-S2-4

46.8K 4.2K 144
                                    

'Kehilangan'

Semua orang pasti tidak akan mau merasakan kehilangan, namun semua yang kita miliki hanya lah bersifat sementara, nyawa kita pun hanya titipan dari Yang Maha Kuasa, kita tidak dapat menghindari maupun menghindarkan dari apa pun itu.

Kata orang-orang, orang baik akan pergi lebih dahulu. Mungkin memang benar, walaupun baru mengenal namun aku dapat merasakan beliau memang orang yang baik dan memiliki kasih sayang yang melimpah dengan tulus, tanpa memandang siapapun. Banyak setiap kata yang beliau ucapkan mengandung petuah-petuah untuk kami, pelajaran yang sangat berharga bagi kami yang masih awam dalam kehidupan berumah tangga. Satu kata untuk hari ini, sesak. Sesak rasanya melihat orang-orang yang menangis, menangisi kepergian beliau, tidak rela rasanya melepas kepergian beliau untuk selama-lamanya, namun kami harus ikhlas untuk ketenangan Almarhum.

Pak Dhe Damar ...

Pak Dhe orang yang baik, Insya Allah Pak Dhe diterima disisi-Nya. Terima kasih untuk semuanya, terlebih Pak Dhe adalah orang yang berjasa di hidup Mas Hafiz, suami ku. Pak Dhe, kami semua merasa kehilangan sangat sangat kehilangan atas kepergian Pak Dhe. Selamat jalan Pak Dhe Damar, Pak Dhe selalu ada dalam doa kami..

_____

"Kita pulang ya Mas?" Ajak ku ke Mas Hafiz yang masih setia di duduk disamping gundukan tanah yang masih basah, dia terdiam dan menatap

"Mas Hafiz, aku tau ini berat untuk Mas, tapi Mas nggak boleh kayak gini terus. Ikhlaskan Pak Dhe, agar Pak Dhe disana tenang, kita doakan Pak Dhe ya Mas. Insya Allah Pak Dhe sekarang berada ditempat yang terbaik untuk beliau." Bisik ku dan mengelus rahangnya, mata Mas Hafiz memerah dan pucat, mengingat setelah subuh tadi kami bergegas berangkat ke rumah Pak Dhe, aku yang mendengar suara isakan tangis Amira memanggil nama Pak Dhe segera paham situasinya dan aku beranikan keluar rumah memberitahu Tante Ika, sedangkan Mas Hafiz sudah lemas tidak bisa berbuat apa-apa dia benar benar terpukul mendengar berita di pagi tadi. Atas bantuan Tante Ika dan Om Adi kami bisa selamat sampai kediaman Pak Dhe yang mana sudah ramai orang yang berbela sungkawa menghantarkan kepergian Pak Dhe. Sejak sampai Mas Hafiz berada di sisi jenazah Pak Dhe dan beranjak pun hanya untuk menyolatkan, dia hanya terdiam, menunduk dan membacakan doa untuk Pak Dhe. Hingga saat ini hanya aku dan Mas Hafiz yang masih tinggal di depan makan Pak Dhe, karena semua keluarga telah pulang terlebih dahulu dan Mas Hafiz meminta untuk tinggal sebentar, aku pun juga tidak tega meninggalkan dia sendiri dengan kondisi seperti ini.

"Mas nggak punya sosok Bapak lagi Ki, Pak Dhe udah nggak ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas nggak punya sosok Bapak lagi Ki, Pak Dhe udah nggak ada. Kenapa Mas tidak ada disamping Pak Dhe disaat detik-detik terakhir beliau, Mas belum sempat mengucapkan maaf dan terima kasih pada beliau. Pak Dhe kemarin bilang kan kalau Pak Dhe sehat-sehat saja? Kenapa sekarang Pak Dhe meninggalkan kita?" Kata Mas Hafiz masih dengan terisak dan aku pun merangkul tubuhnya, tangan kiri ku digenggam erat, dia masih belum percaya kalau Pak Dhe telah meninggalkan kami semua

 Pak Dhe kemarin bilang kan kalau Pak Dhe sehat-sehat saja? Kenapa sekarang Pak Dhe meninggalkan kita?" Kata Mas Hafiz masih dengan terisak dan aku pun merangkul tubuhnya, tangan kiri ku digenggam erat, dia masih belum percaya kalau Pak Dhe telah ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unexpected Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang