🍁Little Sickness🍁

480 49 6
                                    

🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Pria itu meletakkan sebuah nampan berisi susu cokelat dan roti bakar di atas nakas dengan hati-hati, menghela napas, kedua matanya terlihat cekung karena semalaman menjaga wanita cantik yang tengah berbaring dengan peluh yang menitik dari dahinya, gadis itu sesekali meracau dalam tidurnya dan membuat isakan kecil yang keluar dari bibirnya.

Seperti sebuah de ja vu, hanya saja kini keduanya lebih mirip pesakitan yang saling ingin melarikan diri.

"Rhae, sudah pagi, ayo bangun, kau harus sarapan." Kyu Hyun menepuk-nepuk bahu Rhae Hoon sebentar, dan tersenyum lembut saat menemukan kedua mata Rhae Hoon terbuka lebar. Yang gadis itu lihat pertama kali di pagi buta, di kamar pribadinya, adalah sosok Kyu Hyun yang masih mengenakan kemeja dan celananya semalaman, pria itu nampak kelelahan dan raut wajahnya penuh penyesalan.

"Kau belum pergi? Kau menjagaku semalaman?"

"Aku tak bisa kemana-mana, aku yang menyebabkan traumamu kambuh, aku sangat menyesal," rutuk lelaki itu lirih.

"Itu karena kau tak pernah menurutiku," balas Rhae Hoon sembari duduk, "pulanglah, tidak ada yang bisa kita bicarakan lagi."

"Kau sungguh ingin mengakhiri semuanya?" tanya Kyu Hyun hati-hati, semalaman kepalanya hampir berasap memikirkan jalan terbaik bagi keduanya, entah mengapa melihat Rhae Hoon menderita membuatnya berpikir bahwa merelakan gadis itu mungkin adalah pilihan terbaik.

"Ya, aku sudah tidak menyukai hubungan ini," ujar Rhae Hoon tanpa berani menatap mata Kyu Hyun.

"Baiklah, mari kita akhiri."

Ada saat dimana perpisahan adalah masa terbaik untuk introspeksi diri, memeluk kerinduan untuk kemudian mencari jawaban atas ragu yang melanda, itu yang tengah keduanya alami, Kyu Hyun diam-diam mencoba berjanji pada dirinya sendiri untuk bersabar.

"Tapi sebelum kita berpisah, bisakah kau beri waktumu hari ini, dua jam saja bersamaku?" pinta Kyu Hyun, Rhae Hoon yang mendengarnya hanya mengerjap-ngerjap tak mengerti, baru saja ia merasa lega namun kini ia dibuat kebingungan lagi.

"Dua jam?"

"Ya, dua jam saja. Setelah itu aku janji takkan mengganggu hidupmu lagi."

***

Bellos Boutique, 06.45 p.m

Senja sudah merayap di batas kota, cakrawala telah memerah bersamaan lalu lalang kebisingan Seoul yang tertib ramai, bersamaan dengan itu sosok pria tinggi membukakan pintu mobil Audy keluaran terbaru, dan dari kursi penumpang nampak seorang gadis yang memakai baju hangat menerima uluran tangan sang pria dengan ragu.

"Untuk apa kita kesini Cho Kyu Hyun?" tanya Rhae Hoon saat tubuhnya telah masuk dan meneliti segala penjuru rumah mode kenamaan yang berada di pusat kota, melihat jajaran pakaian yang ada di butik ini saja, dia bisa menebak kalau harga tiap potongnya akan membuat dirinya sakit kepala.

When The Love FallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang