#21

775 57 9
                                    


"Kenapa kau tak makan?" Amber menyimpan sendoknya di samping piring, krystal terus saja menatapnya.
"Cepat makan!" Amber kembali menyendok makanannya.
"Apa ada sesuatu di wajahku?!" Hari ini krystal terlihat sangat berbeda, dari yang sangat pagi sudah tiba di apartement nya, dari yang tak berhenti menatapnya, kemudian luka dilututnya.
Amber tak jadi meneruskan sarapannya, krystal membututi amber kemanapun amber melangkah. Amber sengaja mengelilingi ruangan dan krystal benar benar mengikutinya. Kemudian Amber berfikir untuk mengerjai krystal, amber melangkah menuju toilet tapi kali ini krystal ragu untuk melangkahkan kakinya mengikuti amber, langkahnya mundur kembali dan berhenti di ambang pintu.
"Kenapa berhenti? Masuklah?" Amber menyuruh krystal ikut masuk.
"Tidak, aku tunggu disini saja!" Krystal membetulkan poninya yang rapi, bola matanya berputar melihat ke sembarang arah.
"Cihhh, masuklah!" Amber menggoda krystal.
"Tidak mau!... Yak!!" Amber menarik krystal, krystal terhenyak menabrak amber, Wajah amber menahan tawa.
"Kenapa tidak mau masuk?" Amber melangkah pelan mendekat kepada krystal.
"Kenapa aku harus masuk?" Wajah krystal memerah, poninya kini berantakan.
"Kau harus masuk!" Amber mendorong krystal dengan tubuhnya.
"Ahhh,, jangan seperti itu!" Sial, dibelakang ada tembok menghalangi, wajah krystal mulai memerah, tubuhnya menempel pada amber membuat jantungnya berdebar dan sedikit merinding.
"Aku bisa saja menghilang ketika di dalam toilet!" Bisik amber tepat di telinga krystal.
"Yak! Isshhh kau menyebalkan" krystal mendorong amber dan menggerutu keluar toilet. Amber terkekeh melihat tingkah krystal.

.....
"Hari ini kita harus berdua saja, seharin penuh aku akan berada disampingmu, dan kau akan selalu disampingku" krystal duduk disofa sedangkan amber sedang mengambil air minum.
"Kenapa seperti itu?" amber memberikan segelas air kepada krystal dan duduk disampingnya.
"Setelah hari ini aku akan berusaha merelakanmu pergi" krystal berbaring di pangkuan amber.
"Sebentar, aku harus menjawab ini!" amber mendapat panggilan telpon. Krystal masih bisa bisa mendengar percakapan amber dengan orang disebrang telpon. Krystal kembali duduk tenang setelah amber menyelesaikan panggilan telponnya.
"Siapa? Tampaknya penting hingga kau harus menghindariku". Ucap krystal agak ketus.
" tidak krys! tadi key, dia akan kemari!" amber
Kembali duduk seperti semula.
Dengan mengingat statusnya saat ini sebagai kekasih amber, krystal masih belum bisa menerima kepergian amber yang mendadak ini. Namun krystal tidak menyesal karena dalam pikiran sebenarnya dia sudah tahu apa yang akan terjadi atas semua kejadian. Tinggal bagaimana caranya ia bisa merelakannya tanpa ada penyesalan sedikitpun.
"amb, aku sudah bilang sejak awal kalau aku ingin berduaan saja bersamamu, sebelum kau benar benar pergi. Aku hanya ingin memelukmu tanpa ada rasa takut, itu saja", jawab krystal mencoba memberikan pengertian kepada amber. "Aku mengerti,Tetapi apa kau sanggup untuk tidak melakukan yang lebih dari itu?", amber menatap krystal dengan sorotan mata tajam.
"Apa? Ahhm Kalau kau gimana?", krystal balik bertanya.
"Yak, kenapa malah balik bertanya?" Amber bertanya dengan nada agak ketus.
"Aku sanggup, amb", tegas krystal. Akhirnya amber tersenyum juga. Amber lalu berjalan ke arah krystal menuju tempat tidur lalu duduk di samping krystal. Amber lalu merangkul tubuh krystal dan membaringkan tubuhnya di atas kasur. "Janji yah..!", ujar amber lagi. Krystal mengangguk.

...krystal pov....
Kini aku memeluk tubuh amber dengan posisi menyamping, sedangkan amber rebah menghadap ke atas langit-langit kamar sambil mengelus kepalaku. Aku sangat menyayanginya, takut kehilangan dirinya, aku takut jika perpisahan kita nanti takkan bisa mempertemukan kita kembali. Aku mencium pipinya, sambil jemariku membelai-belai bagian belakang telinganya. Amber tertawa mendapat perlakuan itu dariku, Matanya terpejam seolah menikmati usapan tanganku. Aku memandangi wajahnya yang manis, hidungnya yang mancung, lalu bibirnya. Aku tidak tahan untuk berlama-lama menunggu, sehingga akhirnya aku memberanikan diri untuk mencium bibirnya. Aku melumat bibir itu dengan mesra, lalu aku mulai menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Mulutnya terbuka perlahan menerima lidahku. Cukup lama aku mempermainkan lidahku di dalam mulutnya. Lidahnya begitu agresif menanggapi permainan lidahku, sampai-sampai nafas kami berdua menjadi tersengal-sengal tidak beraturan. Sesaat kemudian, ciuman kami terhenti untuk menarik nafas, lalu kami mulai berpagutan lagi.. dan lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wrapped in love tattoos (Kryber)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang