Pagi itu kota ramai seperti biasa. Banyak orang berlalu lalang dan ada toko dimana-mana. Semuanya sibuk dengan kesibukan mereka sendiri sehingga membuat berisik dimana-mana.
Chu Wanning mengajak Shen Qingqiu untuk mencari bahan makanan yang hampir habis dan Shen Qingqiu dengan senang hati mengikuti.
"Wanning-ge, bagaimana bisa kau berakhir dengan muridmu?"
Chu Wanning baru saja memasukkan beberapa sayuran ke dalam keranjang sebelum ia bisa menoleh dengan wajah yang menggelap, "Kenapa kau begitu penasaran?"
Shen Qingqiu membuka kipasnya, "Apa aku banyak bertanya?"
Chu Wanning menatapnya sengit. Ia ingin memukul orang yang bersamanya saat ini sampai surga. Tapi tetap menahannya karena itu hal yang bodoh.
"Aku akan memasak hari ini." Chu Wanning akhirnya memutar topik. Ia malas berurusan dengan Shen Qingqiu dan berjalan mendahuluinya.
Shen Qingqiu mengangguk saat mengikuti, "Aku akan membantu."
"Kau bisa memasak?"
"Sedikit."
Dengan itu, semua yang diperlukan sudah didapatkan. Mereka pulang dan menyiapkan semua alat memasak. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya karena kedua orang itu terlihat agak kebingungan dengan bahan-bahan di hadapan mereka.
----
"Aku akan pulang."
"Kau tidak tinggal disini?"
Mo Ran menggeleng pelan. Ia mengemasi barang-barangnya, "Aku sering kesini untuk membantu jadi warga memberiku tempat untuk beristirahat tapi ini bukan rumahku."
Luo Binghe mengangguk lalu bertanya lagi, "Kau tinggal sendiri?"
"Tidak. Aku bersama istri-ku."
"... Apa?"
"Aku ini sangat tampan, bagaimana bisa aku tidak mempunyai seorang istri? Bagaimana denganmu, shidi? Kamu belum menikah, kan?" Mo Ran tertawa saat menggoda Luo Binghe.
Luo Binghe tersenyum tipis, "Kau salah. Aku juga punya satu."
Mo Ran sedikit terkejut saat mendengarnya, "Benarkah?"
"Mm. Apa istrimu tidak keberatan jika aku tinggal bersama kalian sementara?"
"Tidak akan. Istriku sangat baik pada siapapun, dia pasti akan menerimamu dengan ramah."
Mo Ran selesai berkemas. Ia mengajak Luo Binghe untuk pergi sebelum matahari terbenam. Di luar, para warga sudah menunggu mereka.
"Mo-zongshi akan kembali?"
"Ya. Aku masih punya urusan disana."
Kepala desa melirik Luo Binghe di sebelah Mo Ran, "Anak ini ..."
"Aku akan membawanya."
Kepala desa mengangguk mengerti. Ia lalu memanggil beberapa warga untuk datang dengan membawa beberapa karung yang isinya bermacam-macam.
"Bawalah ini sebagai tanda terima kasih kami untuk Mo-zongshi dan Luo-gongzi." ucap kepala desa.
Mo Ran ingin menolak sebenarnya, tapi ia tahu jika para warga tidak bisa ditolak dan akan tetap mengirim karung itu bagaimanapun caranya jadi dia hanya mengambilnya dengan mengucap terima kasih sebelum benar-benar pergi.
Mo Ran membantu Luo Binghe untuk naik sebelum dia ikut naik tepat dibelakangnya. Sebenarnya kepala desa menawarkan kuda lain untuk ditunggangi Luo Binghe, tapi Luo Binghe kecil jadi Mo Ran menolaknya karena satu kuda sudah cukup. Luo Binghe juga tidak menyangkal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Coincidence [END]
RandomPedang Luo Binghe, Xin Mo merobek celah antar dunia lagi. Sebelumnya, celah itu membawa 'Luo Binghe' dari cerita asli yang hampir mengacaukan dunia tempat Shen Qingqiu yang telah bertransmigrasi berada. Kali ini, celah itu malah membawa Shen Qingqiu...