Prolog

1K 62 0
                                    

Semua murni terjadi atas dasar pikiranku sendiri. Aku sudah tidak mampu lagi memaksanya keluar. Bahkan perasaan aneh ini pun muncul tanpa ku sadari. Dia tiba-tiba saja datang, kemudian menyatu denganku. Auranya sangat mendominasi, ia sering kali mengambil alih dan mengontrol diriku untuk berbuat sesuka hatinya. Dia bisa mengendalikan diriku.

Dia tidak bisa hidup tanpa membunuh, hidupnya harus berdampingan dengan warna merah. Darah. Setidaknya harus ada seseorang yang berkorban demi kehidupannya. Layaknya seorang anak kecil membutuhkan mainan agar membuat dirinya merasa terhibur. Wujud makhluk itu sangat menyeramkan dan ia bersemayam dalam diriku?

Terduduk begitu angkuh disinggasana berlapiskan berbagai macam benda-benda favoritnya. Tenggorak, kaki, tangan manusia, contohnya. Dan masih banyak lagi, karena dia menyukai semua itu. Kaki besarnya menyilang, satu tangan menopang rahang besarnya yang tegas, mata merah saga amat sangat tajam, dan kedua gigi pencabik miliknya bak cakar elang. Dia adalah pemilik tubuh ini selain diriku.

Saat usiaku tujuh tahun, untuk pertama kalinya kami bertemu dalam satu dimensi. Dia memberitahuku tentang manusia. Makhluk menjijikan katanya. Bumi adalah tempat berbahaya. Selain itu bumi merupakan tempat hukuman. Jika demikian, lantas mengapa dia mengirimku ke tempat ini?

Dia sangat berniat membunuhku!

Manusia makhluk fana, menganggap segala sesuatu tidak memiliki konsekuensi. Mereka tidak tahu bahwa selama ini, mereka telah ditipu oleh dunia. Menganggap dunia ini abadi layaknya surga.

Apakah kau pernah berpikir tentang seberapa egois dan serahkahnya dirimu?

Makhluk berwujud manusia itu sangat pintar. Mereka bisa melakukan apapun meski terlihat mustahil dilakukan. Haruskah aku menyebut bahwa manusia lebih pintar dari seekor hewan predator?

"jangan khawatir naga kecilku. Sekarang aku sudah berada di hadapanmu. Kau hanya perlu menjalankan tugas dariku. Kau akan bekerja sebagai keadilan, tugas dari sang pencabut nyawa. Seorang Psikopat!" Ucapnya begitu tegas menggema dalam sudut kegelapan bagai sebuah janji yang menakutkan.

Ccrrrat!

Setelah tiga tusukan mengenai perut sang korban, darah segar itu tak sengaja mengenai wajah dan juga tangannya. Ia baru saja merobek perutnya.

"ah sial! Baumu sangat menjijikan" Umpatnya sambil mengusap kasar wajah dinginnya.

Tangannya mulai bekerja. Ah, bagaimana bisa ia membuatnya menjadi secantik ini? Sosok tersebut bergumam puas melihat hasil karyanya sendiri. Sungguh menakjubkan.

Dalam kegelapan tak berujung ini dia hidup. Kegelapan sudah seperti teman setianya. Dia yang dulunya sempat berpikir bahwa kegelapan begitu menakutkan, kini ia mencabut kata-katanya kembali. Dengan seluruh dendam di hatinya, ia mengatakan tidak akan pernah membutuhkan cahaya lagi. Hanya kegelapanlah jawaban dari segala pertanyaannya.

"cantik sekali. Aku tak menyangka akan seindah ini. Aku harus membawanya ke rumah dan menyimpannya di ruang koleksiku" Ucapnya bangga.

"apa kita akan melewatkan kesenangan ini begitu saja? Tanganku masih gatal. Dimana aku harus menemukan mainanku lagi?"

"aku akan gila jika tidak menemukan mainanku. Aku butuh mainan baru!"

—🍓🔪

"hahhah... hahahh.."

Terlihat seorang lelaki tengah berlari terbirit-birit demi bisa menghindari seseorang. Seluruh tubuhnya basah akibat keringat. Namun yang lebih penting dari itu, dia harus segera bersembunyi dari pria gila yang sedang mengejarnya. Nyawanya dalam bahaya!

| Psychopath | Kwon JiyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang