Pindah ke KBM dan KaryakrsaHallo...
Akuhh nongol lagi, bawa salah satu cerita dari draft-ku. Rencananya ini kagak panjang, buat pemanasan aja, biar jariku lemes nulis
Tinggalin jejak apapun deh, biar aku tahu kalian masih standby di hati ku, eh.**
Jefry nampak menunggu dengan tenang, tongkat jatinya tak ketinggalan. Dan pria itu mengangguk sopan saat menemukan ku. Kami baru saling kenal, namun menurutnya kami memiliki fokus yang sama hingga sangat perlu untuk saling bersimbiosis. Padahal bagiku, aku tidak perlu melakukan dengan berlebihan. Aku hanya ingin tahu bagaimana wajah Dahlan, suamiku ketika melihatku nanti setelah apa yang ia perbuat.
"Kau siap" Jefry mengulurkan tangannya menyambutku. Pertama kali dia menemukanku adalah di lobi kantor Dahlan. Jefry yang jeli menyadari betapa menyedihkannya air mukaku saat melihat suamiku tengah mengelus puncak buncit wanita yang lebih muda dariku.
"Ya"
"Kau baik-baik saja" tanyanya penuh perhatian.
"Ya"
"Good girl" pria itu dengan kesan familyman menyentuh anting kiriku dan sedikit menggesernya. Katanya letak benda itu kini jadi sempurna setelah perlakuan manisnya. Aku menghela nafas, andai Dahlan bisa bersikap seperti Jefry meski sedikit saja, aku akan tutup mata tentang apapun.
Mengikuti Jefry memasuki sebuah limousin metalic. Entah apa yang telah diperbuat Dahlan. Sampai pria yang mungkin memasuki awal 40 tahun ini meski masih terlihat seperti 30an teramat dendam padanya.
Siang tadi Jefry mengirimiku beberapa gaun malam lengkap dengar set perhiasannya. Katanya, itu untuk memuluskan misi kami. Bukannya penampilanku tidak menarik, namun selama ini Dahlan hanya tahu aku gadis kota pinggiran yang sederhana. Padahal, aku bisa jadi apapun yang aku mau, Dahlan saja yang selama ini tak pernah ingin mengenalku.
Perrnikahan kami memang hanyalah pernikahan saling menguntungkan antar keluarga. Meski semakin kesini semakin menyakiti ku. Sayangnya Dahlan tidak pernah mengakui telah memiliki kekasih dan membiarkanku berharap sendiri.
Langkah tenang Jefry dan beberapa pria berjas hitam terus mengiringi. Sungguh aku tak pernah tahu siapa Jefry sesungguhnya, sampai kemanapun dia pergi perlu dikawal seperti ini. Jangan lupakan kesan kami berpasangan yang ditampilkan pria di sebelahku ini. Sementara aku tak peduli pada apapun, karena keramaian di dalam gedung kini justru mengingatkan ku atas sakitnya hati ini. Air mata mati-matian ku tahan, menyadari selama ini aku hanya mengharapkan cinta akan hadir.
Apalagi foto keluarga Dahlan dengan istri barunya menyambut kami. Belahan tinggi diatas lutut pada gaunku menahan untuk terus bersikap anggun meskipun aku sangat ingin merobek puluhan foto maternity itu.
Jefry bilang, bisa saja membuatku memiliki semua aset Dahlan. Namun, ku rasa aku cukup puas apabila apa yang memang milikku dapat kembali. Tak peduli ayahku akan murka apabila tahu Dahlan sudah mengkhianati kepercayaan kami.
Aku melirik pantulan rupa ku di cermin hias mewah dekat loby hotel. Lipstik merah terang mengambil semua atensi di wajahku. Sisanya hanya make up natural tanpa cela. Jefry setia berjalan santai namun gagah di sampingku. Tak tergesa dan cenderung terkesan malas, padahal aku paling tahu dia adalah yang paling bersemangat melihat apa saja yang bisa ku buat untuk menjatuhkan suamiku, malam ini.
Megahnya dekorasi serta luar biasanya seluruh tamu yang mengililingiku tak membuat ku hilang arah. Aku yang terbiasa dididik untuk selalu hidup bersahaja dan sederhana jadi paham, hidup macam apa yang dijalani Dahlan hingga berani memindahkan aset ku sedikit demi sedikit diluar persetujuanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Rahela
Romance(Pindah ke KBM, Karyakarsa dan Kubaca) Anak yang tertukar, selingkuhanmu selingkuhanku, suamimu ternyata suamiku, anakmu bukan anak ku, atau apalah ya... Wkkk... Sekilas cerita ini mirip sinetron adzab yang judulnya bikin puyeng itu 😂😂😂 eits...