[5] c o m p l i c a t e d

20 5 0
                                    


Happy Reading!!

🍁🍁🍁

Keana turun dari angkutan umum. Ia menghentak-hentakan kakinya. Kenapa hari ini ia harus terlambat bangun ditambah lagi menunggu angkutan umum yang lewat cukup lama.

"Pokoknya mulai sekarang gue gak mau bareng lo lagi"katanya pada Elvan

Elvan bergeming ia menaikan satu alisnya.

"Pokoknya gue kesel sama lo. Fans lo tuh ngeselin tahu ga arghh..." Keana mencak mencak sendiri.

Ia memang berlebihan seolah olah menjadi korban bully satu sekolah karena jalan bareng Elvan. Padahal baru saja di gunjing beberapa fans Elvan. Tapi tetap saja menjadi bahan gunjingan itu tidak enak.

Erlan terkekeh.

"Ih...pokoknya besok gak usah mampir kesini lagi."Keana mencebik kesal

"Oke"balas Elvan singkat kemudian memacu motornya pergi dari rumah Keana.

Keana merutuki dirinya sendiri mengingat perkataannya pada Elvan beberapa hari yang lalu. dan terhitung, ini adalah kali kedua keana terlambat datang ke sekolah karena tidak berangkat bersama Elvan.

Kini ia berakhir mendapat hukuman bersama beberapa murid lainnya yang dibagi menjadi dua kelompok yang di isi lima orang. Keana dan kelompoknya kebagian mengepel koridor dan juga menyiram tanaman dan parahnya ia berada dalam kelompok yang salah satu anggotanya adalah Gevan.

Semenjak kejadian waktu itu keana tidak berani lagi berbicara dengan Gevan. Dan itu bukan masalah besar bagi keduanya. Toh, sebelumnya mereka memang tidak pernah berbincang. Untung saja ada salah satu adik kelas yang kelihatanya cukup akrab dengan Gevan dan Alvin jadi suasana tidak terlalu canggung. Sandra namanya.

"Ih Gevan gue capek" eluh cewek dengan bedak tebal yang membuat bagian muka dan leher terlihat kontras.

Gevan mendengus malas.

"Capek apaan, dari tadi lu kaga ada tuh bantuin kita" ujar Alfin tak terima.

"Ih kan gue udah bantuin bawa ember tadi"balasnya sambil bergelayut manja pada tangan kiri Gevan. Gevan yang sedang menyiram tanaman pun mencoba menyingkirkan tangan cewek itu.

"Seira lo tuh menjijikkan tau gak sih" Alvin yang notabenya adalah teman sekelas cewek itu berujar menunjukkan rasa tidak sukanya. Memang Alfin itu ngomong gak pake disaring dulu.

"Kak Alfin kalau ngomong terang-terangan banget, sih,"ujar Sandra.

"Ntar kalau gelap-gelapan hamil dong" balas Alfin jenaka.

Seira berdecak "Ih, lo ngapain ikut-ikutan" ujarnya pada Sandra.

"dih, dia cuman ngomong begitu doang. Gausah lebay, deh, lagian dia ngomong sama gue" kata Alfin.

"Ih, Gevan lo kok gak belain gue, sih," aduhnya pada Gevan.

"Dih,lo siapa ya?"balas Gevan singkat.

Keana menunduk menahan tawanya. Ia geli sendiri melihat kelakuan Seira yang centil.

"Ih, awas aja ya lo, Alfin. Gue bilangin bu Saras kalau lo sering ke club malam" Ancamnya pada Alfin. Dia pikir dengan membawa nama wali kelasnya Alfin akan ciut? tidak semudah itu maesaroh

"Cot...bacot...bacot..bacot...bacot"ujar Alfin acuh. Dan memberi nada pada kalimat yang barusan ia ucapkan dan penekanan di akhirnya.

Seira menghetak-hentakan kakinya kesal. Kemudian meninggalkan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang