1

273 46 2
                                    


"Olivia Hye."

Pemuda jangkung itu menatap uluran tangan Olivia. Sedikit ragu, dia menjabat tangannya, "Benji."

Olivia mengangguk. "Ben. Lo mau temenin gue ke perpus? Mau ngambil buku tapi gak nyampe. Bisa tolong bantuin, boleh?"

Terpaku sesaat, Ben menatap Olivia datar. Sambil menyentuh tengkuk lehernya canggung, dia mengangguk setuju, "Hm."

"Sip." Olivia langsung berbalik, melangkah keluar kelas lebih dulu. Ben yang tidak tahu harus bereaksi seperti apa hanya mengikuti Olivia, mengamati punggung gadis itu yang tertutup rambut hitamnya dari belakang.

——

Olivia mengerjapkan kedua matanya beberapa kali ketika Ben menarik kursi meja dan duduk disampingnya tanpa suara. Olivia menghela napas, lalu bertopang dagu menatap pemuda itu menaruh sekotak susu pisang dan roti melon diatas meja.

"Dari siapa?" tanya Olivia penasaran. Ben melihat kearah Olivia sekilas, "Love interest lo."

"Oh." Gadis itu ber-oh pendek. Tidak peduli lagi dengan siapa love interest yang dimaksud Ben, tangan Olivia langsung menyambar roti tersebut dari meja.

Olivia membuka bungkus roti dengan malas, "Tugas lo beres? Sudah makan?" gumam Olivia.

Ben mengangguk, kemudian menggeleng pelan.

"Huft. Kebiasaan buruk lo itu, Ben. Sini, makan setengah dari rotinya," ujar Olivia sambil menghela napas panjang.

"Liv-"

"Makan." Olivia menatap Ben tajam. Dia membelah roti melonnya menjadi dua bagian, "Nanti lo sakit. Gue yang repot. Makanya, makan."

Ben terpana mendengar jawaban Olivia.

Keduanya saling bertatapan, selama beberapa detik. Sampai akhirnya Ben meraih potongan roti melon dan mengunyahnya.

Olivia? Tentu saja tersenyum semringah.

"Gitu dong. Enak, kan?"

"Hm."

Olivia mengangguk-angguk puas. Dia menggigit rotinya sendiri, "Lain kali bawa makanan yang banyak, biar gue gak bagi ke lo lagi. Rugi nih, bentuknya ilang setengah."

Kening Ben berkerut, "Lah, lo maksa ngasih gue setengah sih, gimana bisa gue tolak, Liv?"

Olivia tertawa jahat.



"Benji, gue gak pernah maksain sesuatu. Lo aja yang terlalu bucin sama gue, apa-apa iya. Hehe."






Telinga kanan Ben perlahan memerah. Pemuda itu segera mengalihkan perhatiannya pada bunga daffodil yang sedang tumbuh di rumput taman, "Enggak, kok."



——

olip membuli ben 25/7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


olip membuli ben 25/7

komen dan bintang diapresiasi<3 uwuwu

introvert  |  olivia hye, benTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang