4.

1K 121 12
                                    

"Baiklah, terima kasih atas analisa Anda dan saran anda terkait penyakit yang sering terjadi di kalangan anak muda, Dokter Albert." Ucap Hermione tulus diiringi senyum sopannya, lelaki di sebrang sana menaikkan kacamatanya lalu mengangguk sopan.

Wanita berumur hampir kepala tiga itu berjalan anggun sambil menekan kertas teks presenter nya lalu tersenyum kearah kamera di arah barat daya. "Demikianlah Bincang Sehat bersama Dokter Albert, terima kasih atas pertanyaan atas rasa ingin tahu netizen yang sudah mengirimkannya melalui akun email kami. Bagi kalian, yang ingin bertanya seputar kesehatan, dapat di kirimkan ke email kami. Kami mohon maaf apabila ada pertanyaan yang belum terjawab, mungkin kalian bisa menanyakannya langsung ke akun sosial media Tuan Albert. Bukan begitu dok?" gurau Hermione ramah.

Dokter berumur 32 tahun itu hanya tertawa saja lalu mengangguk, "boleh ibu presenter." Balasnya sambil tertawa ringan.

"Terima kasih pak dokter, saya Hermione Granger nee Malfoy pamit undur diri. Sekian dan terima kasih! Tetap jaga kesehatan kalian dan pastikan melakukan check up kesehatan 2 kali setahun!" Ia tersenyum menampilkan gigi rapihnya lalu berbalik dan duduk di kursi tinggi miliknya.

"CUT!" teriak sutradara.

Para staff acara langsung berteriak lega dan saling tersenyum ke arah Hermione. Tak lupa memberikan ucapan maaf dan terimakasih berkali kali ke arah mereka -Hermione dan Dokter Albert-.

"Selamat atas pernikahanmu, Nyonya Malfoy." Ungkap dokter Albert sambil mengulurkan jabatan tangan. Hermione menarik alis bingung sebelum akhirnya ikut tersenyum dan balas menjabat tangan pria yang hampir seumuran ayahnya itu.

"Terima kasih, dokter Albert. Terima kasih juga sudah datang ke acara ini, di jam sibuk Anda." Balas Hermione, ia tampak menekan bibirnya kedalam. Berusaha menahan sakit di perutnya akibat haid pertamanya setelah menikah.

Dokter Albert memincingkan mata aneh lalu melirik perut yang terbungkus blouse putih itu. "Maaf, dokter. Saya sepertinya salah makan, saya permisi dulu."

Belum lagi pria berjas itu menjawab, Hermione sudah berlari kecil. Mau dipikir-pikir pun wanita itu terlihat bersikap aneh. namun yang dilakukannya hanya melihatnya datar lalu tersenyum kecil, seolah menemukan sesuatu yang menarik.

...

Draco menggaruk hidungnya gatal, ia menoleh tak selera kearah tumpukan berkas di depannya. Ruangan berukuran 3×4 ini tampak sunyi karena jam kerjanya sudah lewat.

Demi apapun, ia malas melakukan apa sekarang. Ini seperti bukan dirinya.

Ia mengecek jam di tangannya lalu menghembuskan nafas kasar. Kantung mata hitam di bawah lingkaran mata seolah mengatakan ia butuh waktu tidur sekarang.

Akhirnya pria itu bangkit, melepas jas dokter dan menggantinya dengan jas abu-abu miliknya. Bahkan untuk menggantinya saja ia melakukannya secara perlahan sebab tenaga yang ia punya sudah terkuras habis di meja operasi selama 2 hari berturut-turut.

Kakinya melangkah keluar, dengan wajah tertunduk dan berharap tidak ada satupun orang yang lewat apalagi bertanya-tanya soal kondisinya. Bukan berarti ia tak suka di perhatikan, ia hanya lelah dan orang lelah tidak butuh pertanyaan karena bernafas saja sulit apalagi menjawab pertanyaan.

Sampai di mobil ia masih bersandar terlebih dahulu, membuka dan menutup matanya seolah memastikan ia dalam kondisi bisa membawa mobilnya. Ia baru ingin menghidupkan mesin mobil, namun malah lewat perempuan dan parahnya berhenti di depan mobilnya.

Astaga, apalagi ini..

Tau kan tempramen Draco Malfoy itu buruk? Ya, kalau sakit bisa lebih buruk. Tapi ia tidak dalam kondisi sakit, melainkan ngantuk berat. Ia berharap gadis itu segera pergi dari depan mobilnya karena sungguh ia sangat sangat tidak mau mengeluarkan omongan kasarnya.

"Aku sudah bilang! Aku akan membocorkan ke media kalau kamu masih menutupi hubungan kita!"

Dan sekarang gadis gila-sebutan draco pada si gadis- itu berteriak kencang didepan mobilnya. Draco mengerjapkan mata, merasa ini adalah rumah sakit umum bukan rumah sakit jiwa. Kenapa gadis gila itu bisa sampai kesini dan berteriak-teriak?

"Kamu! Dengarkan ucapanku dan mari kita bicara di apartemen okey? Jangan berteriak, ini adalah rumah sakit. Banyak orang disini, hm?" Datanglah si lelaki ntah darimana dengan setelan biru muda. Astaga, melihatnya saja membuat mata draco seperti tercolok.

Si lelaki tampak menarik lengan si gadis gila, gadis itu tampak menggeleng keras dan berusaha melarikan diri. Draco mendengus, ia bisa memprediksi jika mereka melakukan hubungan terlarang. Tapi entahlah, itu bukan urusannya dan kerja bagus Pacar gadis gila! Karena Draco harus meninggalkan lokasi ini sebelum ia mati kehabisan nafas.

Sepeninggal mereka, Draco langsung menyalakan mesin mobilnya dan bergerak secara cepat. Hari ini ia memakai mobil yang kacanya terlihat gelap dari luar sehingga orang luar tak bisa melihat dalam mobilnya. Bukan tanpa alasan, ia hanya tak suka privasinya diganggu.

Kepalanya yang tadi sudah mendingan langsung berdenyut bukan main, persetan dengan pasangan sinting itu ia butuh sesuatu untuk membuat dirinya tenang saat ini sebelum ia menghancurkan dunia - oke itu jelas tidak mungkin. Mungkin ia akan menghancurkan rumah tangganya?

Oke, itu adalah pilihan paling gila yang bisa Draco pikirkan saat ini.

...

Ron mengusap kedua tangannya begitu merasa udara malam ini berbeda dari hari sebelumnya. Lebih dingin, dan ... Terasa mencekam. Ia mengeratkan kembali jaket MU premium miliknya. Yah, memang premium bukan original, dia bukan si Malfoy yang sendal rumahnya saja setengah juta, tapi setidaknya lebih dari cukup untuk menghangatkan tubuhnya.

Pemuda itu tengah berolahraga. Iya kalian tak salah baca, Ron sedang berolahraga. Pria pemalas dari keluarga Weasley itu merasa jantungnya berdegup tak beraturan akhir-akhir ini, ia pikir itu karena minimnya ototnya bergerak. Akhirnya ia memutuskan untuk berlari kecil kali ini.

Seperti disetrum listrik, ia mendadak berhenti dengan mata membola. Diliriknya kanan dan kiri, lalu menepuk pipinya yang saat ini menjadi merah. Kontras sekali dengan kulit putihnya. Lelaki berjas mahal ada di jarak 3 meter darinya, memandang ke arah sungai di pusat kota dengan pandangan gal- tidak, tidak mungkin seorang Malfoy gila harga diri melakukan itu!

Hey, tarik pikiran romantis kalian!

Awalnya ia hendak menyapa Draco, suami teman dekatnya. Namun mengingat track record bagaimana bajingan sinting itu berbicara, mungkin tidak. Berbicara dengan Draco, sama saja masuk ke perkebunan cabai. Ah koreksi, Draco adalah cabai itu sendiri.

Ron mungkin tak mengenal Draco dengan baik, wajar saja kalau bertemu antara Draco yang memancing keributan dengan omongan pedasnya atau Ron yang menahan diri untuk tidak memukul anak konglomerat nomor satu di Negeri ini. Saat pertama kali mendengar omongan Draco, ia bingung dengan pelajaran tata Krama di keluarga nomor satu itu. Lebih bingung lagi, bagaimana bisa manusia bermulut pedas itu memiliki teman?

Dunia pasti sudah gila. Pikirnya begitu melihat Blaise, Theodore, dan si perempuan berambut pendek yang menjadi istri si pria berkulit eksotis.

Kalau di hitung, Hermione Granger nee Malfoy juga termasuk gila karena mau berumah tangga dengan lelaki bermulut perempuan ini.

Langkah kakinya bergerak maju sambil menunduk, mencoba kabur dari Draco. Yah meskipun kemungkinan Dokter sinting itu memanggil namanya sangat-

"Weasley?"

-tipis.

Ron mendadak mengerti mengapa hari ini terasa lebih mencekam daripada biasanya, Draco Malfoy si Dokter sinting bermulut pedas memanggil namanya.

....

Maaf tiba tiba update padahal udah janji bakal rajin nulis. Aku tiba tiba  bingung cara nulis, semoga tulisanku kali ini gak berubah jadi aneh- anu maksudnya ga berubah drastis sampai kalian bosan.

Aku juga lupa nama karakternya t__t kalau ada waktu aku akan percepat updatenya. Terima kasih udah komen dan vote, maaf gabisa balas semua komen padahal aku yg minta 😭. Gak nyangka banget story' yg ku post sesuka hati bakal banyak yg minat.

Untuk yang udah vote, komen, dan baca berulang kali, terima kasih semuaa ❤️


Duen De || DramioneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang