02 🌻|Little thing 'bout me|🌻

74 18 0
                                    







"Baik, silahkan anda semua duduk bersama teman kelompok anda" Ujar dosen itu, Namanya Lee eunmi, kerap disapa prof. Lee

Mia akhirnya duduk bersebelahan dengan Jisung. Orang yang paling dia benci di seantero kempus. Jangan tanya kenapa lagi, segala hal tentang pemuda itu membuatnya sungguh muak. Tapi mungkin Mia harus melupakan kebenciannya terhadap cowok itu sejenak demi tugas.

"Hai...gue Jisung." sapa si biang kerok.

Dalam hati Mia bergumam 'udah tau' tapi ujung ujungnya Mia hanya tersenyum canggung padanya dan menerima uluran tangan JIsung.

Jisung mengernyitkan dahinya merasa bingung. Nggak biasanya ada orang yang kelihatan cuek ke dia, apalagi cewek. Tapi ada apa sama cewek ini? Kok kesannya nggak friendly banget sih? Pikir pemuda itu. Tapi siapa perduli? Bagi Jisung karena mereka satu kelompok otomatis dia harus berusaha supaya bisa berkomunikasi dengan baik sama cewek ini.

"Jadi tugas kalian adalah, menulis ulang synopsis dari novel The Lord of the Rings. Dan Untuk sekilas info, The Lord of the Rings adalah novel yang telah terjual sebanyak 150 juta eksemplar. Dan merupakan salah satu buku terlaris di dunia, yang merupakan novel fantasi karangan J.R.R Tolkien, seorang professor yang sangat ahli dalam sastra Inggris dari Oxford University. Buku ini ditulis dari tahun 1937 sampai 1949. Saya akan beri waktu kalian dua minggu karena kalian harus membaca novelnya terlebih dahulu.."

...

"Eh tunggu!" Jisung menahan Mia yang berlalu begitu saja tanpa babibu setelah kelas usai. "Lo kok main pergi gitu aja sih? Nggak mau diskusi dulu soal tugas tadi?"

Mia melepas tangan Jisung yang menggenggam lengannya. "Lo nggak denger ya tadi? Kita disuruh baca dulu novelnya. Kalo belom baca novelnya apa yang mau didiskusiin?"

Jisung terdiam sejenak. "Ya iya, tapi gimana cara kita ketemu buat diskusi? gue aja nggak tau nama lo kontak lo juga gue nggak punya."

"sini handphone lo." Pinta Mia, dan Jisung pun langsung memberikan ponselnya. "Udah kan? minggu depan udah harus selese baca novelnya baru kita diskusi buat nulis sinopsisnya." Ujar Mia kemudian pergi meninggalkan Jisung.

Jisung terdiam sambari melihat nama yang tercantum di kontak baru ponselnya.

Kim Mia-

Cewe aneh emang -batin Jisung.

...

"Woy!"

Jisung yang sedang melamun di kejutkan oleh suara yang beberapa detik kemudian membuatnya memutar bola matanya.

"Ngapain si kak! Ngagetin aja." Ujar pemuda itu setengah ngambek.

"Kamu sih ngelamun aja, tumben nih. Ngelamunin doi yaa?" siapa sangka ternyata orang yang di panggil kakak oleh Jisung adalah Prof. Lee. Yang baru saja mengajar di kelas Bahasa inggris.

"Doi dari hongkong, jangan ngarang deh kak. Lagian ngapain sih kakak ngasih tugas ribet amat. Baru juga masuk kelas. Mana aku udah bela belain ikut kelas itu buat ngedukung kakak. Tau gini mending nggak usah aja dari awal." Protes Jisung pada kakaknya itu.

"Udah deh jangan banyak protes lagian kalo males baca buku tinggal nonton filmnya kan bisa. Jadi orang jangan banyak ngeluh."

"Au ah, kakak nyebelin"

"serah lu deh. Kakak ada kelas sepuluh menit lagi, duluan ya dek." Ujar Prof. Lee sambari mengacak rambut adiknya sebelum benar benar meninggalkannya.

Kalau ditanya kenapa mereka bisa saudaraan padahal marga mereka beda jawabannya adalah karena mereka saudara beda ayah.

...

Setelah semua mata kuliahnya selesai Mia langsung bergegas pergi ke tempat kerjanya. Ya, gadis itu bekerja part time di salah satu caffe' yang dekat dengan kampusnya. Pekerjaannya di caffe' adalah membuat minuman untuk pelanggan, memang tidak mudah, akan tetapi dia sudah menguasai berbagai racikan minuman di caffe' itu karena sudah cukup lama bekerja disana. Bayarannya juga lumayan, ditambah lagi jika dia bisa membuat menu baru yang laris dia akan mendapat bonus dari manajernya.

"Terima kasih, selamat datang kembali." Mia membungkukkan badannya pada salah satu customer.

"MIAAAAAAAAAAAA" Tidak ada hujan tidak ada petir, tiba tiba saja Yeri muncul dari pintu caffe' berteriak memanggil Mia. Beberapa custumer menoleh padanya membuat Mia menatapnya tajam memperingati, lalu yeri hanya bisa membungkukkan badannya beberapa kali pada para customer yang ada di dalam caffe'.

Yeri tanpa basa-basi langsung menghampiri Mia, menunggunya yang sedang melayani customer di meja bar.

Mia hanya melirik sesaat kearah Yeri yang cengingikan, tau dirinya baru saja membuat Mia kesal.

Mia menghampiri sahabatnya dengan segelas cappuccino, minuman kesukaan sahabatnya itu. Kalau Yeri datang atau mampir ke caffe' tempat Mia kerja biasanya Mia sering kasih gratis cappucinno buat Yeri.

"Ada apa lagi si?" Tanya Mia heran.

"Mia, beneran Jisung ada di kelas Bahasa inggris juga? Sekelas sama lo? Kok lo ga bilang bilang sih ke gueeee" Yeri merengek sambil manyun-manyun ke Mia. Tangannya juga narik narik lengan Mia dari tadi.

"Apaan si Ri! Biasa aja kali. Lagian itu juga bukan kabar yang bagus sampe gue harus ngasi tau elu segala. Udah, jangan lebay deh"

Yeri memanyunkan bibirnya sambil meminum cappucinno miliknya.

"Dasar manusia batu. Huh!"

"Ssst! Uda ah! gue mau kerja dulu. Bahas ini ntaran aja." Kata Mia sebelum ninggalin Yeri balik kerja lagi.

...

Mia pulang dari tempat kerjanya menaiki bus ke apartemennya. Caffe' tempat kerjanya tutup jam Sembilan malam. Dia masih punya satu jam lagi untuk pulang dan mengerjakan beberapa tugas kuliahnya sebelum tidur.

Di perjalanan Mia tidak lupa mengirimkan pesan untuk adiknya supaya jangan lupa makan dan istirahat yang cukup. Gadis itu sadar seberapa keras pun mencoba ia tidak akan bisa menggantikan posisi orang tuanya untuk adik laki-lakinya.

Tapi bagaimana pun juga gadis itu berusaha. Memenuhi semua tugasnya sebagai wali dan kepala keluarga untuk adiknya. Bagi Mia adiknya adalah prioritas utamanya karena hanya adiknyalah satu-satunya kelaurganya yang ada saat ini.

Mia menekan tombol berhenti di stasiun dekat apartemennya.

Bus berhenti dan Mia segera turun dari transportasi itu. Perlu berjalan sekitar dua puluh meter untuk sampai di depan apartemen Mia.

Gadis itu berjalan dengan raut Lelah di wajahnya memasuki pintu apartemennya. Melepas sepatu kemudian berjalan kekamar mandi untuk membersihkan dirinya sebelum belajar dan benar-benar bisa terlelap dengan tenang.

Sebelum tidur Mia menyempatkan membaca buku the lord of the rings. Tadi di caffe' juga dia menyepatkan diri untuk membaca buku itu. Dosen baru itu sangat pengertian padanya menyuruh untuk membaca dan menulis synopsis trilogy novel yang bisa dibilang cukup tebal untuk dibaca hanya dalam dua minggu.

Line!

unknown.
Save Jisung

Mia menoleh pada ponselnya yang berbunyi, mengira itu balasan dari adiknya namun menghela napas kecewa setelahnya. Ternyata bukan adiknya.

.

.

.

tbc

Fake InnOcent ; Han✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang