#16

907 85 7
                                    

Amber berhenti dua langkah di belakang krystal yang tiba tiba berhenti menangis.
"Jangan mendekat!" suara krystal masih terdengar menangis, amber terlihat bingung, apakah krystal berbicara padanya? Amber berjalan satu langkah untuk memastikan.
"Sudah Kubilang jangan mendekat!, aku tak mau kau melihat wajahku" krystal mengulang kalimatnya. Ternyata Krystal memang berbicara pada amber. Amber tak mempedulikan ucapan krystal dan duduk di sampingnya. Krystal menangis semakin kencang tepat saat amber duduk disamping dirinya, kesedihannya tak tertahankan. Amber menutup paha krystal dengan jaket yg dikenakannya, rok yang dikenakan krystal terlalu mini.
"Aku.... Aku pernah mengalaminya, jadi aku tahu rasanya" mendengar ucapan amber, krystal mengehentikan tangisnya, sejenak menatap amber yang juga sudah menatapnya sedari tadi. Krystal berusaha menenangkan dirinya meskipun itu sulit.
"Rasanya pingin mati, benarkan?" amber mengusap air mata krystal, membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Dulu....." amber menceritakan semua kejadian perselingkuhan mommy nya pada krystal. Ceritanya membuat tangis krystal benar benar berhenti.
"Untungnya dulu aku tidak menangis, pada saat itu tak ada seseorang yang dapat menghiburku, setidaknya jika aku tidak menangis aku juga tak perlu repot menghibur diriku sendiri, itu akan membutuhkan dua kali lipat tenaga." ucap amber tersenyum.
"Lalu apa yang kau lalukan?" krystalpun bertanya setelah sekian lama menyimak.
"Aku menghancurkan semua barang disekitarku yang ada di dalam rumah! Aku meluapkan semua kekesalanku!" amber melemparkan kerikil kecil ke danau. Syukurlah Ceritanya berhasil membuat krystal berhenti menangis, dan sejenak melupakan kejadian tadi. Hening sejenak sibuk dengan perasaan masing masing.
"Kau percaya ceritaku krys?" amber terkekeh melihat ekspresi krystal yang sangat serius. Krystal melotot mendengar pertanyaan amber dan ekspresi amber yang seakan itu lelucon.
"Jadi kau berbohong? kau mengarang cerita?" krystal berdiri membuat jaket di pahanya jatuh ke tanah.
"Tentu saja! Lagipula kenapa ibuku berselingkuh, dia sudah lama mati krys!" amber mengambil jaketnya ikut berdiri, menepuk pantatnya yang kotor dan tanpa dosa pergi sambil tertawa meninggalkan krystal yang kesal akibat ceritanya barusan, meskipun sebetulnya cerita tersebut memang benar benar amber alami.
"Yak!" krystal berteriak mengejar amber.
"Maaf krys!" masih dengan tawa di wajahnya amber berlari melambaikan tangannya pada krystal.
"Dasar bodoh!. Baiklah, seperti ceritamu aku akan menghancurkan semua yang ada disekitarku" disaat seperti ini bisa bisanya amber bercanda.

Entah seberapa jauh amber berlari, ia baru menyadari bahwa krystal tidak ada dibelakangnya, krystal sudah tak mengejarnya lagi. Tanpa berlama lama amber berbalik arah, kembali mencari keberadaan krystal. Untuk kedua kalinya krystal membuat amber cemas.
"Astaga krys!" amber mengambil botol soju yang sedang krystal minum. Kedai kecil yang berada di ujung persimpangan jalan ini menjadi tempat dimana krystal berhenti.
"Ayo kita pulang!" amber menarik tangan krystal yang hampir mabuk, keduanya hendak pulang. Tiba tiba dan tak disangka perlahan tapi pasti salju turun cukup lebat, amber dan krystal kembali memasuki kedai kecil ini, tirai tirai tenda mulai ditutup satu persatu oleh sang pemilik kedai, kedai berbentuk persegi ini mulai ditinggalkan para pengunjung menyisakan amber dan krystal.
"Bagaimana ini amb!" krystal dibuat cemas dengan keadaan saat ini, cuaca berubah menjadi sangat dingin. Amber sibuk bergumul dengan pikirannya. Tak ada kendaraan umum yang beroperasi selarut ini. Dan Sebentar lagi kedai ini akan tutup.
"Yak! Kenapa kau berpakaian seseksi ini, musim akan berubah, memangnya kau tak lihat berita hahh? Kau seharusnya wasapada!" kini mereka sedang berdiri di pinggir trotoar dengan guyuran salju yang lebat.
"Maaf, aku tak sempat memperhatikan pakaianku! Memangnya siapa yang mempedulikan pakaian ketika ayahnya berselingkuh" krystal menggosok gosok lengannya berusaha agar bisa mengurangi rasa dingin. Amber yang melihatnya kembali memberikan jaketnya pada krystal. Uap udara terlihat jelas setiap kali mereka berbicara.

"Jika kau tak nyangkut disini mungkin kita sudah sampai dirumah!" amber sedikit ketus dengan ucapannya.
"Tapi Aku tak ingin pulang!" ucap krystal nyaris berbisik merasa sedang disalahkan atas situasi ini.
"Maksudku bukan kerumahmu, tapi kerumahku, maksudku anggap saja itu rumahku" amber merasa kasihan melihat wajah krystal yang berubah murung.
"Auuhhh sangat dingin! Bukankah ini sangat indah?" krystal melihat kelangit menahan salju dengan telapak tangannya, salju turun begitu lebat menghantam bumi dengan lembut.
"Kita harus bergerak krys, kita akan mati membeku jika hanya berdiam diri saja!" amber mengusap salju yang ada di tangan krystal. Membersihkan salju yang menempel di rambut krystal. Krystal memperhatikan amber yang tak kalah kedinginan, hembusan uap nafas amber terlihat jelas dari hidung mancung miliknya. Matanya sedikit berair dan memerah akibat dingin.
"Telingamu merah sekali" krystal memegang, menangkup telinga amber yang memerah dengan kedua tangannya. Nafas amber terasa hangat seketika menerpa wajah krystal yang kini sangat dekat.
"Benarkah?" amber membalas menangkup tangan krystal yang menempel pada kedua telinganya, tangannya tepat menempel pada jari jemari krystal, terasa sangat hangat.
"Cup" masih dalam posisi yang sama, krystal menempelkan bibirnya pada bibir amber, Udara dingin seolah mengisyaratkan agar mereka berciuman. Sentuhan bibir krystal yang lembut membuat amber tak dapat menolaknya, amber membalas hisapan lembut yang diberikan krystal pada bibirnya, jantungnya berdetak semakin kencang. Tangannya berubah menjadi memeluk krystal, kecupannya tak terlepas sedikitpun. Salju seolah mencair berubah menjadi sebuah kehangatan, Suasana malam dengan penerangan lampu jalan yang remang cukup jelas menampakan dua insan sedang berciuman.

Wrapped in love tattoos (Kryber)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang