Part 1🌵

66 6 0
                                    

Di depanmu aku boleh bungkam. Tapi percayalah, dalam setiap semoga yang aku tinggikan, kamulah orang yang ingin aku genapkan

-Takdir Ini-

@na_supriatna24

🐝🐝🐝

Dor dor dor

"Ica... Cepat bangun, udah siang ini, kamu mau sekolah nggak?" teriak wanita paruh baya yang membuat Ica terbangun dari tidurnya.

"Iyaa ma, Ica bangun ko" jawabnya sambil membuka pintu.

"Ko jam segini baru bangun sih sayang"

"Ica udah bangun ko, udah sholat, cuma tadi ketiduran lagi ma"

"Yaudah sekarang kamu mandi, siap-siap buat sekolah, abis itu kita sarapan"

"Iya ma, ica mandi dulu"

"Yaudah, jangan lama ya" ucapnya sambil mengelus kepala Ica.

"Iya ma"

Setelah selesai mandi Ica pun segera memakai seragam sekolah dengan hijab syar'i. "Kau terlihat manis Ica" ujarnya memuji diri sendiri ketika bercermin. Walau namanya Yunia, tapi nama panggilan setiap harinya adalah Ica. Ica begitu suka dengan panggilan tersebut.

Ketika menuju ruang makan, terlihat tiga orang sedang menunggu, yaitu Papahnya--Adipati Firmansyah, Mamanya--Zahra Aulia Shafar dan Abangnya--Fery Iskandar.

Adipati Firmansyah adalah seorang dokter disalah satu rumah sakit di Jakarta, sedangkan Zahra Aulia Shafar dulunya adalah seorang guru Sekolah Menengah Pertama, tetapi kini ia mengundurkan diri dan fokus menjadi ibu rumah tangga, melayani suami serta mendidik anak-anaknya. Fery Iskandar baru saja menyelesaikan kuliah Strata-1 Program Studi Manajemen Bisnis, dan telah mendirikan sebuah Cafe yang mulai dibangun semenjak masa kuliahnya.

Mereka memulai sarapan dengan khidmat dalam keheningan. Setelah makan selesai, Mama Zahra memecahkan keheningan.

"Icaa, kamu masih bersahabat kan sama Yusuf?" tanya Mama tiba-tiba.

Uhukk uhukk... "I-iya Ma, Ica masih sahabatan ko" jawab Ica kaget serta malu, itu membuat pipinya merah merona.

"Aduu aduu, ada apa nihh, ko ditanya tentang Yusuf, pipinya langsung merah haha" goda bang Fery sambil terkekeh.

"Iihhh abang, Ica cuma sahabatan sama Yusuf" teriakku sambil menatap tajam abangku.

"Hey sudah, jangan berantem pagi-pagi" tegas Papah Firman.

"Iya pah, maaf" ucap aku dan abang serentak.

"Yaudah, Ica ini bekal kamu dan juga buat Yusuf, tolong kasih kan yaa" ujar Mama yang membuat pipi Ica kembali memerah.

"I-iya Ma, na-nanti Ica kasih ke Yusuf" balas Ica gugup.

"Yaudah Ma, kita berangkat dulu ya, assalamualaikum" ucap Firman sambil mengecup kening istrinya, dan dibalas Zahra dengan mecium tangan suaminya. Suasana ini selalu membuat Ica iri.

"Assalamualaikum Ma" ucap Ica dan bang Fery bersamaan.

"Wa'alaikumussalam, hati-hati"

Ica, Papah dan abangnya berangkat bersama, Mengantarkan Ica terlebih dahulu kesekolah, lalu pergi ke cafe dan rumah sakit, kebetulan cafe Fery terletak disebelah rumah sakit tempat Firman bekerja.

🐝🐝🐝

"Yusuf, sudah siap berangkat sekolah kah?" tanya uminya--Hasna Safitri ketika aku keluar dari kamar.

Takdir IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang