yg diam seperti patung.

Bukan hanya nesya, seisi kelas yg memperhatikan mereka berdua pun sama halnya semua terkejut melihat apa yg baru saja mereka lihat. nesya pun tersadar dan mengalihkan rasa terkejutnya dan memasuki kelasnya.

Belum sempat ia masuk kedalam kelas, ternyata semua yg berada didalam kelas tengah melihat kearahnya dengan tatapan terkejut dan juga iri

'what the hell'

MY BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang