"Shizun, itu tadi keren!" seru Luo Binghe dengan semangat di pangkuan Shen Qingqiu, duduk membelakanginya. Matanya berkilau dengan bintang saat ia berbicara mengenai shizun tercintanya.
Shen Qingqiu hanya tersenyum tipis, hampir tidak terlihat. Ia dengan sabar menyisir rambut Luo Binghe yang baru saja ia keringkan. Tapi siapa tahu? Di dalam hatinya, sudah berapa sumpah serapah telah ia lontarkan.
Keren pantatmu!! Jika aku tidak turun untuk menghalau monster dan dia membunuhmu, apakah itu masih bisa disebut keren?!
Shen Qingqiu diam dengan segala umpatan di hatinya. Ia sangat ingin menyuruh Luo Binghe untuk diam tapi melihat antusiasme bocah kecil itu di pangkuannya, dia tidak bisa tidak merasa sedikit lucu. Pada akhirnya, Shen Qingqiu tetap diam dan mendengarkan ocehan Luo Binghe.
"Sudah berapa persen kamu pulih?" Shen Qingqiu membuka mulutnya. Ia meletakkan sisir ke meja kecil di sampingnya dan merapikan rambut Luo Binghe yang agak tersebar. Rambut yang lembut dan agak bergelombang, Shen Qingqiu sangat suka menyentuhnya.
Luo Binghe diam sejenak lalu berkata dengan sedih, "Masih sekitar empat puluh persen ... Shizun, apakah kamu terburu-buru?"
Shen Qingqiu diam. Ia lalu menghela nafas panjang dan menyuruh Luo Binghe untuk berbalik menghadapnya. Luo Binghe kecil yang patuh langsung menuruti perkataan Shen Qingqiu. Sekarang mereka saling menghadap dan Shen Qingqiu tidak bisa menahan tangannya untuk menyentuh pipi Luo Binghe yang terlihat seperti bakpao kukus.
Shen Qingqiu, "Apa yang membuatku terburu-buru, hm?"
Luo Binghe menatap Shen Qingqiu dengan mata anjingnya, "Shizun, kamu masih tuan puncak Qing Jing ..."
Shen Qingqiu tersenyum ringan, "Lalu kenapa? Mereka tidak lebih penting daripada kamu."
Hati Luo Binghe menghangat saat mendengarnya. Wajahnya agak memerah dan pikirannya dipenuhi dengan berbagai cara untuk membawa Shen Qingqiu ke bawahnya tapi ia tidak bisa melakukannya untuk saat ini karena tubuh kecilnya. Hati Luo Binghe masam, sedikit kecewa tapi pada akhirnya ia masih tersenyum lebar dan memeluk Shen Qingqiu dengan kedua tangan kecilnya. Terlihat sangat bahagia.
Sedangkan Shen Qingqiu, wajahnya sudah memerah persis tomat saat ia menyadari perkataan memalukannya tadi. Ia bahkan ingin menyangkalnya sebelum Luo Binghe memeluknya dengan bahagia. Dengan begitu Shen Qingqiu mengurungkan niatnya dan malah menepuk kepala Luo Binghe dengan lembut.
Luo Binghe, "Shizun, aku mencintaimu!"
Shen Qingqiu tersedak, "Kembali dulu baru kamu boleh mengatakan hal itu lagi."
Luo Binghe, "Kenapa tidak?"
Shen Qingqiu, "Itu aneh saat mendengarmu mengatakan hal dewasa dengan tubuh sekecil ini."
Luo Binghe, "Baiklah. Hal-hal yang harus dikatakan anak kecil ... Shizun! Aku menyayangimu, sangat!!"
Shen Qingqiu tercengang. Menggelengkan kepalanya sedikit dan akhirnya berkata, "... Ya, baiklah. Ayo tidur."
------
"Shizun, bagaimana teknik pedang Shen-laoshi menurutmu?"
Mo Ran memeluk pinggang ramping Chu Wanning yang sedang berbaring di sebelahnya. Sama seperti Luo Binghe dan Shen Qingqiu, mereka bersiap untuk tidur. Tapi, Mo Ran yang menyimpan banyak pertanyaan di benaknya akhirnya membuka mulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Coincidence [END]
NezařaditelnéPedang Luo Binghe, Xin Mo merobek celah antar dunia lagi. Sebelumnya, celah itu membawa 'Luo Binghe' dari cerita asli yang hampir mengacaukan dunia tempat Shen Qingqiu yang telah bertransmigrasi berada. Kali ini, celah itu malah membawa Shen Qingqiu...