Ada yang nungguin?
Jam berapa kalian baca cerita ini?
Kalau ada typo kasih tahu di kolom komemtar🙏
Happy reading...
"Oh, sayapnya putus ya?"
Benar-benar gila, Ariana yang semula ingin bersantai sambil membaca buku kesukaannya pun mendadak merasa kesal pada cowok aneh di sampingnya ini.
"Peri—jangan sedih."
"Mau ke UKS?" tanya Ariana sembari menggertakkan giginya.
Cowok itu menggeleng lalu menarik kaki kiri Ariana lalu beralih ke kaki kanannya. Ariana hanya menganga tak percaya, ada cowok yang berani menyentuh kakinya dengan amat santai dan—menyebalkan.
"Aku mau tidur," ucapnya sembari tidur di atas kaki Ariana, "Malvin, itu nama aku. Inget baik-baik, ya." dia memejamkan matanya lalu terlelap begitu saja. Sungguh, dia dengan mudah tidur di kaki seseorang, sepertinya saat sadar nanti dia harus meminta maaf pada peri-nya.
Benar-benar, dikasih hati minta jantung!
Ariana langsung menyiram cowok itu dengan air minum yang dia bawa sampai air di dalam botol itu habis. Malvin terperangah, matanya langsung terbuka lebar mendapati dirinya yang sudah basah kuyup karena—seorang cewek?
"Ngapain lo siram gue?" tanya Malvin yang kini sudah tersadar, dia menatap cewek itu dari atas sampai bawah, "Lo siapa?"
"Ibu peri!"
"Hah, ngarang. Kebanyakan nonton Cinderella lo ya?!"
Ariana tidak peduli, dia langsung berdiri dan membersihkan roknya yang kotor. Dia menatap Malvin dengan sinis, tanpa sepatah katapun yang keluar, Ariana langsung pergi meninggalkan Malvin.
"Baju gue basah woy!"
"CEWEK SETAN!"
Malvin kemudian mencium bau alkohol yang menyengat dari dirinya sendiri. Dia mengembuskan napas berkali-kali, untung saja dia dapat pergi tadi malam, menyebalkan memang memiliki teman yang tidak tahu diri seperti mereka.
Dia mengembuskan napas lalu berjalan dengan gontai menuju toilet khusus laki-laki, dia mencuci wajahnya, lalu menatap pantulan dirinya di balik cermin.
KAMU SEDANG MEMBACA
PALUNG (M)ARIANA
Fiksi Remaja[CERITA UPDATE SETIAP HARI!!] Ariana, sosok perempuan yang sudah kehilangan segalanya sejak dini. Yang lebih mengejutkan, dia mengunci dan tidak menerima kehadiran siapapun dalam kehidupannya karena trauma yang dia miliki. Sampai suatu hari, dia men...