Mentari pagi mulai muncul dipermukaan, cahayanya mulai menembus jendela kamar, si cantik pun terusik dari tidurnya ia membuka mata perlahan kemudian duduk untuk sejenak.
Tangannya berusaha mencari benda pipih yang seingatnya di simpan di nakas samping ranjang.
05.30
"Masih pagi, hoamm." Rara menguap namun memilih untuk beranjak dari tempat.
Dia membuka jendela kamar yang langsung memperlihatkan indahnya mentari pagi yang masih malu malu menampakkan diri.
Pandangan memuja Rara layangkan, namun kemudian ia melihat Rey sedang duduk diam di tepian pantai.
Dia melihat Rey yang memandang lurus kedepan, entah apa yang pria itu pikirkan.
Dengan reflek Rara keluar dari kamar setelah menggunakan jaket tebal, ia menyiapkan coklat panas untuknya. Pandangannya lurus ke dua cangkir diatas meja.
"Kok gue nyiapin dua gelas.." gumamnya tanpa sadar
Pada akhirnya dia akan memberikan satu gelas lagi ke Rey.
"Hey, coklat panas?" ucap Rara setelah sampai di tepi pantai sambil menyodorkan coklat panas nya.
Rey tersenyum simpul "Thanks."
Rara mengangguk dan duduk tepat disamping Rey, mereka sama sama diam dalam sunyi.
Hanya ada suara ombak yang menyapu pasir pantai.
"Sana masuk, dingin Ra." Ucap Rey tiba tiba
Rara menggeleng pelan "Gue suka mandangin langit."
Rey menatap Rara yang tengah menatap sang mentari.
Kenapa wanitanya begitu cantik padahal bangun tidur? Wajah tanpa make up tak menutup keindahan Rara, Rey dibuat semakin jatuh akan pesonanya.
"Cantik." Ucap Rey tanpa sadar
"Huum, cantik banget kan." Jawab Rara yang masih berkonteks langit.
"Kamu Ra. Bahkan mentari yang lagi kamu pandangin juga cemburu sama kecantikan kamu."
Rara yang terkejut kemudian menoleh ke Rey yang sejak tadi memandang nya, senyuman maut Rey benar benar membuat wanita itu tak sanggup menahan gejolak dalam tubuhnya, seperti ada kupu kupu yang berterbangan didalam sana.
"A-apaan sihh, lebay dehh." Sahut Rara dengan pipi yang memerah tak tertahan.
Rey terkekeh pelan melihat wanitanya salah tingkah.
Tiba tiba tangan Rey menggenggam tangan Rara, pergerakan yang mendadak jelas saja membuat Rara semakin salah tingkah.
"Ra.." Lirih Rey sambil menatap Rara lamat lamat
"Will you be mine?" Ucap Rey lagi
"R-rey..." Jantung Rara berdegup dengan kencang.
"No. I mean.. Be mine, Please."
Pernyataan yang semula pertanyaan itu membuat Rara semakin mabuk kepayang.
"Emm.." Ucap Rara kemudian mengangguk pelan, Rey yang melihat tersenyum lebar.
"Emm, apaa?" Tanya Rey dengan senyum menggoda nya.
"Aish nyebelinn." Rengek Rara salah tingkah
"Emm apa, sayang?" Tanya Rey lebih lembut
"I-i wanna be your girl." Ucap Rara dan terpaku saat kini Rey tengah mengecup bibirnya.
Pandangan yang semula kaku lambat laun melembut, ia pejamkan matanya dan membalas kecupan Rey dengan lumatan kecil.
Rey tersenyum di sela ciuman manis itu, ia tarik pinggang ramping Rara mengikis jarak, satu tangannya yang berada di tengkuk menekan pelan untuk memperdalam ciuman.
"Hmmh.." Lenguh kecil dari bibir wanitanya membuat Rey melepas tautan bibir mereka, ditatap mata indah wanitanya dengan lekat.
"Aku bersyukur dipertemukan sama kamu, duniaku."
Tidak bisa di bohongi bahwa Rara tengah salah tingkah saat ini, ia mengulum senyum dan menyembunyikan wajah cantiknya di dada bidang Rey, menggemaskan sekali.
"Ra.."
"Emm?"
"Aku pengen lakuin ini dari dulu."
Ucapan Rey yang ambigu membuat Rara bertanya tanya, namun sebelum ia bertanya ia dikejutkan perlakuan Rey yang tiba tiba mengangkat tubuhnya ala bridal style.
"R-Reyy!?" Teriak Rara panik ketika pria tampan itu membawanya berlari menyusuri pesisir pantai, nampak Rey hanya tertawa dan sungguh itu membuat Rara terpaku, bagaimana ada pria se menawan ini?
Rara tersenyum lebar, ia mengecup pipi Rey tiba tiba membuat sang empu menatapnya kaget, lalu tersenyum lebar dan mengecup seluruh wajah indah wanitanya. Mereka tertawa lepas, menikmati masa masa indah bersama.
Bahkan semesta turut bahagia dengan mereka, suara laut yang tenang, langit di pagi hari, suara pasir yang terseret pasang surut air laut, bahkan angin di sekitar mereka. Rasanya seperti ada musik romantis yang tengah mengelilingi kedua insan dimabuk asmara ini.
Lagi lagi di belakang sana, orang orang yang sudah menunggu hari ini tiba tersenyum senang melihat kebahagiaan yang terpancar dari Rey dan Rara.
***
Suasana rasanya terasa lebih hangat dibanding kemarin, bagaimana tidak? Rey dan Rara kini terlihat semakin lengket, bukan Rey namanya jika ia tidak jahil.
"Sayang, suapinnn." rengekan dengan suara manly itu tiba tiba terdengar di sela sela kegiatan mereka, dengan manja Rey menatap Rara sementara yang ditatap menggelengkan kepalanya.
"Gamauu wlee." Ucap Rara diselingi ledekan membuat sang empu hanya bisa merengut.
"Tau tuh Oppa! nih liat aku aja makan sendirii!" Sanggah Queen tiba tiba diselingi tawa yang lain.
Tawa yang bersautan itu kian berhenti setelah Donna mengucapkan sesuatu
"Akhirnya, sekian lama Bunda menunggu momen ini."
"Masih Bunda ingat dahulu Rara sangat sulit sekali didekati, sudah pusing kepala bunda mendengar ocehan dari Rey. Mungkin sekarang Bunda akan rindu masa masa itu." Lanjutnya lagi
Rara yang mendengar tersipu malu, masih jelas ingatan nya pada saat awal ia dan Rey bertemu, dimana kesan pertama dari mereka berdua kurang baik. Siapa sangka akan berakhir dengan bahagia seperti ini?
Sementara Rey? jangan ditanya, sejak pagi ia sangat senang, rasanya tidak bisa dibendung lagi. Perjuangannya selama ini tidak sia sia, penolakan demi penolakan yang Rara berikan justru tidak membuat Rey menyerah, perasaannya kian kuat dan yakin, ia mencintai Rara.
Pagi itu, secerah raut wajah yang terpancar. Hari terasa lebih indah dari biasanya, mereka sedang berbahagia.
To Be Continue
01'05'23
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine (ON GOING!)
RomanceHalo! panggil aja aku 'Ra, aku owner dari cerita ini. Honestly cerita ini dibuat sejak tahun 2019 lalu, dan tidak pernah selesai sampai kini, sudah menginjak Oktober 2022. Karena beberapa faktor, aku vakum dari dunia wattpad kemudian coba bangkit la...