22.00
Aku lahir dari rahim seorang wanita tangguh, dengan perjuangan yang amat sangat besar, dengan proses sesar. Kelahiranku membawa kebahagiaan bagi keluarga. Aku hidup sangat berkecukupan, aku memiliki seorang kakak perempuan yang tinggal bersama nenek didesa. Ayah dan bunda selalu memprioritaskan aku di banding kakak. Namun saat umurku 9 tahun keluarga ku hancur.
Malam ini sunyi sangat sunyi. Hanya suara teriakan ayah yang terdengar. Aku ingin pergi ingin menghilang dari dunia rasanya. Aku memang anak kecil tapi otakku paham akan apa yang terjadi saat itu.
"Salma sayang, mau ikut ayah atau tetap tinggal sama bunda disini?" ucap ayah dengan lembut sambil membawa koper menuju mobil.
Bunda hanya diam, matanya sanyu. "Tidak ayah, salma ingin disini." kata ku.
Lalu bunda langsung memeluk ku dengan erat, aku yang berusaha menghapus air mata bunda saat ayah pergi.
"Bunda jangan sedih ada Salma disini" ucapku dengan polos. Lalu bunda segera membawa ku tidur.
Pagi datang~
Kicauan burung tetap berbunyi dengan merdu, sementara bunda masih diam terpaku.
Aku yang saat itu ingin berangkat sekolah namun bunda belum menyiapkan apapun.
"Bunda, Salma hari ini tetap masuk sekolah kan?"
"Iya sayang" bunda langsung menyiapkan semua dengan gesit."Bunda, apa yang sedang terjadi sekarang?" tanyaku saat itu. Namun bunda hanya menjawab "semua baik-baik saja sayang, kamu tetap anak ayah, kamu tetap anak bunda."
"kenapa ayah pergi? Ayah ga sayang sama Salma sama bunda?" tanya ku lagi.
"Ayah sayang, Salma tidak boleh bertanya hal seperti itu ya."Aku terdiam dan menuju kamar. Bicara pada boneka layaknya orang gila. "Taddy, apakah aku masih kecil? Aku ingin tau apa yang sedang terjadi sekarang. Aku ingin bantu bunda, aku tidak ingin dia sedih."
Boneka itu hanya diam, dan aku kembali bicara. "Taddy katakanlahh, bisa mu hanya diam saja kesal." aku melempar Taddy sangat jauh."Salma..." teriak bunda dari lantai bawah.
Aku segera menghampiri bunda.
"Ini kakak Azra" kata bunda yang sambil merangkul kakak. Namun aku hanya diam, bahkan yang aku sambut hanya nenek.
"Nenek Salma rindu sekali"
Nenek langsung memelukku."Salma sayang, ajak kakak ke kamarnya ya"
Mulutku tiba-tiba menolak kehadiran kakak.
"Tidak bunda Salma ingin main sama nenek"
"Salma..." ucap bunda sekali lagi.
Dengan rasa jengkel aku mengantarkan kakak menuju kamarnya, yang tepat disamping kamarku.
"Ini kakak" ucapku.
"Terimakasih Salma.. Kau tidak rindu denganku?" kata kak Azra.
Aku hanya tersenyum dan kembali kekamar, sementara bunda dan nenek sedang berbincang-bicang di ruang tengah."Taddy maafkan aku tadi melemparmu" sambil ku cium Taddy.
"Ada kak Azra disini, mengapa aku tidak suka?padahal dia kakak ku. Ah aku hanya takut bunda dan ayah lebih sayang dia." lagi-lagi aku berbincang sendiri.Tiba-tiba kak Azra datang menghampirku, "Salma?" kata kak Azra.
Aku hanya melirik dia yang saat itu tingginya sangat tinggi dari ku.
"Mengapa kau menjauh? Aku kakak mu, ceritalah ada apa?" ucap kak Azra.
"Aku hanya anak kecil tidak ada yang perlu diceritakan" kata ku dengan membuang muka.
"Kakak akan tinggal disini dengan mu" kak Azra memberi tau hal yang membuatku benar-benar kaget.
Aku berusaha menerima "Baiklah"Ternyata kehadiran kakak yang aku kira akan mengganti posisi ku itu salah besar, justru kakak tempat ku cerita. Aku mulai menyayanginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku
Short StoryTentang perjuangan, persahabatan, keluarga, cinta, dan pengalaman. Selalu ada pelangi setelah badai, selalu ada kebahagiaan setelah kesedihan. Selamat terombang ambing~