3

11 2 1
                                    

"Aku terbangun saat mendengar kata-kata itu tapi sayang nya mataku tidak mau terbuka, maaf.."
------------------------------

"Kapan kita akan keluar dari sini, dia akan menyadari nya cepat maupun lambat."
"Bersabarlah, dia pasti tau kondisi kita dan kita dulu berjanji kita akan menghentikan kutukan itu secara bersama, tapi salah satu dari kita belum bangun belum saatnya kita keluar."
-----------------------------

Aku termenung di depan jendela kamarku. Menikmati aluna melodi dari hp ku.

I will sing for you forever and dream for you.......
Oh dream for you
Ooh dream for you

Sekiranya itulah yang keluar dari alunan melodi dari hp ku. Ya aku jujur masih memikirkan omongan Jack.
Andai aku tau apa makna dari kata-kata itu mungkin semua akan mudah, tapi setiap kali aku akan paham tentang makna dari omongan itu ada saja sebuah mimpi yang melarangku untuk mengingat semua nya, sebenarnya aku nggak masalahin mimpi itu tapi mimpi itulah yang selalu membuatku penasaran, karena orang yang ada di mimpiku itu mirip sama "mereka berdua".
------------------------------

Jack pov

Setelah sekian lama akhirnya aku mengatakannya juga pada Viona, jujur aku tidak mempermasalahkannya tapi hanya saja, "mereka berdua" lah yang selalu menyeretku pada masalahnya.

Ya seperti saat ini aku diajak bertemu di sebuah kafe yang terletak di pinggiran kota. Anehnya mereka berdua itu tidak mau mengatakan apapun sejak tadi. Aku yang terlampau emosi akhirnya membuka suara duluan.

"Jadi sebenarnya kita ketemuan buat apa?" Tanyaku sedikit emosi, mereka yang tidak merespon ku hanya menghela nafas lelah, yang anehnya aku tidak mengetahui apapun dari pikiran mereka.
Pada akhirnya salah satu dari mereka membuka suara, dan aku terkejut dengan apa yang di katakannya.

Aku hanya tersenyum, ralat aku menyeringai lebar yang membuat mereka bergidik ngeri.

"Ya, terserah pada kalian sih, tapi yang jelas aku bukan kayak kalian yang menyembunyikan suatu hal besar, pokoknya kalian tau akan ada konsekuensi di setiap tindakan kalian." Setelah selesai berkata seperti itu aku langsung pergi dan meninggalkan mereka yang masih sibuk sama pikiranya masing-masing.

Jack pov end

-----------------------------

Aku menyusuri kantin sekolahku, dan mencari - cari letak keberadaan kedua sahabatku ya benar Nana dan Nathalie yang biasa di panggil Nana juga tapi kusus untuk ku, ku panggil dia " Nalie" emang rada nggak nyambung sih tapi daripada nggak ada panggilan kan.

Dan akhirnya aku menemukan nya di meja ujung bukan paling ujung di kantin dan ternyata mereka udah duduk bareng-baren dari tadi.

"Tumben lama biasa paling cepet tuh istirahat nya" celetuk Nana yang di setujui oleh Nalie.
"Quiz dadakan mana soalnya fisika lagi bantu doain lah supaya nilai nya bagus soalnya tadi ada yang cap cip cup" jelasku panjang lebar dan hanya mendapat gelengan dari mereka.

Sebenarnya biasa nya sih kita ngumpul ma Steven dan temannya alias namanya si Billy, dan semenjak Nana dan Steven putus, kami jarang ngumpul bareng dan setelah mereka di omongin ehh tiba-tiba mereka datang dong. Emang panjang umur nih mereka berdua.

"HAI EPRIBADEH PAKABAR NIH" dan itu adalah suara teriakan si Billy, kadang akutu heran si Billy ni laki atau perempuan. Dan satu hal yang kalian tau dari si Billy ini dia di depan umum tu sholeh, penyabar, pendiem dan pintar, tapi jagan tertipu wahai saudara-saudari sekalian, kalau sudah sama kita isi mulutnya 24/7 itu ghibah semua,dan mulutnya juga kotor.

The StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang