Jangan lupa vote dan komentarnya^^
Azkia menginap lagi di rumah. Dia ingin meminta bantuan pada Kak Azielnya untuk membuat baju cosplay dari kertas. Namun Aziel malah terlalu senang dan menunda-nunda pekerjaan itu. Dia sampai rela tidak bekerja, dan menyerahkan urusan restorannya pada kepala chef-nya.
"Kak, ayuk selesaiin jangan sibuk masak terus," eluh Azkia setelah gagal memotong kertas sesuai imajinasinya.
"Kita butuh cemilan, biar kreativitas kita bertambah!" jawabnya riang saat menyiapkan puding cokelat favorit Azkia.
"Masih lama kah?" tanya Azkia berdiri menuju meja dapur. Dia ingin segera merasakan puding cokelat yang akan meleleh di mulutnya. Dia juga ingin suaminya segera membantunya.
"Sudah, nih!" kata Aziel setelah mengeluarkan kue dari oven.
Azkia tersenyum riang melihat puding favoritnya dan masih ada kue black forest yang disusun dengan sangat indah. Sebuah kejutan yang menyenangkan!
"Ini kemampuan kakak sebagai pemenang Pastry Chef Nasional tahun lalu!" kata Aziel bangga dengan melipat tangannya di dada.
Azkia membalas dengan menggembunggan pipi dan disusul suara "puff!" kecil, bermaksud untuk mengejeknya.
Aziel tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Jika saja dia bisa memutar waktu, dia akan merekam ekspresi imut itu. "Dek, ekspresi aneh kamu nambah tuh barusan!" katanya senang.
Azkia menaikkan salah satu alisnya, karena tidak mengerti perkataan Aziel.
Aziel kembali menertawakannya. "Sudah-sudah, ayo kita buat cosplay-nya sambil makan!" katanya sambil membawa puding dan kue di meja ruang tengah.
***
Keesokan harinya, keduanya terburu-buru untuk bersiap-siap. Mereka berdua begadang semalaman untuk menyelesaikan cosplay Wonder Woman untuk Azkia hingga akhirnya telat bangun. Saat sampai di kampus, sudah terlihat banyak maba lain yang berlari menuju barisan.Saat itu Azkia tersadar bahwa dia salah membaca ketentuan cosplay-nya. Tak beda dengan reaksi Aziel, mereka berdua terlihat bingung. Jika dilihat, hanya cosplay yang dipakai Azkia yang memiliki warna. Sedangkan yang lain hanya dari koran.
"Kak! Kia nggak masuk aja ya.. " katanya dengan sedih, dan belum mau keluar dari mobil.
"Jangan.. nanti nggak lulus, dan ngulang di tahun depan, repotnya malah jadi dua kali," kata Aziel menasehati.
"Gimana ini, aku pakai kertas warna-warni, yang lainnya kertas koran. Kontras banget, kelihatan kalo salah. Gak butuh waktu lama buat ketahuan dan aku dihukum," Azkia masih merasa khawatir. Apalagi dia tidak ingin menjadi pusat perhatian.
"Mau kakak temenin sampai ketemu temenmu?" tanya Aziel tulus.
"Nggaklah kak, tambah malu-maluin!" kata Azkia kesal dan keluar dari mobil. "Salim," katanya saat pintunya masih terbuka.
"Tenang aja, nanti kalau kamu dihukum, pura-pura sakit aja!" kata Aziel setelah menyalami Azkia.
"Dadah, kak!" Azkia melambai dan segera menutup pintu. Dalam hati, dia setuju dengan saran suaminya. Dia menarik nafas dan menghembuskannya pelan untuk menyiapkan mentalnya.
"Semangat, Kia! Lagian kamu cocok kok pakai itu!" kata Aziel yang membuka kaca mobilnya.
Azkia bertambah kesal, karena banyak mata yang memandanginya. Dia berusaha menghiraukan suaminya dan pandangan orang-orang. Dia berlari menuju pusat barisan dan mencari kelompoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahasiswa Baru Sah
Romance"Kakak saja tidak bisa menjawabnya. Apa kakak yakin ingin menikahiku tanpa alasan? Ini untuk selamanya kak, bahkan akan lebih lama dibandingkan saat-saatku bersama keluargaku." "Saya yakin, karena saya bersama Azkia yang mengatakan bahwa pernikahan...