36

71.3K 5K 129
                                    

Sore ini rumah kami sudah ramai Amira dan keluarga datang sejak siang tadi, Mas Hafiz yang baru pulang kerja sudah dikerjain sama Abi dan Haikal yang merengek minta dibelikan es krim untuk buka puasa nanti katanya. Belum sampai ganti baju sudah pergi lagi menuruti keinginan anak dan keponakan laki-lakinya. Lebaran kali ini benar benar istimewa untukku bersama keluarga baru ku, dan dengan kondisi mengandung anak pertama ku. Sejak kejadian kemarin aku jadi bisa mewanti-wanti diri untuk selalu belajar tidak keras kepala dan selalu mendengar perhatian dari orang-orang sekitar. Sejak Amira datang tadi dia tidak henti-hentinya membantuku untuk merapikan kamar bawah yang memang sengaja digunakan untuk kamar setelah aku lahiran nanti, supaya aku tidak naik turun tangga dan kalau ada saudara atau teman yang menjenguk tidak perlu naik ke kamar kami. Tidak hanya itu dia juga membawa beberapa perlengkapan bayi juga dan identik yang dibawanya untuk baby girl padahal aku dan Mas Hafiz sendiri belum tahu jenis kelamin anak kami apa.

"Udah deh Mbak Ki aku yakin anak kalian itu cewek, makanya aku beliin baju baju cewek gini, duh nggak sabar banget nunggu Mbak lahiran." Ujarnya sambil mengelus perutku.

"Padahal Aku sama Mas Hafiz aja belum tahu sampai sekarang, karena tiap di USG selalu aja ngumpet si Adeknya. Iya kalau Cewek? Lha kalau cowok mau diapain ini baju yang dress dress gini Te?" Berhubung Amira lebih tua dari aku, aku masih sungkan dan nggak terbiasa panggil Amira dengan sebutan nama aja, jadi aku ikutan manggil Te Mira aja seolah ikut memanggilkan Abi, sepertinya panggilan ini lebih baik.

"Tuh kan dia tuh malu-malu Mbak, biasanya kan yang malu-malu gini anak Cewek. Ya nanti bisa di kasih ke orang lain, atau nggak buat Adek Abi selanjutnya."

"Ya Allah yang ini aja belum lahir, tapi ya Aamiin... cowok cewek sama aja sih. Lagian Mas Abi juga pengennya malah minta cowok cewek."

________

Setelah buka puasa kami berkumpul di ruang tengah dan menunggu sholat tarawih bersama. Farhan yang datang sebelum buka tadi langsung dikerjain kedua keponakannya, yang diajak main bola lah, nyusun Lego lah sampai diajak petak umpet. Malam ini rumah kami benar benar ramai, di tambah keluarga Tante Ika juga ikut berkumpul.

 Malam ini rumah kami benar benar ramai, di tambah keluarga Tante Ika juga ikut berkumpul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yaampun gemes banget sih kalian, kayak anak kembar aja." Pekik Amira setelah mengambil beberapa foto Haikal dan Abi

"Udah waktunya Haikal punya Adek itu." Ujar Ibu membawa beberapa cemilan untuk kami.

"Aduh, Bu Bu.. Aku aja ngurus Haikal sendiri masih kuwalahan gimana mau nambah. Belum lagi nanti kalau masih kecil ditinggal kerja gitu, nggak sanggup deh kayaknya, kecuali kalau Ibu mau diajak ke sana sama kami sih. Hehe.." bujuk Amira pada Ibu

"Lho nak Ibu ya kalau diberi kesehatan selalu ya mau aja Nduk, paling nggak dua bulan sekali lah Ibu ke sana naik kereta jenguk cucu nggak masalah, tapi kalau dekat-dekat ini ya nggak bisalah wong Mbakmu aja mau lahiran, nanti juga Ibu kan harus nunggu cucu baru dulu disini, ya kalau mau hamil ditunggui Ibu kayak dulu ya sabar dulu, jangan hamil dulu." Canda Ibu membuat Amira cemberut dan aku tertawa ternyata nggak hanya aku saja yang terkadang masih terlihat manja pada Ibu atau Bapak, Amira pun juga terkadang dia tak malu-malu memperlihatkan sikap manjanya di depan keluarga.

Unexpected Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang