Hari ini ada rapat OSIS dan MPK dadakan dikarenakan akan ada event besar-besaran di sekolah. Event ini hanya diadakan sekali dalam setahun. Hari ini rapat akan diadakan di lab biologi. Seluruh jajaran OSIS wajib mendatangi rapat pada sore hari ini.
Bee sebenarnya sangat malas datang hari ini. Rapat ini sungguh merusak kegiatan me time-nya. Aturannya hari ini ia akan bermanja dengan kuku-kuku cantiknya.
"Iya sabar kali ra." Jawab Bee yang masih fokus dengan jalanan dan masih sabar dengan nyinyiran sahabatnya itu.
Memang, hari ini Bee tidak diantar oleh ayahnya. Ia cukup canggung karena masalah malam itu. Ia memilih untuk mengendarai mobil sendiri. Entah angin apa yang membuat bunda membolehkannya mengendarai kendaraan sendiri. Padahal notabenenya bunda sangat sulit melepaskannya. Alasannya jalanan di kota Jakarta ini sangat padat dan cukup mengkhawatirkan. Sekali pun itu ada masalah keluarga, bunda selalu minta tolong kepada tetangga untuk mengantar Bee kemana ia akan pergi.
"Iya ini udah dijalan, ribut lo!"
Kini Bee tak lagi menjawabnya dengan sabar. Panggilan itu langsung saja ia matikan.
Ia memberhentikan mobil mercy merah miliknya di bahu jalan. Ia berkeinginan untuk membeli air tebu di seberang jalan yang keliatannya sangat segar di terik hari ini. Barang kali dapat mengembalikan moodnya.
"Makasih ya bu."
Bee mengambil air tebu yang diberikan oleh wanita paruh baya itu. Setelah sampai di mobil, ia pun langsung menyeruputnya hingga habis. Selanjutnya ia melakukan ritual mengunyah es.
Tak lama Bee pun tiba di sekolah. Ia langsung saja menyambar tas selempang miliknya dan bergegas menuju lab biologi. Ia yakin bahwa rapat pasti belum di mulai. Tidak ada sejarahnya datang on time ke sekolah di hari libur.
Dari jauh Bee melihat seseorang yang sedang berdiri di depan lab. Bee berusaha menyipitkan mata namun ia tidak dapat melihat jelas karena minusnya cukup tinggi. Ia merogoh isi tasnya dan mengambil kacamata stylish miliknya.
Nah ginikan jelas. Gumamnya dalam hati. Kini tidak hanya wajahnya yang jelas dosa-dosanya pun terlihat sangat jelas! Ck.
Ternyata benar dugaan Bee bahwa itu adalah Zara.
Bee pun masuk ke dalam lab bio dan melihat hanya beberapa kehidupan saja yang ada."Dah mulai?" Tanyanya kepada Zara yang masih berdiri di depan lab.
"Blom, ngaret bang-"
"Woi cunguk, ngapain lo pada disini?"
Makhluk yang entah darimana asalnya itu tiba-tiba muncul di hadapan mereka berdua. Dia adalah Jeffry. Sebut saja ijep.
"Rapat." Jawab Bee singkat.
"Idih sok dingin lo Bee-natang" Cibir Jefrry.
"Apansi lo cupu banget."
Setelahnya, Bee pun tidak menghiraukan perkataan Jeffry. Ia memilih masuk ke dalam lab dan menunggu beberapa kehidupan lagi datang. Karena moodnya juga sedang tidak enak dan berdebat dengan Jeffry akan semakin merusak mood itu. Ia juga ingin membersihkan lab itu sedikit karena sepertinya ada yang habis pratikum dan lumayan berantakan.
Bee melirik sekilas arloji di pergelangan tangan kirinya. Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore tapi masih ada beberapa lagi yang belum datang. Ia pun masih menata kursi dan meja agar terlihat seperti konferensi meja bundar. Karena ini menyangkut kelancaran rapat nantinya.
Ekhem!
Seorang laki-laki dengan tinggi semampai tiba-tiba mengganggu kesibukannya. Bee pun mendongak berusaha melihat siapa laki-laki itu.
"E-EH ada apa Rey?"
Ternyata dia Rey, seorang ketua OSIS SMA ini. Kebetulan Bee seangkatan dengannya jadi tidak memakai embel-embel "kak" seperti adik kelas lainnya. Bee merupakan salah seorang secret admirernya sejak ia baru masuk sekolah. Dan sekarang sudah di penghujung pun rasanya masih sama. Ketampanannya itu lagi plus-plus sekarang, karena ia memakai kaos hitam dan celana cutbray coklat mudanya. Ditambah pula dengan rambut barunya. Aduh sangat berkarisma dan bikin melting!!
Rey itu blasteran sunda-turki guys. Jadi bisa kan bayangin gimana. Tapi ingat, jodoh orang memang tampan!
Laki-laki itu membenarkan jambulnya."Tumben rajin?"
Bee pun kembali menatap kebawah, alasannya bukan malu ataupun baper. Tapi karena tidak sanggup mendongak lama-lama, pegel guys. Tinggi banget.
"Hehe iya nih soalnya gabut." Jawab Bee kikuk.
"Keren nih istri idaman." Ujarnya. "Em, lo udah nyusun nama panitia?" Tanyanya.
"Udah kok rey."
"Oke, gue ke yang lain dulu."
Rey pun pergi. Bee melihat punggung itu hingga keluar ruangan. Tidak terlihat ada keburikan sama sekali. Bahkan punggung itu saja terlihat sangat kekar. Ia pun melanjutkan pekerjaannya yang hampir selesai. Lalu menghampiri Zara yang masih bercerita dengan Jeffry.
Bee berdiri di depan pintu dan melirik Zara."Ra, masuk udah mau mulai." Bee pun beralih melirik Jeffry. "Pulang gih jep, nungguin siapa lo?"
"Nungguin Joe, katanya mau latihan basket tapi belum dateng-dateng."
Bee mengangguk singkat. "Yaudah kami rapat dulu, ntar bilangin Jojo tungguin gue."
Akhirnya rapat pun di mulai. Seluruh jajaran OSIS dan MPK kini sudah memenuhi ruangan dan duduk dengan tertib. Kini, suasana ruangan menjadi hening. Rey seorang ketua OSIS kini berdiri di hadapan mereka semua. Menjelaskan kembali secara rinci tujuan rapat mereka. Dan menjelaskan beberapa detail yang penting.
"Lain kali jika ada rapat, datang lebih disiplin! Jika tidak, saya akan menghukum kalian semua untuk jalan jongkok dari gerbang!"
Pesan terakhir tersebut ditekankan oleh Rey.
Setelah lebih kurang 30 menit berjalan, rapat pun dibubarkan. Seluruh jajaran dipersilahkan untuk pulang kerumah. Dan Bee masih menunggu Zara yang sedang mengurus eskul tarinya. Ia lebih memilih duduk di depan koridor kelas yang terdapat pohon rindang. Karena udara yang sangat panas dan sepertinya ia butuh oksigen. Kebetulan di lab tadi kipas anginnya rusak dan pastinya sangat gerah.
"Bee?"
Panggilan itu membuat Bee menoleh ke sumber suara. Ternyata itu Rey!
"Iya rey?"
Bee sangat gugup berbicara dengannya. Jujur saja, dulu ia masuk OSIS karena ada Rey di dalamnya.
"Gue boleh minta nom-"
"Bee ayo pulang, lo nungguin gue kan?"
Ucapannya terhenti karena seseorang. Joe datang menghampiri mereka. Bee pun bingung harus bagaimana. Pulang? Atau minta lanjut Rey ngomong?
"Ayo Bee! Nyokap lo nyuruh cepat pulang."
Akhirnya Bee mengikuti kata Joe saja. Bunda memang menyuruh Joe untuk mengiringinya pulang. Karena sejujurnya, bunda tidak melepaskan Bee sepenuhnya untuk berkendara sendiri.
🐝🐝🐝
Setelah mandi dan tinggal bersantai, Bee kembali teringat akan perkataan Rey tadi.
Tadi Rey minta nomor apa ya?
Nomor gue? Atau nomor sepatu gue? atau jangan-jangan nomor kutang gue? Ih Rey mesum banget sih.
Bee bertanya dan menjawab pertanyaannya sendiri.
Atau Rey minta nomor itu kali ya?
Bee pun seperti orang gila tertawa dengan pikirannya sendiri.
"Darimu aku tahu bahwa cinta hanya sekedar rupa."
KAMU SEDANG MEMBACA
B E E
Teen FictionBee bukanlah gadis cantik seperti tokoh novel pada umumnya. Hidupnya juga tak seenak yang kalian bayangkan. Ia hanyalah gadis yang ditakdirkan memiliki hati sekuat baja namun terkadang serapuh kaca. Ia pertama kali merasakan patah hati pada laki-la...