2

913 80 5
                                    


   Kepalanya menengok ke belakang mengecek apakah orang itu masih mengejarnya atau tidak, ternyata oknum yang di anggap nya orang gila itu sudah tidak ada. Taeyong memperlambat larinya dan berhenti, sambil mengatur napasnya dia memperhatikan sekitarnya, menghela nafas sekali lagi dia sungguh tidak tau ada di mana sekarang, niat nya untuk mengunjungi sepupunya malah berakhir dengan dirinya yang tersesat, dia merutuki ponselnya yang mati, oleh karena itu dia tidak bisa menghubungi sepupunya, mencoba bertanya ke orang malah berakhir dengan dirinya di kejar orang gila.

"Hhh sial, dimana ini, ya Tuhan Taeyong lelah sekali, Bunda ayah tolong Taeyong. "

Taeyong yang masih mengatur nafasnya seketika terdiam saat merasa ada yang menepuk bahunya, dengan perlahan Taeyong membalikan badannya sambil memejamkan matanya, Taeyong sangat takut bila orang gila itu ada di belakangnya. Perlahan taeyeong membuka matanya dan setelah melihat orang itu dia pun langsung berteriak dan memeluk orang itu,

"Aaaaaa KAK TEN? "

Orang itu adalah Ten sepupunya Taeyong, Ten pun sama kagetnya apalagi mendengar Taeyong yang berteriak sambil memeluknya,

"Kamu kenapa sih Yong, bikin kaget aja,? "

"Kak Ten ,Taeyong takut, tadi Taeyong dikejar orang gila. "

"Loh kok bisa sampai dikejar? "

"Tadi tuh Taeyong gak tau jalan ke rumah kak Ten, mau nelfon kak Ten tapi handphone Taeyong mati, akhirnya Taeyong coba tanya ke orang, tapi ternyata dia orang gila, dia tarik-tarik tangan taeyong, terus Taeyong lari malah dikejar,, huweeee Taeyong takut kak. " Ceritanya panjang lebar.

"Shuttt sudah-sudah jangan nangis dong, lagian orang gilanya udah gak ada kan, maafin kakak juga ya, seharusnya kakak suruh A Johnny buat jemput kamu."

Taeyong yang masih memeluk Ten sambil sesenggukan pun menggeleng kan kepalanya.

"Kak Ten gak salah kok, Taeyong nya aja yang gak hati-hati" Ten pun hanya tersenyum sembari melepaskan pelukannya.

" Yaudah kita pulang yah, ini udah sore, biar kamu bisa cepet istirahat, kakak juga takut Haechan udah bangun, yuk." Ucap Ten sambil merangkul Taeyong untuk berjalan.

Taeyong hanya mengangguk dan mulai berjalan bersama Ten, sepanjang jalan sesekali Ten menanyakan bagaimana perjalanannya dari kota ke kampung dan juga menanyakan keadaan orang tua Taeyong.

.
.
.
 
Malam dikediaman Pak Suganda ada Jaehyun lengkap dengan sarungnya yang sedang duduk di bale depan rumahnya, dirinya menatap langit sambil sesekali tersenyum dan tertawa sendiri.

Di depan pintu, pak suganda yang melihat anaknya tersenyum dan tertawa sendiri pun mengernyit bingung, sempat berpikir apakah anaknya gila karena belum juga menikah?
Pak suganda pun menggeleng kan kepalanya membuang pikiran buruk tentang anaknya,  merasa penasaran pak Suganda pun mendekati Jaehyun, setelah berada di samping anaknya pak suganda memperhatikan sekali lagi anaknya yang masih saja tersenyum, merasa anaknya tak menyadari kehadirannya, pak Suganda pun tiba-tiba memegang dahi Jaehyun dengan satu tangannya lagi memegang dahinya sendiri.

Jaehyun langsung saja kaget, melihat ke arah pak Suganda atau abahnya dengan mata membelalak.

"ABAH TEH KENAPA SIH? BIKIN KAGET AJA. " Jaehyun yang kesal pun replek berteriak.

Pak suganda langsung memukul belakang kepala Jaehyun main-main.

"Kamu tuh yang kenapa, bikin abah khawatir aja. "

"Emang abah khawatirin apa? " Tanya Jaehyun masih mengusap kepalanya yang dipukul abahnya.

"Itu kenapa kamu malam-malam senyum sendiri ketawa sendiri, udah kaya orang gila aja, apa jangan-jangan kamu kesambet? "

PERJAKA KAMPUNG  (JAEYONG) On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang