"Paaa jangan tinggalin kami, tolong pa, ngerti keadaan mama"
"Maaf nak, papa sudah tidak bisa lagi hidup dengan kalian. Sudah ada dia sekarang disini". Papa menunjuk wanita itu
"Papa sanggup tinggalkan kami buat wanita murahan itu?!!"
PLAKKK!!
Tamparan keras itu mendarat di pipiku.
Air mataku pun jatuh tak tertahankan lagi.
"Udah sayang, biarkan dia memilih. Kita bisa hidup bahagia tanpa dia. Jangan sakiti diri kamu sendiri sayang". Ujar mama tersedu, berusaha menenangkanku
Papa, sosok itu, sosok yang amat sangat kupuja, kukagumi. Kini, pergi demi dia? Siapa tadi namanya?
Persetan!
"Kamu urus anak kamu itu. Didik yang bener, jangan sampai kalian mengganggu hidup kami yang baru, ayo sayang kita pergi" kata papa sambil membawa koper isi barang-barangnya yang tertinggal dirumah. Dan merangkul wanita itu?
Cih,
Tak sudi rasanya aku memanggilnya dengan sebutan itu.
Dengan berat hati aku memanggil papa, terus berteriak. Bahkan dia tidak menoleh sedikitpun ke arah kami.
"Papa!"
"Papaaaa!"
-------------------------------------------------------------
Mataku terbuka sedikit demi sedikit,
Aku sedikit menyipitkan mataku,
Silau,
Mataku belum bisa menerima cahaya matahari, yang memang tepat menembus mataku.
Kenapa ini?
Aku pingsan, merasa pusing dan bermimpi hal mengerikan itu?
Syafira yang saat itu ada disampingku tersenyum, menanyakan bagaimana keadaanku sebelum akhirnya memberikan air putih untuk aku minum.
Fira membantuku untuk bangkit dan meminum seteguk.
Kami mendengar suara ketukan pintu,
Heru ternyata.
Kata Fira sudah satu jam aku tak sadarkan diri.
"Gimana keadaan kamu? Uda baikan? Ada yang sakit?" Tanya Heru khawatir.
Disusul oleh Ofi, mereka ke sini setelah pertandingan selesai.
"I'm fine Ru, hehe"
"Semangat bener yah ketemu aku? Sampe ga sadar aja bola basket uda melayang ke kepala" Ofi menambahi, bermaksud menghiburku.
Kata Heru, dia terkejut aku sudah terbaring pingsan di sisi lapangan. Untungnya dengan cepat, pelatih dari tim sekolah kami dengan sigap menggendong aku ke UKS.
Aku baru tau gedung ini ternyata punya UKS juga. Untungnya..
"Yaudah sekarang kamu istirahat aja dulu, tenangin diri. Parah ya sakitnya sampe keringet dingin gitu?" Ujar Heru lagi.
Bukan, keringat dingin ini karena mimpi tadi. Ah sudahlah, aku malas mengingatnya.
"Tapi kalo kamu uda ngerasa baikan, kita pulang aja ya. Aku traktir makan deh. Mau ga?"
Ajak Fira kepada kami. Sepertinya Fira bosan di UKS atau memang benar-benar sudah lapar.
"Emmmm. Sekarang? Ayokk" tantangku semangat. Siapa yang tidak suka gratisan? Hehehe

KAMU SEDANG MEMBACA
Quin, of Jendral
RomanceCinta ini tumbuh, begitu saja "This puppy love gonna be a true love" Masa paling indah katanya. Oh akhirnya aku tau, Penantian ini berujung manis bertahun-tahun lamanya kutunggu dirinya. Akhirnya Ia datang jua dia disini, dihatiku