12

84.3K 6.6K 108
                                    

Sepulang sekolah Abi ngambek dia murung terus dan sepertinya ada sesuatu yang terjadi di sekolah, hari ini Caca juga tidak masuk sekolah karena ada acara keluarga di keluarga Mbak Nada. Daritadi Abi cuma mau gelandotan sama aku. Aku mau ke kamar mandi pun dia nggak mau ditinggal. Mungkin nanti aku bisa tanya Bu Salma yang mengajar Abi.

"Abi mamam dulu yuk?" Ucapku

"Mamam sama apa Bunda?"

"Tadi Bunda masak Sayur Sop." Oiya hari ini aku dirumah sendiri, karena Bapak dan Ibu ikut Mas Bima di acara keluarga Mbak Nada, dan Mas Hafiz sudah mulai masuk kerja.

"Tapi disuapin Bunda." Kata Abi

" Iya, tapi Abi jalan sendiri ya."

"Iyaa Bunda."

Abi makan dengan lahap, tapi aku bisa melihat dia masih memikirkan sesuatu. Dia terlihat tidak seperti biasanya, yang selalu bercerita dengan celotehnya.

"Abi, mau cerita nggak sama Bunda? Abi kenapa? Kok nggak semangat?" Tanyaku pelan pelan dan Abi masih menunduk terdiam

"Atau Bunda tanya Bu Salma aja ya, kenapa Abizar jadi pendiam gini, sepulang sekolah?"

"Ja-jangan Bunda."

"Coba sini cerita ke Bunda, Abi kenapa?"

"Hiks ... Hiks.. hiks... Abi nggak mau punya adik.." Abi malah menangis dan apa tadi? Dia nggak mau punya adik? Bukannya semalam dia yang semangat mau adik dan dipanggil Mas?

"Sini peluk Bunda dulu, coba bilang kenapa nggak mau punya adik? Bukannya Abi mau punya adik terus di panggil Mas Abi?" Tanyaku lalu meraih tangannya supaya dia bisa duduk di pangkuanku

"Tapi Bunda jangan marah ya..."

"Nggak kok Bunda nggak marah, asal Abi mau cerita sama Bunda." Jawabku sambil mengelus rambutnya dan dia menyender di dadaku

"Kata Wildan, kalau nanti punya adik Bunda nggak akan sayang lagi sama Abi, Bunda lebih sayang adik. Abi nggak mau kalau Bunda ninggalin Abi, Abi sayang sama Bunda. Abi nggak mau kalau nggak punya Bunda lagi. Huaaa ..." Kata Abi dan dia makin histeris menangisnya,

"Hei heii Sayang, dengerin Bunda, walaupun Abi nanti punya adik, Bunda tetap sayang sama Abi. Abi kan anak Bunda, Bunda nggak akan ninggalin Abi. Katanya mau dipanggil Mas Abi? Bunda sayangg banget sama Abizar. Masak jagoan Bunda nangis sih."

"Bunda janji? Hiks hiks.. jan-ji harus sayang Abi te-rus.. hiks hiks.."

"Iyaa tanpa janjipun Bunda akan tetap sayang sama Abi." Kataku

"Abi sayang Bunda, jangan tinggalin Abi Bunda..." Gumam Abi dalam pelukanku, membuat hati ku terenyuh dia sudah ditinggal Mamanya diusia yang masih kecil, yang sangat membutuhkan sosok Ibu. Ku dekap tubuhnya dan tak lama ternyata dia tertidur dipelukanku, mungkin dia terlalu lelah menangis sampai ketiduran. Mau nggak mau aku harus menggendong nya untuk ke kamar.
____________

"Assalamualaikum.." ucap Mas Hafiz memasuki kamar, aku melihat jam ah ternyata sudah hampir jam empat, aku ikut ketiduran karena sejak tadi Abi tertidurpun enggan melepaskan pelukan nya dariku

"Waalaikumsallam.." jawabku pelan

"Tumben jam segini tidur." Ujar Mas Hafiz sambil melepas jam tangannya lalu berjalan ke arah kami dan memandang Abi heran karena memang biasanya jam segini Abi sudah main didepan rumah sambil menunggu Ayahnya pulang kerja

"Kecapekan nangis kayaknya Mas."

"Nangis?" Tanya Mas Hafiz

"Iyaa pulang sekolah tiba tiba murung, aku tanyain kenapa, nggak mau ngaku. Terus pas makan tadi aku tanyain lagi katanya dia dibilangin sama temannya kalau punya Adik nanti aku nggak sayang sama dia lagi, karena aku bakal lebih sayang sama Adik, terus nangis dia. Dari pulang sekolah sampai sekarang nggak mau lepas sama sekali dari aku. Takut ditinggalin." Jelasku dan Mas Hafiz diam saja sambil mengelus kepala Abi

Unexpected Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang