Part 5 : My First

1.4K 92 0
                                        

Kami tiba di salah satu mall yang tidak jauh dari rumahku di kota Medan tercinta ini.
Hari ini memang bukan weekend. Jadi tidak banyak yang menonton.

Aku katakan pada Heru kalau aku ingin nonton film komedi.
Ya, untungnya dia setuju
Tapi sayang sekali kami kurang beruntung, film komedi itu baru diputar jam 9 malam.
Kami akan menunggu terlalu lama dan tidak akan sempat untuk makan malam *loh kok makan malam duluan yang dipikirin hehehe

Jadilah kami memilih film Romance. Mungkin itu pilihan yang lebih baik daripada harua menonton film horror.

Aku tidak terlalu mengenal pemain dalam film yang sedang kami tonton.
Namun entah mengapa, film ini ceritanya bagus dan seru sekali untuk diikuti.

Kami duduk di bagian belakang dan memang saat ini bioskop sedang tidak ramai.
Banyak anak seumuran aku dan mungkin yang lebih tua nonton film ini.
Oh bodohnya, kenapa aku memakai mini dress ke bioskop?
AC diruangan ini menurutku cukup dingin untuk ruangan sebesar ini dan se-sepi ini.
Untungnya sepatu mini boots ini mencover kakiku dengan baik.

Heru sepertinya sangat menikmati film itu. Ah, aku tau sekarang, Heru adalah jenis laki-laki mellow yang suka nonton film Romance!

Tapi kedinginan ini sedikit menggoyahkanku.
Setengah jam berlalu, aku mulai terlihat gelisah. Menggosok-gosokkan tanganku sendiri adalah sedikit usahaku agar tidak terlihat terjadi sesuatu denganku.

Heru me-relax posisi duduknya sekarang.
Nah, si wanita di film itu menangis, dan kemudian si pria mengangkat dagunya lalu....
Mencium bibirnya

Dalam hatiku
"Ah, kenapa harus ada adegan begini di saat seperti ini"
Heru terlihat serius sekali. Terakhir waktu kami nonton bioskop,
dia banyak berceloteh,
bahkan adegan seperti ini dia pasti yang paling antusias berkomentar

Semakin merasa kedinginan, aku semakin mencari kesibukan.
Dan mulai tidak konsentrasi dengan film yang aku tonton.

Aku merasakan kehangatan.
Heru, dia memegang tanganku.
Dingin itu hilang terbang begitu saja.

"Kenapa kamu ga bilang kalo kamu kedinginan? Tangan kamu bener-bener dingin Quin"
Aku tersentuh. Lagi-lagi melting

Kelembutan itu terpancar di matanya. Mata yang baru kusadari berwarna coklat muda itu.
Aku tidak melanjutnya melihat Heru. Aku takut

Sambil tetap memegang tanganku, Heru menyandarkan kepalanya di bahuku.

Dia tidak berkata apapun.
Oh god, apa aku harus menerimanya? Atau menolaknya?

Lagi-lagi......
Benar saja, rasa kesalku kepadanya sirna begitu saja sekarang.
Apa pacar nya tidak marah? Apa dia punya pacar? Atau menjadikan aku pelariannya?

Ah, entahlah.
Ini adalah rasa nyamam kedua yang aku terima hari ini.
Kedua kali.

Parfum musk nya yang aku suka itu semakin memabukkan aku.
Dan kini benar-benar terasa dekat.
Lalu Heru menarik kepalanya dari senderanku.

Sedikit kecewa, dan lega.
Aku menghembuskan nafasku perlahan.
Kulirik sedikit dari ekor mataku, kulihat Heru seperti memikirkan sesuatu dan me-ragu.
Kuhindari lirikan matanya dan berpura-pura menonton film.

Dia melepaskan genggaman tangannya.
Oh jadi benar Heru sudah punya pacar, dan dia takut mengkhianati nya? Sudahlah Quin, perasaan ini tidak boleh dibenarkan!

Aku semakin kikuk, rasanya ingin pulang saja. Senang namun kecewa yang kurasakan. Aku berusaha tetap tenang. Baiklah, sekarang aku jauh lebih rileks.

Quin, of JendralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang