Karena setiap saat yang kami habiskan bersama bisa saja menjadi detik terakhir kami. Dan itulah membuatnya makin menjadi berharga.
———————————
21.00 kst
Ponsel Haera berdering, sungguh Haera tidak habis pikir dengan orang yang meneleponnya malam-malam seperti ini.
Hwang Minhyun is calling...
"Yeoboseyo Haera-ya"
"Nee, ada apa?"
"Kau tak sibuk? Aku senang bisa sering mendengar suaramu."
"Kau semakin konyol"
"Aku merasa tenang mendengar suaramu."
"Kau bisa meneleponku kapan saja. Bahkan saat aku sedang tidur."
Kemudian Haera berdecak sebal, di seberang sana minhyun hanya tertawa.
"Tapi, sepertinya besok aku tak bisa mengangkatnya karena aku kedatangan VIP."
"VIP? nugu?"
"Klienku dari Jepang, sudahlah aku mau tidur."
"Jaljayo"
tutt.
"Bahkan kau sekarang kembali lagi di saat aku sudah mempunyai kekasih, sungguh tidak adil dunia ini." gumam Haera memijat pelipisnya.
Haera kemudian menuju kamarnya untuk kembali tidur, tapi...
"Siapa yang meneleponmu malam-malam begini chagi?" tanya Joshua yang kini sudah berada di atas ranjang.
"Ha? oh karyawanku laporan jika besok ada tamu di perusahaan." Haera bohong, lalu merutuki dirinya sendiri.
"Oh begitu, cepatlah kesini. Aku sudah mengantuk." Haera menuruti perkataan Joshua lalu naik keatas ranjang dan tidur dalam pelukan Joshua.
---ooo---
05.00 kst
Joshua membuka matanya. Selama beberapa menit dia hanya menatap langit-langit kamarnya, mengerjap beberapa kali, lalu menoleh ke samping kanan.
Tempat di sisi itu masih ada Haera yang terlelap di alam bawah sadar.
Joshua mengulurkan tangan, meraba rambut Haera lalu mengelusnya dengan penuh sayang.
Hanya itu yang di lakukan Joshua selama beberapa menit. Berharap perempuan itu selalu berada di sisihnya.
Haera menggeliat lalu menatap Joshua.
"Apa aku membangunkanmu?" Joshua mengelus pipi Haera dengan pelan.
Haera hanya menggeleng.
"Mianhae, hari ini harus kembali." tatapan Joshua kali ini sangat sulit di artikan.
"Jangan khawatirkan aku dan pergilah." ucap Haera meyakinkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Lie Again - Joshua Hong
Romance" Setiap orang pasti memiliki kekurangan masing-masing. Tidak ada satu pun tidak ada manusia yang sempurna. Alasannya sederhana, karena menjadi sempurna itu terlalu membosankan" - Choi Haera "Karena kita bersama, aku mampu tersenyum dan karena dirim...