B E E - 5

23 6 0
                                    

Ketika Bee masih tertegun dengan chat terakhir dari Rey, tiba-tiba ia tersentak dengan bunyi notifikasi baru. Ia melirik malas ke ponselnya. Perkiraannya notifikasi itu masih berasal dari Rey, karena ia telah membaca pesannya saja.

Setelah menekan kata sandi, ia melihat notifikasi itu dari bar notifikasinya. Dan ternyata pesan itu berasal dari Zara.

Ada masalah lagi ga hari ini dengan keluarga lo?

Read.

Pesan itu hanya di readnya saja. Mungkin sekarang, ia lagi ingin mengabaikan dulu hal yang berkaitan dengan Zara. Jujur saja, saat ini ia sedang iri dengan Zara yang disukai banyak cowok termasuk Rey, cowok yang selama ini dia sukai. Sedangkan Bee? Ia dilahirkan tidak secantik Zara. Zara itu adalah gadis yang sangat perfect, menurutnya. Ketika Bee sedang jalan berdua dengannya, yang selalu menjadi pusat perhatian cowok itu adalah Zara. Sedangkan Bee? Ia mungkin hanya di kira sebagai asisten gadis itu.

DASAR KAU BIADAB!!

Bee tersentak ketika mendengar suara teriakan dari luar kamarnya. Ia bergegas mengintip dari lobang pintu. Ia tidak berani keluar. Hanya memantau dari dalam saja dulu. Bila urgent barulah ia memberanikan diri untuk keluar.

SIAPA CEWEK ITU?!

KAU KATAKAN ATAU AKU AKAN MENGAJUKAN GUGATAN CERAI, RONI!

Bee terdiam mendengar semua percakapan itu. Seketika dadanya sesak. Lututnya melemah ingin terjatuh. Matanya memanas ingin menangis.

Masha. Tiba-tiba hatinya menyebut nama itu. Tidak disangka ternyata sosok itu datang.

"Ada sosok yang ingin menghancurkan keluarga mu, Bee! Kamu harus pikirkan cara menghancurkannya kembali."

Bee mengernyit. Gadis kecil itu seakan tau dengan permasalahannya. Ia berfikir sejenak lalu mengangguk paham. Gadis itu memutar gaunnya. Bee yang tau bahwa gadis itu hendak pergi dengan cepat mencegah.

"Eh tunggu. Aku ingin bertanya. Kelebihan yang kamu bilang padaku itu apa?" Bee memerengkan kepala menunggu jawaban.

Gadis itu tersenyum."Sixth sense."

Eh?

Setelah mengucapkan kata terakhir, gadis kecil itu pun melesat pergi. Setelahnya, Bee tidak memikirkan perkara itu lagi. Ia sekarang hanya memikirkan jalan keluar dari ini semua.

Bee ingin bercerita kepada Zara. Namun niat itu ia urungkan kembali. Satu nama yang terlintas di benaknya.

Joe!

Dia pasti bisa bantu gue.

Bee dengan sigap mencari kontak Joe di ponselnya. Tapi, ia lupa memberi nama kontak itu apa. Alhasil ia mengescroll dari atas sampe bawah dengan jumlah seribu kontak. Bila lagi urgent begini, apapun akan niat ia lakukan.

KinderJoe.

Akhirnya Bee menemukan kontak itu di abjad K. Ia lupa kapan terakhir kali ia mengirim pesan kepada Joe. Sebab, Joe itu anak yang rajin. Setiap hari ia membantu ibunya berjualan lontong dan setiap malam ia belajar. Jadi, tidak ada waktu baginya untuk saling membalas pesan.

Karena itu sekarang, Bee sangat berharap Joe dapat membaca dan membalas pesannya dengan cepat.

Joe, gue pingin minta pendapat dan pertolongan lo.

Bee mengirim pesan itu dengan cepat. Ia memantau layar ponselnya. Tatkala jika Joe membalas ia langsung mengetahuinya. Walaupun nada dering notifikasi bisa di atur, tetapi Bee tetap ingin memantau layarnya.

B E ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang