Galaksi•Angkasa•Langit - Amarah Angkasa

3.6K 211 7
                                    

Galaksi
Angkasa
Langit



Hari demi hari berlalu, sudah terhitung satu minggu senja bersekolah di sini. Begitupun kedekatannya dengan langit, semakin lengket seperti lem lalat. Bahkan banyak yang mencibir senja karena kedekatannya dengan langit.

Banyak fans langit yang menatap penuh iri senja, ada yang menyindir bahkan ada yang secara terang-terangan menyuruh senja untuk menjauhi langit.

Galaksi dan angkasa, tentu saja mereka mati-matian menahan emosi mereka ketika berada di sekolah, lebih tepat nya saat melihat senja dan mereka akan meluapkan nya saat di rumah dengan samsak yang sesungguh nya bukan langit loh..

Galaksi dan angkasa sudah mengingatkan langit beberapa kali, bahkan setiap hari hanya saja di hiraukan oleh langit. Seperti saat malam ini, kebiasaan mereka untuk meluangkan waktu untuk berkumpul bersama.

Hanya saja awan papa mereka dan bintang mama mereka sedang melakukan bisnis di luar kota.

Mereka bertiga sedang menonton film hantu di kamar galaksi, kamar favorit mereka karena kamar galaksi selalu rapih dan apa saja yang mereka butuhkan ada di kamar abang tertua mereka itu.

Sebenarnya kamar angkasa sama seperti galaksi, sangat rapih malah. Hanya saja saat angkasa sedang dengan kondisi tidak baik bisa di katakana sedang berubah menjadi serigala lah pasti kamar nya akan menjadi pelampiasannya.

“ya ampon tuh pocong apa cabe-cabean, apa cabe-cabean yang merangkap jadi pocong. Dempul nya sekilo kali ya.” Komentar langit ketika melihat sesosok poci di layar televisi.

Sedangkan angkasa menatap malas adeknya itu, selalu saja kalau nonton film sama langit tuh harus ekstra sabar.

Udah kayak juri Indonesia idol, beda nya langit setiap Adegan selalu aja comment. Bahkan galaksi dan angkasa kaget saat melihat film hantu bukan karena adegan jumpscare nya melainkan teriakan langit yang menggelegar untung aja tetangga pada sabar punya tetangga yang ganteng kayak mereka.

Drttdrrt..

Ponsel langit bergetar, langit segera melihat siapa yang menelpon nya dan seketika senyum langit merreka.

“gue angkat telpon dulu ya, bye abang-abang gue tersayang.” Pamit langit dengan gaya yang dibuat genit.

“duduk.” Ucap angkasa tegas.

“lah gimana sih abang nya langit yang ganteng kan langit udah bilang tadi mau angkat telpon.”

“biarin lah sa, emang siapa sih?” Tanya galaksi.

“senja.” Jawab langit.

“duduk.” Kini galaksi lah yang mengucapkan kata yang sama dengan angkasa.

“kenapa sih, udah berapa kali gue jelasin ke kalian.” Ucap langit yang mengepalkan tangannya menahan emosi.

“kita udah sepakat kan kalau kita lagi ngumpul bareng kayak gini gak ada yang boleh ninggalin kumpul kayak gini. Loe sendiri kan yang bilang dan sekarang loe langgar Cuma gara-gara cewek gak jelas itu.” Angkasa  semakin menatap langit dengan mata tajam penuh amarah nya itu.

“maksut loe apa?” Tanya langit penuh dengan kemarahan, langit sudah cukup diam. Ia tidak bisa mendengar senja di rendahkan seperti itu apa lagi oleh keluarga nya sendiri. Langit juga punya batas kesabaran, ia benci memendam kemarahannya.

“gak perlu gue jelasin,loe juga udah ngerti.” Ucap angkasa sambil tersenyum sinis.

Kini giliran langit yang tersenyum sinis. “terserah loe lah.” Langit bangkit dari tempat duduk nya, ia bergegas pergi menghiraukan perintah dari kedua abang nya.

Galaksi | Angkasa | Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang