20. Cam of The Opera (b)

1.7K 424 108
                                    

Karena apapun yang berada di masa lalu itu kekal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena apapun yang berada di masa lalu itu kekal. Air menyimpan ingatan, mata membuka jendela

***

Perlu waktu sekitar 5 menit hingga akhirnya Bu Ningsih pasrah dan turut mengangkut Samudera menuju Uttera. Jika ditanya ikhlas atau tidak, maka jelas jawabannya tidak dengan garis hitam tebal di bawah. Tapi masih lebih baik ketimbang Raya menolak ikut dan berakhir memicu masalah panjang dengan pemilik Geotopia--kakek Raya alias Jagat Semesta.

Rombongan berangkat dengan 2 mobil karena ketambahan satu penumpang. Lintang dan Andromeda berada di mobil yang sama dengan Bu Ningsih dan seorang supir yang ditunjuk untuk mengemudi sementara Raya dan Samudera berada di mobil berbeda atas permintaan Raya.

Raya tidak berbohong jika Samudera akan mengurus kebutuhannya karena saat ini, setelah membantu Raya masuk ke dalam mobil dan melipat kursi roda untuk kemudian dia letakkan di bagasi bersama tas berisi obat-obatan Raya, cowok itu mengambil alih kemudi. Menolak sopir yang ditunjuk Geotopia untuk mengantar mereka dengan alasan Samudera bisa menyetir sendiri.

"Semoga aja kita nggak berakhir di rumah sakit. Terakhir kali dekat-dekat dengan mobil, kamu hampir mati, kan?" celetuk Raya ketika Samudera mulai menjalankan mesin mobil mengikuti mobil pertama. Melirik kaca dashboard dengan bibir terkulum samar, Samudera tidak menampik fakta itu.

Sepertinya, Raya benar-benar memperhatikannya, ya?

"Seenggaknya, kali ini gue nggak sendirian." Samudera membalas singkat.

Setelah itu mereka memilih diam hingga memasuki pintu masuk Uterra dengan sambutan selamat datang di palangnya.

Samudera membawa mobil pinjaman itu menuju parkiran di basement. Ia keluar lebih dulu untuk mengeluarkan kursi roda sebelum membantu Raya. Raya perlu berpegangan pada Samudera agar tubuhnya tidak limbung sampai bisa duduk kembali. Hal yang entah kenapa mengganggu pikirannya. Terlalu merasa aman dan nyaman bukan tipikal rasa yang dapat diterima Raya dengan mudah.

"Gue ambil tas lo dulu, tunggu bentar," pamit Samudera yang hanya dibalas anggukan singkat oleh Raya. Cowok itu memutar ke belakang menuju bagasi, mengambil tas obat milik Raya dan punyanya. Samudera memanfaatkan waktu mengambil tas itu dengan memasangkan salah satu kamera tersembunyi di kantong kecil di bagian lipatan atas tas sehingga dapat menampilkan wajah siapapun yang membukanya. Kamera itu akan terhubung dengan ponselnya dan komputer Langit Utara. Ia membuka aplikasi yang terhubung di ponselnya untuk memeriksa apakah kameranya berfungsi dengan benar tidak, lalu tersenyum puas setelah memastikan benda kecil itu berhasil disembunyikan dan berfungsi dengan baik. Sementara untuk perekam suara, akan Samudera pasangkan di kerah bagian belakang seragam Raya setelah ini.

Samudera segera menutup bagasi lalu mengunci mobil sebelum kembali pada Raya.

"Kamu ngambil tas di planet mana, sih?" keluh Raya. Cewek itu membolakan matanya kesal. "Rombongan udah duluan tadi, kita langsung ke meja registrasi terus ke ruang tes utama. Nih rundownnya," sambungnya. Samudera menerima kertas itu, melihatnya sekilas kemudian melipatnya untuk ia simpan di dalam saku.

GEOTOPIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang