•03•

121 15 0
                                    

'kringgg kringgg kringgg

Bunyi yg sudah ditunggu-tunggu oleh semua murid tanpa terkecuali nesya. Sedari tadi ia tak fokus dengan guru-guru yg masuk dikelasnya, entah hanya untuk berkenalan ataupun memulai pelajaran,yg jelas ia tak mendengarkannya

Karena bunyi cacing alaska diperutnya lebih menarik perhatiannya dibandingkan guru yg ada didepan kelas, yang entah membicarakan apa. Nesya menghela nafas lega, akhirnya bunyi yg sedari tadi ia tunggu-tunggu muncul juga. Murid-murid yg lain pun sudah beranjak keluar kelas.

Hampir semua anak didalam kelasnya pergi keluar tak terkecuali ella yg mengajaknya ke kantin

"sya, kantin kuyy"ajak ella, nesya mengangguk antusias. namun hasratnya mengatakan bahwa ia harus tetap dikelas, jadi nesya lebih memilih duduk kembali

"anu engga deh, gua dikelas aja"

"yakin nih ngga mau ikut, bukannya dari tadi perut lu bunyi terus?" Ledek Ella dengan kekehan.

"Hehe, gua mager ke kantin"

"Yaudah deh, mau nitip aja kaga, mumpung gua masih baik"tawar Ella membuat mata nesya berbinar, inilah harapan yang ia tunggu-tunggu. Mencari sahabat seperti inilah yang sangat susah didapat

"Beneran nih?, Yaudah gua titip roti aja " nesya menyodorkan uang 10ribuan, tanpa ba-bi-bu ella langsung ngibrit ke kantin diikuti oleh temannya yang nesya sendiri tidak tau siapa namanya. Nesya menatap ruangan kelasnya yang kosong, hampir semua anak keluar kelas

'sepi bngt, bener kata bang nata. hampir semua anak makan dikantin, karena saking takutnya telat. Padahal mah kalo telat juga gapapa kali, wajar'

'lah ngomong-ngomong, kan bang nata mau nganter bekal kesekolah, apa dia didepan gerbang ya?. Gua kesana aja kali ya'

Lagi-dan lagi nesya menabrak seseorang, karena terlalu fokus akan handphonenya. Karena kurangnya ancang-ancang, akhirnya nesya jatuh dengan tidak epicnya. Bahkan membuat lutut terluka dan handphonenya terpental entah kemana

"aduh, maaf gua ga sen—" kalimatnya terhenti ketika ia mendongak ke atas guna melihat siapa yg dia tabrak

Pria dengan Tatapan dingin nan menusuk dengan raut muka datar tengah melihatnya. Kenapa sedari tadi ia dipertemukan dengan pria seperti ini, tapi kali ini bukan davin. nesya melirik label kelas dan sama seperti Davin ternyata dia kelas 11

"maaf kak, ngga sengaja"ujar Nesya dan berusaha bangun tapi lagi dan lagi ia kembali terjatuh. Ia tak bisa bangun, mungkin kali ini lukanya cukup serius. Terbukti dengan pergelangan kakinya yang membiru

'kayaknya besok-besok gua pake kacamata deh' batin nesya

"dmna nesya?" Pria itu bertanya tanpa enggan membantunya berdiri lebih dahulu. Oke kali ini nesya mengecap pria dihadapannya kini dengan nama sengtek-sengaja jutek

"Hah?" Seketika nesya linglung

"Dmn nesya?!"

"oh eh" nesya menjadi terkejut sekaligus takut kala pria itu berbicara dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya

"anu, gua nesya" ketakutan nesya semakin menjadi kala pria itu menatapnya dengan lekat nan menusuk, tanpa aba-aba pria itu menggendong tubuhnya.

Nesya bingung sekaligus syok dibuatnya, pria itu menurunkan tubuhnya perlahan dikursi. Ketakutan nesya yang pertama bukanlah tentang tatapan sang pria, melainkan tatapan orang sekitar yang bisa jadi melihat mereka berdua.

"eh kak anu " nesya gelagapan, pasalnya ini dikelas bagaimana jika ada siswa yg tiba-tiba masuk. Terlebih lagi nesya tak mengetahui siapa pria ini sampai-sampai tadi pria itu mencari dirinya.

MY BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang