Ini sudah pukul 3 sore. Hermione melihat ponselnya dan Draco mengirimi pesan lokasi. Ia akan pulang ke apartemen Draco. Karena rumah mereka belum di renovasi, jadinya mereka tinggal di apartemen yang jaraknya tak begitu jauh dan masih satu kawasan.
Sebagai wanita karir, pukul 3 sore belum ada apa-apanya. Tapi ia sudah menikah, dan ia sangat ingin membuat Draco terkesan. Entah untuk apa. Memikirkan siapa yang bisa ia hubungi untuk ini, Hermione akhirnya menelpon seseorang.
"Halo? Ginny?"
Hermione melambaikan tangan di depan jalan dan sebuah taksi berwarna Oren berhenti didepannya. Ia memasuki taksi itu lalu melihat ponselnya aneh.
"Ah, ya! Kenapa Mione? Tadi aku sedang minum air."
Hermione bergumam tentang alamatnya dan taksi itu mulai berjalan. "Apa kau sedang sibuk? Aku ingin bertanya sesuatu padamu."
"Tidak, kebetulan ini sedang jam istirahat."
Hermione mengangguk seolah Ginny akan melihatnya. "Bagaimana cara membuat pria terkesan ya?" Terdengar suara kaget di ujung sana. "astaga! Untuk apa kau membuat pria terkesan? Dengan diam saja kau membuat pria terkesan Hermione, astaga bibirku yang suci ini mulai memujimu! Begitu menjijikan."
Hermione tertawa kecil, "Ah, bukan begitu Ginny. Kau tau bagaimana keadaanku sekarang. Sudah pasti pria itu terkesan pada wajahku, tapi aku ingin sesuatu yang berbeda! Membuatnya terkesan dengan hal lain misalnya? Kau kan tau aku tak begitu ahli tentang ini." Kata Hermione terdengar memohon.
Ginny tampak menghela nafas, "astaga, pria menyebalkan itu lagi. Dengar Hermione, ku sarankan kau tak bertingkah macam-macam karena sungguh Malfoy adalah pria paling menyebalkan sejagad raya. Tapi jika kau memaksa, baiklah. Pria itu menyukai masakan. Menikah adalah masakan wanita, anak, dan kehebatan pria di ranjang. Sialan, Oh demi Merlin! Astaga, aku mulai membayangkan kegiatan mesum itu! Pipiku memerah Mione! Apa aku merindukan Harry? Oh my, sepertinya benar aku merindukan pelukannya."
Hermione yang semula mendengarkan secara serius mulai tertawa kecil, Ginny memang kadang terlalu dramatis untuk ukuran seseorang yang begitu Sassy. Entah kenapa ia justru jatuh cinta pada si pak polisi, Harry Potter yang sangat menyebalkan karena terlalu berani dan suka mengambil resiko. Telah sampai, Ia pun memberikan uang 20 poundsterling. "Maaf Nona, apa anda punya uang pas? Ini terlalu besar, dan kau pelanggan pertamaku."
Hermione menjauhkan ponselnya, lalu menolak uang itu kembali. "Ambil saja paman, terimakasih sudah mengantarku." Paman itu tersenyum dan berterimakasih. Hermione kembali mengobrol dengan Ginny dan mulai memasuki apartemen mewah Draco.
"Astaga, berapa pria itu membeli apartemen ini." Gumam Hermione yang ternyata di dengar oleh Ginny. "Kau dimana Mione? Apartemen? Bukannya kalian tinggal di rumah?"
"Aku di Apartemen Draco. Ah rumah itu belum selesai, nanti pindah kalau sudah selesai." Jelas Hermione. "Menurutmu, Masakan apa yang mudah di buat?"
"Kau mau memasak?"
"Tentu saja! Untuk apa aku bertanya padamu jika aku tak melakukannya?" Hermione terdengar kesal. Sedangkan Ginny di ujung sana terlihat dua kali lipat lebih kesal. "Jangan mengada! Kemampuan masakmu bahkan lebih parah dari murid Sekolah Dasar. Beli saja di luar, Malfoy takkan sadar kalau kau beli. Itu yang terbaik Mione. Kau akan menyesalinya nanti."
Hermione mencebik bibir kesal. "Tidak. Dia bersikap baik padaku tau."
"Whatever, jangan menyesalinya nanti. Tak ada yang bagus dari si sinting Malfoy kecuali kemampuannya mengoperasi pasien. Ah Hermione, makanan ku sudah siap. Aku makan dulu, bye!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Duen De || Dramione
FanfictionTo mysterious power of art to deply move a person. [All character belongs to JK. Rowling. Cerita murni dari ide saya, tolong jangan copas ya!] Warning! ⚠️ Cerita bergenre 17+ dimohon bijak ya pembaca sekalian 😊