↪ Ketus

6 1 0
                                    

Lee Jihoon

☑ Apa kau pulang dengan| selamat? Maaf karena sudah 
memaksamu minum . . . 

Butuh waktu lima menit baginya untuk membaca pesanku tetapi lelaki itu tak kunjung membalasnya. Dua jam lebih aku terjaga hanya demi menunggu balasan pesan darinya. Pikiranku bisa langsung dibuat kacau hanya dengan tindakan sederhananya. Jujur saja sesungguhnya aku tidak terkejut dengan sikap Jihoon ini karena aku juga kadang bersikap seperti itu namun tetap saja hatiku merasa tak terima.

Kenapa dia tidak menolak soju yang aku tawarkan, hah?

Dia pasti tidak merasa telah membuat orang lain khawatir bahkan bersalah karena tidak mengerti akan kondisinya. Kalau saja aku langsung bertanya padanya ketika aku sadar akan perubahan rona kulit itu mungkin aku akan memaksa Jihoon untuk langsung pulang.

Apa kau lebih mengkhawatirkan aku yang pulang sendirian daripada kondisi dirimu sendiri?

Aku memaksakan kedua bola mataku untuk terpejam. Otakku terus mengiangkan kalimat lampau yang bahkan rasa sakitnya sudah muak aku rasakan.

Benar, aku telah jatuh cinta dengan sebegitu mudahnya maka dari itu pastikan baik-baik dirimu di belakang batas karena akhir kisah ini akan berakhir sama.

"Kalian sudah dengar kalau usulan kepala editor Jang untuk menjadi kepala departemen perekrutan di perusahaan induk telah disetujui oleh para pemegang saham."

"Benarkah? Aku tidak percaya orang seperti dia bisa mendapatkan dukungan dari pemegang saham."

"Entahlah, mereka belum tahu saja sikapnya yang tidak bisa bersosialisasi itu."

"Bisa jadi wanita itu menyuap mereka dengan tubuhnya."

"Maksudmu dia melayani semua pak tua itu?"

"Iya, kau ingat bagaimana dia menggoda pacarmu?"

"Benar-benar wanita jalang."

"Selamat pagi," kedua wanita yang tengah asik bergosip di ruang rapat itu pun langsung membisu, "sepertinya kalian sedang asik membicarakan peran Han Sohee sebagai jalang yang merebut pacar temannya dari drama itu." Mataku asik melemparkan tatapan intimidasi pada keduanya sambil berujar.

"I-iya, dramanya sangat bagus."

"A-aku turut terbawa emosi saat menontonnya."

"Benarkah?" dengan segera aku mengeluarkan ponselku, "disini tertulis Dakyung menjalin hubungan gelap dengan Taeoh yang mana merupakan suami dari teman ibunya."

Pandanganku menelisik satu-persatu dari mereka dengan maksud meminta kejelasan tetapi tidak ada satu pun yang bersuara.

Aku menegakkan gestur dudukku serta mendekatkan kepalaku ke arah mereka, "Berhenti menontonnya, lebih baik kalian mengecek kesehatan telinga kalian lebih dulu baru menyaksikan drama itu."

Bagaikan penjahat yang kejahatannya baru saja terungkap kedua wanita yang menjabat sebagai manajer di bidangnya masing-masing itu beringsut keluar dengan penuh kecanggungan. Tak ada sedikit pun niat terbesit di kepalaku untuk menanggapi salam mereka. Lagipula tidak lama lagi aku akan dipindah ke perusahaan utama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HaludayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang