6. Reason

7.2K 740 176
                                    

S E C O N D   C H A N C E
Chapter 6


Sudah 15 menit semenjak kageyama tiba tiba memeluk hinata. Tapi jika kalian mengira kageyama hanya diam dan memeluk hinata, maka kalian salah. Kageyama sedari tadi menangis sambil memeluk hinata erat.

Hinata pun makin kebingungan oleh sikap kageyama ini. Rasanya ia benar benar ingin bertanya kenapa kageyama tiba tiba menangis. Namun, ia orang yang tau keadaan.

Hinata meraih lengan kageyama lalu menggenggam nya erat.

"Aku tak tahu apa yang terjadi padamu, tapi tenanglah. Aku akan selalu disini menemanimu" Ucap hinata seraya menoleh ke arah kageyama.

Kageyama pun langsung menyenderkan kepalanya di bahu hinata.

"Kau yakin? Kau benar benar ingin selalu menemaniku? " Ucap kageyama pelan.

"Tentu saja.. Lagipula aku ini kan pacarmu. " Balas hinata. Pipinya memerah tiap kali mengatakan kata 'pacar' di hadapan kageyama.

"Setelah semua yang kulakukan padamu, apakah kau masih ingin menemaniku? " Batin kageyama.

Entahlah, tapi kageyama merasa bahwa selain orangtua nya, hanya hinata lah yang benar benar tulus padanya. Selama ini, kageyama tak memiliki seorangpun teman. Ehm, dan jika kageyama memiliki teman, biasanya temannya itu hanya memanfaatkan kekayaan kageyama saja.

Bahkan setelah bergabung ke klub voli karasuno, hanya hinata lah yang benar benar dekat dengannya. Sisanya? mereka sedikit ketakutan untuk berbicara padanya.

"Hinata, mungkin aku memang sudah mulai menyukaimu. Tapi, kita tak akan pernah bisa menjalin hubungan... Maafkan aku hinata, telah memainkan perasaanmu.." Batin kageyama. Rasanya tak rela jika ia benar benar harus putus dengan hinata 2 minggu lagi.

Kageyama melepas pelukannya lalu ia segera menjatuhkan tubuhnya dikasur. Seluruh tubuhnya serasa lemas.

Kageyama kemudian menutup matanya. Kali ini ia tak tahu lagi harus apa. Ia ingin bersama hinata, namun sepertinya hal itu takkan pernah bisa terjadi apalagi dengan kondisinya kali ini.

Hinata duduk di kasur kageyama lalu meraih dan menggenggam erat tangan kageyama.

"Kageyama, aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.. Dan kau tahu? ada baiknya jika kau menceritakan ini pada seseorang. Setidaknya kau bisa merasa sedikit lega. " Ucap hinata.

Kemudian hinata melepas genggaman tangannya lalu berdiri dari kasur kageyama.

"Namun, jika kau memang masih belum ingin menceritakan nya.. Tak apa, aku akan menunggumu terbuka padaku" Ucap hinata lalu ia tersenyum hangat ke arah kageyama.

Hinata pun hendak pergi, namun tangannya ditahan oleh kageyama.

"A-aku... "

"J-jangan pergi.. Kumohon temani aku sebentar.. " Ucap kageyama lirih

Hinata mengangguk lalu duduk di samping kageyama.

"Bicaralah, aku akan mendengar kan mu.. " Ucap hinata pelan seraya menatap lembut ke arah kageyama.

"... 2 tahun yang lalu, orang tuaku kecelakaan mobil.. L-lalu ayahku meninggal di tempat, sedangkan ibuku sekarang dirawat di rumah sakit... Tadi ketika kamu sedang mandi, aku diberitahu bahwa kondisi ibuku semakin parah... Dan......."

Kageyama terdiam sejenak, lalu melanjutkan ucapannya

"Peralatan bantu nafasnya akan dicabut 2 minggu lagi jika ia tak kunjung membaik. " Jelas kageyama sambil menunduk dengan mata berkaca-kaca.

SECOND  CHANCE || KageHina [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang