7. Menyelamatkan Surya

705 91 0
                                    

“Kamu menarik. Siapa nama kamu?”
─Surya─
***

Naya yang akhirnya sadar posisi, langsung mendorong Surya. Dia bangkit, merapikan rok. Aku juga baru menyadari kalau sejak tadi dia berantem menggunakan rok.
Beberapa siswa bersorak senang mengatakan "Surya, aku padamu....", ada juga yang berteriak, "Princess kau sangat keren." Aku malas mendengar kalimat-kalimat lainnya. Sampai akhirnya tidak ada riuh lagi, karena seorang guru menghampiri lapangan.

Siswa berlarian dan bel pun terdengar. Aku masih mematung di tempat, melihat Naya yang kesulitan membantu Surya bangun.

Oh tidak, Surya cedera.

Aku berlari ke tengah lapangan, mendekati Surya yang lengan kanannya berdarah. Itu tangan yang tadi dia gunakan untuk menjadi bantalan kepala Naya.

"Tanganku nggak bisa digerakin. Gara-gara kamu, nih, princess gagal."

"Tolong, ya, Surya, kayaknya kamu deh yang jatuh sendiri.”

“Menurutmu aku gila menjatuhkan diri sendiri tanpa sebab?”

“Terus kenapa?”

“Aku mau nolongin kamu!”

Swaaaaaaa

Seolah ada angin lewat, yang membekukan aktivitas sejenak.

Naya dan Surya saling pandang. Surya terkejut dengan kalimatnya, Naya tidak menduga Surya akan mengatakan itu. Aku juga bengong.

Perkembangan cerita macam apa ini? Kenapa Surya mengambil start berkata romantis sama Naya? Hei, Adit saja belum pernah seromantis ini!

Aku berdeham.

Naya lalu sadar situasi kemudian mengulurkan tangan ke Surya yang masih belum mengerti tujuan Naya. “Aku akan bantu kamu berdiri.”

Surya tersenyum samar, lalu menyembunyikan raut senangnya di balik wajah ketus. “Bagus kalau kamu tahu diri!”

“Nggak usah mulai ngajak gadoh, deh. Aku jatuhin juga nanti!”

Surya mengatupkan mulut, lalu mengaitkan tangan ke leher Naya. Tampak kesulitan berdiri juga sekarang. Dia meringis kesakitan, dengan keringat mengalir di leher.

“Sakit banget?” tanya Naya, mulai khawatir ketika memerhatikan ekspresi Surya.

Surya mengangguk lemah. Dia kemudian menoleh ke samping. “Astaga! Kamu ngagetin aku. Sejak kapan ngikutin?”

Aku diam saja. Segitu senangnya dia berduaan sama Naya, ya, sampai tidak menyadari aku di sini dari tadi!

Adit, kalau kamu tidak melakukan sesuatu, protagonis wanitamu akan dicuri antagonis ini!

Maaf saja, Surya, kamu tidak bisa berduaan sama Naya, karena masih ada aku!

Aku berkata ke Naya, “Nay, biar aku aja yang bawa Surya. Kamu cari guru, minta izin juga.”

Surya protes. “Kenapa bukan kamu aja yang cari guru?”

“Aku terkenal malas. Kalau aku yang cari guru, mereka nggak akan percaya. Beda sama Naya yang terkenal baik di akademik.”

Surya manyun, tapi tidak membantah.
Aku menyeringai senang dalam hati. Jangan harap bisa dekatin kakakku! Dia milik Adit!

Naya agak ragu menyerahkan Surya kepadaku karena tahu sendiri fisikku yang lemah ini.

“Jangan khawatir,” kataku, tersenyum kecil untuk meyakinkannya.

Naya tidak punya pilihan lain. Dia segera ke kantor untuk mencari guru yang bisa merawat Surya, sekalian minta izin tidak masuk ke guru yang akan masuk ke kelas kami.

Bukan Figuran [COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang