Geotopia pagi hari sama dengan sekolah lain, ramai dengan siswa yang sibuk dengan urusan masing-masing. Sebagian terlihat berlarian masuk ketika Pak Maun hendak menutup gerbang. Tidak perlu waktu lama menyadari bahwa Samudera juga masuk golongan itu, bedanya dia hanya menuntun motornya masuk mengikuti arus siswa, tidak menyela ataupun tergesa. Wajahnya terlihat lelah dan kurang tidur.
Semalam cukup melelahkan, sejujurnya Samudera bahkan tidak tidur. Konfrontasinya dengan Orion benar-benar di luar dugaan. Tapi lumayan untuk melampiaskan kekesalannya dengan satu atau dua pukulan, lebih sih sebenarnya.
Namun yang lebih melelahkan Sebenarnya adalah fakta bahwa hasil pancingnya mendapat "ikan" yang tidak terduga. Samudera bahkan harus mengerahkan seluruh tenaga untuk melihat rekaman cctv dan rekaman suara Raya secara sekaligus yang memakan waktu berjam-jam.
Setidaknya, kepingan puzzle itu mulai tersusun sedikit demi sedikit.
Sekaligus, menemukan fakta baru bahwa dirinya telah dipermainkan selama ini.
Tersenyum sinis, Samudera lalu berjalan menuju kelasnya. Ia disambut Lintang dan Muara yang sudah bersiap dengan buku di atas meja, heran, mereka belajar ilmu hitam dimana? Bagaimana mereka bisa serajin ini? Sangat tidak masuk akal.
"Sam semalam nggak tidur?" Muara menyambut Samudera dengan pertanyaan paling retoris sedunia. Mengangguk tanpa minat, cowok berambut perak itu kemudian menyilangkah kedua tangan di atas meja sebagai bantal, bersiap tidur sebentar.
"Seminggu lagi festival musik klasik, tapi aku nggak lihat kamu latihan, Sam. Mr. James nanyain soal kamu kemarin." Lintang mengambil duduk di kursi milik Raya. Menghela nafas berat sebelum melirik presensi Samudera yang tinggal badan saja.
"Hm."
Lintang melirik arloji di tangan kirinya, 5 menit lagi guru pengajar datang.
"Sam, kita perlu bicara nanti," ucapnya sebelum beranjak kembali ke tempatnya."Hm." Lagi-lagi hanya dibalas gumaman singkat.
Sementara Muara masih menatap khawatir Samudera, ia juga melirik kursi Raya yang masih kosong, "Mbak Raya kok belum datang?" Samudera menegakkan badan, ikut menyadari absensi Raya.
Seharusnya, Raya datang bersama dengannya. Tapi 5 menit sebelum Samudera menjemput, Raya menelfon Samudera dan mengatakan bahwa ia berangkat dengan Pak Joko. Jadi Samudera pikir, harusnya cewek itu sudah sampai sekarang.
Sayangnya hingga bel istirahat berbunyi, Raya sama sekali tidak terlihat dimanapun. Ponselnya bahkan tidak dapat dihubungi. Samudera menatap nanar layar ponsel dengan nama Raya di sana, entah bagaimana perasaannya jadi tidak tenang.
"Nih." Lintang menyodorkan soda kaleng yang diterima Samudera sambil menggumamkan thanks pelan. Saat ini mereka ada di rooftop, seperti yang diucapkan Lintang, cowok itu benar-benar mengambil waktu Samudera hanya untuk mengobrol dan menjemur diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEOTOPIA
Ficção AdolescenteGeotopia menjelma tempat segala kutukan. Siswa yang ditemukan bunuh diri, teka-teki masa lalu serupa asap dari jerami yang menyembunyikan api. Ada dendam yang menunggu dilunasi, sementara itu Samudera dipacu waktu untuk mencari kunci sebelum tragedi...