"Gwe?" tunjuk rafael pada dirinya.
Novellyn mengangguk kan kepalanya mengiyakan.
Rafael mulai berjalan ke arah novellyn.
"lu lari lari gitu kenapa si?" tanya novellyn yang heran melihat rafael berlari ke arah lapangan.
"lagi pengen aja" jawab rafael asal.
Novellyn hanya ber 'oh'ria.
"lo nyuruh gwe ke sini cuma nanya itu?" tanya rafael datar. Pasal nya ia sedang tidak mood bertele tele, apa lagi menggombal saat ini.sebab perihal menjengkel kan tadi.
'Dih, so cool banget ni cowo, kemarin aja manis banget omongan nya ke gwe, pake gombalin gwe lagi, untung aja gwe anti gombalan receh',, gerutu novellyn dalam hati.
"yaa, enggak lah,,sebenernya gwe tu mau minta tolong sama lu, " ucap novellyn,
"minta tolong apa? "
" gini,, rekan piket gwe yang cowo nya ga bisa bantuin,,soal nya lagi ada urusan katanya".
"terus apa hubungan nya sama gwe" potong rafael.
'Sabarr,, sabar,,' gerutu novellyn dalam hati.
"kan gwe belum selesai ngomong nya,dengerin dulu dong, baru lo jawab" tukas novellyn.
"lanjut" ujar rafael.
"kan rekan cowo gada tu,,lo tau lah kalo cewe mana kuat ngangkat bangku, jadi gwe mau minta tolong sama lo,buat ngangkatin bangku bangku itu, " jelas novellyn panjang lebar.
" nggak mau,, peduli apa gwe bukan kelas gwe juga" celetuk rafael.
"ayolaah,, masa lo tega si biarin cewe kesusahan,, gwe tau kok lo baik, ganteng, pinter lagi" bujuk novellin,, 'sebenernya gwe si ogah bangat ngomong gitu' ucap novellyn dalam hati.
'Mmm,, gak ada salah nya juga si gwe bantuin,,' batin rafael.
" yaudah,,gwe bantuin,, bukan apa apa,, gwe cuma kasian aja ga lebih" celetuk rafael.
'Dih,, bilang aja kali, kalo lo kemakan pujian gwe,, dasar haus pujian' gerutu novellyn dalam hati.
"iyaa,, yaudah, buruan" suruh novellyn.
Rafael hanya mendengus.
Akhirnya mau tak mau rafael juga menganggkat bangku bangku tersebut.
Melihat itu rere dan naina hanya menatap heran. Bisa-bisa nya novellyn membujuk seseorang untuk membantunya.mereka juga baru tau kalo novellyn juga pintar memuji orang lain sampai orang tersebut mau berkorban tenaga untuk novelly.
Jadilah sekarang rafael yang bekerja sedang kan novellyn berdiri seperti seorang bos yang menginstruksi anak buah nya.
Setelah lima menit berlalu akhirnya bangku bangku itu telah tersusun rapi di atas meja.
" udah " ucap rafael.
"Mmmm,, bagus juga yaa kerja lo,, ga sia sia gwe nyuruh lu" timpal novellyn.
" apa lu bilang?,,lu pikir gwe pembokat lu? " kesal rafael.
" eh,, enggak kok,, gwe ga bilang gitu yaa"
Rafael hanya mengedikkan bahunya acuh.
"btw makasih karena lu udah bantuin gwe" tukas novellyn.
"Mmm" balas rafael.
Tak lama setelah itu rafael meninggalkan kelas tersebut sambil melirik kedua sahabat novellyn yang masih sibuk dengan pekerjaan nya.
'dih,,liat yang bening dikit lirik lirik lu,' gumam novellyn saat rafael sudah mulai menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red Angkot
Teen Fiction⚠PLAGIAT DILARANG LIAT-LIAT⚠ I don't like sinder❌ "Semua yang berawal dari ketidaksengajaan, tentang ketidaksengajaan waktu yang mempertemukan, waktu bersama, waktu yang singkat, dan waktu untuk memulai hal baru". "Pertemuan yang tidak pern...