1. Confession

24.6K 1.3K 386
                                    

SECOND CHANCE

"Oi boke, bangun"

".... "

Tak ada jawaban.

"Oi"

".... "

Kali ini juga masih tak ada jawaban.

"OI BOKEEE HINATA BOKE! BANGUN!! " Teriak seorang laki laki berambut hitam dengan mata yang sedang menatap tajam ke arah 'teman'? Ah, lebih tepat nya 'incaran' nya.

"Uhn.. " Lelaki berambut oranye tersebut membuka matanya perlahan lalu mengucek-ucek mata coklatnya itu.

"Ehhh, kageyamaa sedang apa disini? " Tanya hinata dengan polosnya. Padahal dia tidak tahu apa yang akan kageyama lakukan padanya.

"... Ikut denganku, ada yg ingin kubicarakan. " Ucap Kageyama  singkat. Lalu ia menarik tangan mungil hinata.

"Ah? Eh? Heee?? Tunggu bentar! Hei kageyama! Aku belum makan siang tau! Bagaimana kalau nanti aku kelaparan, setidaknya biarkan aku makan dulu! " Ucap hinata dengan rewelnya. Yaah, siapa juga yang akan memulai pelajaran dengan perut kosong?

"Tch, salah mu sendiri. Kenapa pula kau tertidur tadi?! " Balas kageyama. Lalu ia mengajak, eh lebih tepatnya memaksa hinata pergi ke belakang gedung gym. Setidaknya disana lah tempat yang cukup sepi untuk melaksanakan 'aksi' nya.

"Oi kageyama, jangan jalan terlalu cepat! Aku nanti bisa jatuh! Hei!"

"Urusai! Diam dan ikutilah aku. Jangan terus terusan rewel! "

"Itu salahmu juga, siapa suruh kamu bawa orang yang belum mak--" Ucapan hinata seketika terpotong.

BRAK!!

Kageyama langsung memukul tembok disampingnya. Dan disana lumayan sepi, mungkin tak ada yg mendengarnya. Yah, mungkin..

Hinata seketika terkejut dan menunduk ketakutan. Siapa juga yang tak akan takutjika seseorang tiba tiba memukul tembok dihadapanmu, terlebih lagi suaranya yang sangat keras pula.

'Tik.. '

Eh?

Apa itu?

Da..rah..?

Hinata pun langsung panik dan menoleh ke tangan kageyama.

Sepertinya dia memukuk tembok nya terlalu keras..

Yah, bisa kalian tebak sendiri.. Tangan kageyama berdarah. Walaupun tak parah, tapi bisa saja ia terkena infeksi karna cincin besi di jarinya menyebabkan tangan kageyama terluka saat memukul tembok tadi.

"Ka.. Kageyama? Tanganmu terluka!" Hinata langsung berlari mendekati kageyama lalu menggenggam tangan kanan kageyama yang terluka itu.

"Perlu ku bawa ke klini--"

PLAK!

Kali ini perkataan hinata juga terpotong.
Kageyama langsung melepas paksa tangannya yang sedang digenggam hinata.

"Tak usah, hal sepele gini takkan membunuhku. "

Kageyama langsung memasukkan tangan kanannya di saku celananya lalu menggunakan tangan kirinya untuk menarik hinata.

Kali ini kageyama melangkah lebih cepat dari tadi. Tentu saja hal ini membuat hinata juga mempercepat jalannya.

Kageyama langsung menarik hinata ke sebuah tembok gym dan memegang kedua bahu hinata.

"Aku menyukaimu." Ucap kageyama singkat. Tidak terlihat sepeser-pun rasa suka di mata nya.

"E.. EHHH?! " Hinata langsung berteriak terkejut mendengar ucapan kageyama. Siapa juga yang tak akan terkejut jika orang yang baru saja membuatmu ketakutan berkata bahwa ia menyukaimu. Sikapnya sama sekali tak menunjukkan rasa sukanya. Konyol kan??

"Euhm.. Etto... " Bisa dilihat bahwa wajah hinata mulai memerah. Menandakan bahwa dia mungkin juga menyimpan rasa pada kageyama.

"Jadilah pacarku" Ucap kageyama.

Hinata memalingkan wajahnya mengahadap ke arah lain. Berusaha untuk tidak melakukan kontak mata dengan kageyama. Karna jika Hinata melihat Kageyama sekarang, maka ia akan langsung gugup.

".. Oke... " Balas hinata.

"... "

Terjadi keheningan selama beberapa menit..

"Kau belum makan kan? Yasudah. Kita makan bersama saja di atap sekolah. " Ajak kageyama.

"O.. Oke.. " Sekarang hinata masih tak percaya kalau mulai hari ini kageyama adalah pacarnya.

Hinata sudah menyukai kageyama sejak pertama kali mereka berlatih bermain voli bersama. Toss nya kageyama membuat hinata percaya bahwa, bersama dengan kageyama, semua tim akan mereka kalahkan!

Setidaknya itu yang hinata pikirkan..

"Hei, kageyama.. Aku mau tanya.. Kenapa kamu mau jadian denganku? " Tanya hinata sambil memasukkan makanan makanan di mulutnya.

"Entahlah, tak ada alasan. " Jawab kageyama sambil memakan roti nya.

"Heeee mana ada yang begitu, jujurlah kenapa kamu bisa suka dengankuu? " Tanya hinata lagi, tapi kali ini dengan sedikit rayuan.

"..." Seakan tak mendengar pertanyaan hinata, kageyama hanya fokus ke makanannya.

"Yasudahlah kalau tidak mau jawab, takkan ku paksa kok.. " Ucap hinata sedih, lalu memalingkan wajahnya agar tak mengadap kageyama.

Oh, tak lupa dengan cemberut yang terbentuk di bibir mungilnya.

Kageyama pun menoleh ke arah hinata.

'Deg'

"Eh? A.. Apaan sih, oh sadarlah, dia itu laki laki tau!! Dan aku juga tak menyukai laki laki, mustahil jika aku jatuh hati pada hinata.. Yah, tapi jika kuakui dia sangat imut sekarang.. " Batin kageyama.

".. Ma"

"... Yama"

".. Geyama! "

"KAGEYAMA!!!!!!! " Teriak hinata. Dia tak tau apa yang sedang kageyama lakukan, tapi yang ia tau hanyalah kageyama yg sedaritadi hanya memerhatikannya .

"Eh? Uhm? Ya..? " Balas kageyama singkat, lalu ia memalingkan wajahnya dari hinata.

"Kamu kenapa ngeliatin aku?" Tanya hinata

".. " Kali ini juga dibalas dengan kageyama yang hanya diam saja. Huh, laki laki ini benar benar sulit ditebak!

'Hap! '

Kageyama langsung memakan telur yang sedang berada di sumpit hinata.

"EHHHH?!!! KENAPA KAMU MAKAN MAKANANKUUU??? "

".. " Kageyama hanya melihat hinata sejenak lalu menoleh ke arah lain dengan mulut penuh makanan.

"Nanti pas pulang, kamu harus mentraktir ku roti daging! Tak ada alasan untuk menolaknya!! " Ucap hinata, tapi dibalik ucapannya itu, kalau kalian perhatikan baik baik maka kalian akan melihat pipi hinata yang memerah. Yahh karna, jika ia makan dengan sumpit ini, maka ini akan dihitung sebagai 'ciuman tak langsung' pertamanya dengan kageyama.

"Bakageyama.. " Ucap hinata pelan lalu melanjutkan acara makannya.

SECOND  CHANCE || KageHina [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang