5. Mission Five : Side of Him + Conffesion

1.1K 152 54
                                    

[NOTE : KARENA INI SISI DARI KISUMI MUNGKIN AKAN TERLIHAT SANGAT MEMBOSANKAN KARENA KATA-KATA SUPER PANJANG. SILAHKAN YANG INGIN MEMBACA:)]

SEJAK pertama kali melihatnya memang hanya gadis itu saja yang menarik perhatian pemuda itu, pada hening perpustakaan, pada saat wajah keduanya bertatap dalam diam. Sangat tidak disangka bagi pemuda itu bahwa jantungnya berdesir aneh namun nyaman, ini terlihat aneh, tapi setiap saat perempuan di sekolahnya menyatakan cinta pada pemuda itu, ia hanya diam tergugu sambil tersenyum berkata "Maaf, tapi aku tidak berniat untuk berpacaran"

Tidak sombong, tapi memang benar kenyataannya bahwa pemuda itu sangat populer di sekolahnya tidak jarang ia terus menerus menjadi sasaran kokuhaku para kouhai maupun senpainya. Namun, jawabannya tetap sama, hanya teman tidak lebih. Entah kenapa rasanya ia terlalu muak melihat perempuan yang selalu berpura-pura seperti itu, yang menaikkan kepopuleran melalui dirinya. Walaupun pemuda itu di gadang-gadang sebagai Prince Charming, namun tetap saja ia hanya ingin dipandang sebagai pemuda biasa.
Namun diam-diam pemuda itu terus berharap bahwa waktu akan berhenti berputar seperti sekarang, karena menyelami manik gadis ini serta merasakan detak jantung yang berpacu cepat adalah hal yang langka pemuda itu inginkan.

.
.

Saat dalam Gymnasium sorak sorai yang terus menerus berteriak nama pemuda itu adalah hal yang wajar dilakukan para siswi yang mengidolakannya, sudah biasa pula para rekannya selalu menaruh kesal karena pemuda dengan surai salmon pink ini selalu mendapatkan banyak surat cinta. Namun saat pemuda itu bertingkah 'alami' didepan gadis yang memberikannya sebuah minuman serta handuk, percayalah bahwa raut wajah pemuda itu memunculkan rona merahnya. Biasanya rekan basketnya selalu tahu bahwa pemuda dengan manik purple itu akan selalu menolak ajakan perempuan yang mengajaknya untuk kecaffe, arcade, ataupun ke mall, banyak lagi. Namun, entah kenapa kali ini seorang Shigino Kisumi pertama kali mengiyakan ajakan gadis dengan tubuh mungilnya, bahkan rekan basketnya saja 100% yakin kalau Kisumi tidak mengenal nama gadis itu.

Tidak ayal, bahwa pemuda ini memang banyak yang menyukai pasalnya ia selalu tersenyum ceria bahkan mendengar tawanya saja bisa membuat perempuan akan jatuh cinta dalam hitungan detik saja. Tapi, untuk kali ini pemuda itu merasakan perasaan aneh yang menggerogoti hatinya. Biasanya Kisumi adalah orang yang cenderung periang pada siapapun yang ditemuinya, hanya saja kenapa hari ini pemuda itu hanya diam dengan manik matanya yang terus-terusan mencuri pandang pada gadis itu. Sedikit terkekeh, Kisumi memasukkan kedua tangannya pada saku celananya, hanya terdiam menikmati angin sore yang menyapu wajahnya. Keheningan lima menit yang menurutnya sangat nyaman, pikirnya ia harus memulai pembicaraan terlebih dahulu namun tiba-tiba gadis itu bertanya padanya hanya saja ia tidak mengerti harus menjawab apa.

Lalu ia sangat ingat bagaimana gadis itu yang tersenyum lembut karena ceritanya yang hanya dipenuhi klub basketnya. Biasanya seorang perempuan akan merasa kesal jika bicara dengan hal yang berbau olahraga, namun gadis itu berbeda. Kisumi menjadi lebih bisa mengekspresikan dirinya sendiri saat itu, bercerita tentang adiknya serta trauma yang dialami oleh anak itu. Entah kenapa dengan gadis ini Kisumi dapat menceritakannya. Ah benar sangat lucu saat gadis itu memberikan dua buah permen lolinya serta memberikan saran padanya, namun nada yang saat Kisumi tangkap saat gadis itu berkata demikian hanya kesedihan didalamnya. Sebenarnya Kisumi ingin bertanya "Ada apa? Kenapa kau memasang wajah seperti itu?" Hanya saja ia masih ada keraguan dalam hatinya jika bertanya demikian. Keduanya berhenti pada halte, sebenarnya pemuda itu ingin berbincang lebih dengan gadis ini tapi tidak mungkin pemuda itu bilang "Tidak bisakah kita mengobrol lebih lama lagi?" Gila apa.

Kisumi mengangguk berjalan kemudian, namun saat itu langkahnya berhenti dengan gadis itu yang berkata "Bolehkah kita bertukar e-mail?" Adalah hal yang membuat pemuda itu bahagia.

𝐏𝐄𝐊𝐀 𝐃𝐎𝐍𝐆 || S. KisumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang