Part 3

277 41 0
                                    

Hari kedua.

Korban masih berada di rumah besar Kwon Jiyong. Neraka bagi mereka yang mati disana. Penjara bagi mereka yang masih terjebak. Tak ada harapan untuk bisa bertahan hidup jika kau sudah memasuki rumah besar mengerikan itu. Kecuali sang tuan rumah berbaik hati menginzinkan para tamunya melakukan negosiasi. Itupun sesuai suasana hatinya.

Hati Gdragon tepatnya. Sebab, jiyong hanya menerima lalu melanjutkan pekerjaannya. Sayangnya, sejauh ini tak ada satupun manusia yang berhasil melakukan negosiasi. Jadi berbaik sangkalah jika jiyong tidak melakukan apapun terhadap korbannya atau— Gdragon sang penguasa di rumah besar itu.

Kau hanya perlu bersiap. Permainan mereka tak bisa ditebak. Kapan dan dimana? Mereka berdualah yang membuat aturan mainnya.

Jiyong tetap menjalani rutinitas seperti biasa tanpa gangguan apapun. Beraktivitas ketika mahatari mulai bersembunyi sampai bumi memulai kehidupan lagi. Tak ada yang berubah, masih sesuai rencana Gdragon. Manusia-manusia itu masih berada di tempat seharusnya. Ya, mereka tidak membuat ulah lagi.

Dan selama dua hari itu pula, korban berada di rumahnya. Bagaimana jiyong bisa melupakan keberadaan panda itu? Jiyong bingung. Sebelumnya ia tak pernah merasakan rasa semangat sedemikian rupa ketika menyambut mainan barunya. Jiyong merasa kalau mainannya kali ini terlihat lebih menarik dua kali lipat. Jujur dia begitu bersemangat.

"enghh.." Lenguan halus terdengar dari mulut kecil itu menciptakan nada indah tersendiri bagi jiyong. Sudut bibirnya tertarik ke atas melihat bagaimana korban mulai bergerak.

Apakah dia harus memakan hidangan pembuka sekarang? Tak baik jika menunggu dingin bukan? Ah tapi Gdragon lebih suka dingin. Sebaiknya ia menunggu.

Sementara hal pertama yang dilihat oleh korban saat matanya terbuka adalah jiyong. Sekali lagi, dia duduk di tempat pertama kali sebelum ia pingsan kembali. Dia seorang lelaki biasa. Lelaki yang memiliki tinggi hampir sama dengan tinggi badannya, memiliki mata sipit berwarna coklat gelap, hidung mancung, bibir tipis, rambut hitam legam dan wajahnya yang tampan.

Tanpa kata jiyong bangkit menuju korban yang menatapnya penuh tanya? Dan dengan santainya jiyong membuka pakaian korban tanpa sedikitpun rasa malu.

"tu-tunggu sebentar.. apa yang kau lakukan arghh!" Jelas korban panik melihat tingkah jiyong yang tiba-tiba saja membuka bajunya tanpa izin.

"yaak apa kau sudah gila? Akh!" Lanjutnya meringis kesakitan. Aish, tidak bisakah dia memintanya secara baik-baik.

Jiyong mengobati luka korban.

"sebenarnya kau siapa? Apa mulutmu semahal itu sampai tidak mau menjawab pertanyaanku?" Ucapnya sedikit menggerutu.

"argh! Apa kau bisa pelan-pelan sedikit? Sakit tahu!" Ia berdesis ketika merasakan kapas berisi alkohol itu menekan lukanya.

Jiyong sengaja. "bisa kau diam?" Kata jiyong dingin, mengeluarkan tatapan membunuhnya. Dia cukup risih mendengar ocehan korban. Padahal jiyong hanya mengeluarkan tiga kata namun auranya sungguh mengerikan.

"m-maaf.." Lirihnya bersalah.

Jiyong tahu, sedari tadi korban menatapnya namun dia mengabaikan. Jika jiyong membalas tatapan tersebut maka kita bisa memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya? Meski pada akhirnya korban akan berakhir sama seperti mainannya yang lain, jiyong ingin mengulur waktu lebih lama lagi, ia ingin bersenang-senang terlebih dulu sebelum permainannya kembali di mulai.

| Psychopath | Kwon JiyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang