Keluarga Granger bukan dari kalangan sosial kelas atas. Mereka hanya keluarga sederhana yang tinggal di London, Inggris. Ayah dan Ibunya adalah dokter gigi. Mungkin mereka cinta lokasi saat memulai bisnis ini.
Tak seperti anak lainnya pula, Hermione tak di wajibkan menjadi dokter. Ia adalah anak tunggal, mungkin ayah ibunya sedikit berbelas kasihan padanya. Jadinya ia boleh memilih jurusan kuliah yang ia sukai, dan sekarang wanita itu menjadi presenter di sebuah acara tv nasional. Namanya di kenal baik, tak ada satupun skandal mengenainya.
Ia tak pernah di kekang, tak pernah di batasi pernikahannya. Tetapi tiba-tiba, Kakeknya itu datang ke rumah dan mengatakan Hermione harus menikah dengan cucu temannya.
Hell, Hermione mana mau!
Ia masih berumur 29 tahun, ia bahkan belum mengambil S-2 nya karena ia begitu sibuk bekerja. Ia mana ada waktu untuk menikah! Membayangkan ia harus mengurus suami sekaligus pekerjaan. Ugh, kepalanya begitu sakit ketika membayangkannya. Lagipula siapa pria yang akan di jodohkan dengannya? Pasti pria itu udik, menyebalkan, dan akan melarangnya bekerja dan kuliah. Pria dengan pikiran konyol bahwa istri haruslah di rumah dan hanya mengurus rumah tangga. Salah satu tipe pria yang akan Hermione tolak mentah mentah meski pria itu tampan sekalipun.
Hermione menolak, ia memberontak. Untuk pertama kalinya, Ayahnya marah besar. Ia menyuruh Hermione menerima saja perjodohan ini karena Hermione tak punya teman kencan dan meyakinkan pria ini adalah pria baik yang takkan mengatur-ngatur kehidupannya. Ayahnya berjanji, karena Ayahnya tau sendiri siapa pria itu.
Hah, kenapa semua orang tau siapa yang akan di jodohkan dengannya sedangkan dia tidak? Sebenarnya siapa yang akan menikah disini sih? Pikir Hermione sebal.
Selama seminggu Hermione memikirkan ini dengan matang, ia menerimanya. Meski dengan keberatan, tapi ya intinya ia menerima saja. Mungkin Hermione harus membuat kontrak antara ia dan calon suaminya kelak, dan ketika pria itu menolak atau melanggar ia akan menggugat cerai suaminya. Masalah selesai!
Setidaknya itu yang ada di pikiran Hermione. Sebelum akhirnya berjumpa dengan pria yang akan menjadi suaminya.
Draco Malfoy.
___
"Jadi kau calon suamiku?"
Hermione selalu menemukan pria tampan. Ia bekerja di dunia hiburan, tentu saja yang ia jumpai hanya pria dan wanita berkelas. Tapi tak pernah sekalipun wanita itu menemukan yang seperti dirinya.
"Ya, Aku Malfoy. Draco Malfoy. Dan kau Hermione Granger?" Oke, mari kita deskripsikan pria ini. Ia memakai kemeja berwarna abu-abu dengan celana kain menggantung berwarna hitam. Sepatunya berwarna hitam-putih dengan logo Vans, lalu jam tangan rolex. Singkatnya, pria ini pasti dari kalangan kelas atas. Astaga, dari raut mukanya saja Hermione tau bahwa pria ini mahal.
Hermione mengangguk, "Yap. Aku Hermione Granger. Maaf tadi aku harus izin dulu dengan atasanku. Untungnya restoran ini lumayan dekat dengan tempat kerjaku. Ah, aku seorang presenter, apa pekerjaanmu Mr. Malfoy?"
Sebagai seorang yang telah bekerja di dunia hiburan selama lebih kurang 5 tahun, Hermione tau caranya bersikap. Wanita ini sopan, dan itu cukup membuat Draco yakin bahwa Ibunya menyukai wanita ini karena first impression nya bagus. Bahkan untuk pertama kalinya bertemu, Hermione begitu memukau. Ia memakai blouse berwarna pink dan rok span berwarna putih, high heels yang sama dengan warna roknya, serta rambut coklat bergelombang yang sengaja di gerai.
Ia cantik. Hal ini sudah cukup menambah poin plus di mata ibunya.
"Tak masalah, dan Aku dokter." Lelaki itu tampak memanggil seseorang dan segera memesan makanannya. Pria itu memandangnya lagi, kali ini dengan pandangan angkuhnya. "Jadi kenapa kau menerima perjodohan ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Duen De || Dramione
Hayran KurguTo mysterious power of art to deply move a person. [All character belongs to JK. Rowling. Cerita murni dari ide saya, tolong jangan copas ya!] Warning! ⚠️ Cerita bergenre 17+ dimohon bijak ya pembaca sekalian 😊