#17

781 79 7
                                    

Amber, krystal, jeno dan seulgi sedang makan malam bersama, semua orang menikmati makanan masing masing dengan khidmat. Tak ada percakapan satu sama lain, amber terlihat lebih pendiam, ia juga paling cepat melesaikan makannya.
"Biar aku saja yang mencucinya!" Krystal menawarkan diri untuk mencuci piring milik amber.
"Baiklah, terima kasih" amberpun menyimpan piringnya yang hendak ia cuci, kemudian bersiap untuk berangkat kerja.
"Dia kenapa? Sikapnya seperti sedang sekarat!" Jeno menatap punggung amber dengan mulut penuh makanan.
"Yak! Jaga ucapanmu!" Seulgi memukul kepala jeno dengan sendok. Krystal hanya diam memperhatikan amber, benar kata jeno hari ini amber bersikap aneh.

"Kau sedang apa?" Krystal menghampiri amber yang sedang membaca sebuah buku atau seperti sedang melihat lihat majalah, entahlah.
"Hanya melihat lihat buku saja" amber langsung menyembunyikan buku yang dia baca, seperti ada suatu hal yang ditutup tutupi.
"Sini, aku juga ingin melihatnya!" Meskipun amber tampak agak dingin Krystal berusaha membuat suasana menjadi hangat, namun usaha krystal tak berhasil. Tangan krystal nyaris ditepisnya.
"Aku akan bersiap untuk kerja!" amberpun meninggalkan krystal yang kesal karena amber baru saja menepis tangannya. Amber langsung pergi tanpa berpamitan.

....
Krystal terbangun mendengar langkah seseorang memasuki rumah. Dengan mata yang masih mengantuk, krystalpun memeriksa ruangan.
"Kau baru pulang?" Krystal masih kesal atas perilaku amber padanya tadi. Amber membawa dua kantong plastik di tangannya. Berisi makanan dan minuman.
"Maaf, aku membangunkanmu!" Amber sama sekali tak menatap krystal, ia lantas meminum bir yang ia bawa. Rasa kantuk krystal seketika hilang dan rasa kesalnya semakin bertambah.
"Kenapa kau baru pulang? Bukannya kau selesai kerja jam 2 pagi?" Krystal menyelidik pakaian yang dikenakan amber, pakaiannya berubah itu bukan pakaian yang tadi amber kenakan saat berangkat.
"Kau tau kan! Ini malam minggu, banyak pembeli dan aku diharuskan lembur!" Amber membuka kaleng bir yang kedua, waktu hampir menunjukan pukul 5 pagi.
"Aku akan pulang!" Akhirnya ucapan krystal membuat amber menoleh padanya. Namun krystal tak bersungguh sungguh atas ucapannya, ia hanya ingin mendengar respon amber.
"Baiklah, ide bagus!" Jawaban amber sungguh tak disangka, amber seperti tak mempedulikan apapun, krystal benar benar marah dan seketika langsung mengambil bir yang sedang amber minum. Amber malah membuka lagi kaleng bir untuk ketiga kalinya, semakin menyebalkan.
"Kau ini kenapa?" Krystal kembali mengambil bir yang ada ditangan amber. Amber menatap krystal tak peduli, Krystal membereskan semua bir yang ada dia atas meja dengan perasaan jengkel. Kemudian membuangnya ketempat sampah.
"Yak! Apa kau gila? Hahh?" Amber nyaris berteriak. Krystal menatap amber marah, amberpun tak kalah marah. Krystal menahan air matanya agar tak jatuh, kemudian iapun pergi kekamar. Krystal tak bisa memahami sikap amber yang seperti ini, dulu amber juga bersikap aneh tiba tiba memutuskan hubungan dengannya meskipun hubungan mereka dulu masih diragukan kejelasannya. Pukul 8 pagi, amber dan jeno membersihkan halaman, mereka berdua memotong rumput halaman yang sudah tumbuh memanjang, matahari cukup cerah menghangatkan dimusim yang dingin ini. Amber terlihat kurang fokus, sibuk dengan pikirannya yang nampak banyak sekali masalah. Jeno yang sedari tadi memanggilnyapun tak terhitaukan.
"Hyung!" Jeno melambaikan tangannya di depan wajah amber.
"A-apa?" Amber memukul tangan jeno yang tak berhenti melambai di depan wajahnya.
"Kurasa kau harus cepat meminta maaf kepada noona krystal, sedari tadi dia belum keluar kamar, dia juga belum makan, bagaimana jika dia mati!" Jeno mengambil sapu meninggalkan amber yang berfikir mengenai krystal.
"Nanti, nanti aku akan meminta maaf!" Ucap amber setelah sekian lama melamun.
"Siapa? Siapa yang meminta maaf? Kenapa minta maaf?" Seulgi tiba tiba sudah berdiri dibelakang amber, cukup mengejutkan.
"Kau kapan datang? Ahhss mengagetkanku!" Amber mengelus dadanya menghembuskan nafas panjang.
"Yak! Jawab pertanyaanku, ada masalah apa? Kenapa malah balik bertanya!"
"Tak ada masalah, kami hanya sedang mengobrol" amber berjongkok meneruskan pekerjaannya dengan jantung yang masih berdetak kencang hampir copot. Seulgi yang baru saja pulang dari pekerjaannya pun memasuki rumah. Jeno yang sedari tadi pura pura sibukpun menghampiri amber.
"Hyung! Cepat minta maaf, kau akan kena marah kakakku, kau tau kan dia galak!" Jeno hampir berbisik takut pembicaraannya terdengar seulgi.
"AMBER!!" belum lima menit, seulgi sudah berteriak di ambang pintu. Jeno kembali berpura pura sibuk memotong rumput.
"Yak kenapa kakakmu seperti ahjuma!" Amber ikut sibuk mengikuti jeno, berpura pura tak mendengar teriakan seulgi.
"AMBER!" seulgi mengulangi kalimatnya.
"Ne, seulgi-ssi" amber berusaha tersenyum santai.
"Cepat kemari!" Seulgi mirip beruang yang akan mengamuk. Amberpun menghampirinya cepat cepat.
"Ada yang bisa kubantu?" Amber tersenyum gugup.
"Kenapa kau bersikap seenaknya?hahh? Krystal kenapa? Kau apakan dia?". Belum sempat melangkahkan kaki menuju kamar, henpon amber berdering nyaring. Amber cepat cepat meninggalkan seulgi keluar, sepertinya panggilan penting hingga tak boleh terdengar oleh siapapun.

Wrapped in love tattoos (Kryber)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang