Felix tertawa kalem. "Hehe. Kak Chuu memang radiant orangnya."
Olive mengangguk-angguk setuju. "Ya bener. Eh betewe, nama lo tadi Lee Felix?"
"Iyaa, gue Felix. Ipa 2."
Tangan kanan Olive terjulur dengan senyum tipis. "Olivia Hyeju. Makasih dah repot-repot ngasihin gue cemilan lewat Hwang, jelinya enak."
Seraya membalas uluran tangan si gadis, perasaan bahagia sontak saja membuncah di hati Felix begitu radius pendengaran telinganya menangkap kalimat demi kalimat terakhir yang terucap dari Olive.
Pemuda itu tersenyum senang, tanpa sadar meremas pelan telapak tangan Olive dengan semangat. "Syukurlah. Gue seneng kalau lo seneng, Liv."
Olive yang cukup heran terhadap Felix yang tiba-tiba meremas tangannya girang, mulai tersenyum canggung seraya melepas jabat tangan mereka halus. "Err, oke. Terus susunya juga enak kata Ben, jadi makasih sekali lagi ya."
"Iyaa gapap- hah, Ben?" Felix mengernyit. "Temen lo, Liv?"
"Heeh, sobat gue di kelas," balas Olive. "Gue alergi stroberi, makanya disumbangin ke doi. Daripada mubazir, kan."
Pundak Felix perlahan menurun. Dia beralih manggut-manggut, "Baru tahu gue kalau lo alergi stroberi. Tahu gitu gue beliin pisang aja kemarin."
Kepala Felix tertunduk. Pemuda itu tidak sadar kalau mata dan senyumannya ikut menurun, membuat siapapun yang memandang pasti akan berpikiran macam-macam.
Olive yang menjadi lawan bicara Felix sekarang tentu saja menjadi tidak tenang.
Hadeh.
Sama sekali diluar dugaan. Olive sangat tidak suka merasa tidak enakan pada seseorang, dan gadis itu juga tidak menyangka kalau membagikan informasi pribadi tentangnya barusan berakhir seperti ini.
Hadeh 2x.
Mencoba mengontrol situasi, Olive berdeham.
"Nyantai. Kan lo juga baru tau."
Nada ramah yang Olive sengaja pakai berhasil membuat pundak Felix naik kembali.
Gadis itu memiringkan kepalanya, semakin merasa aneh pada sosok jangkung di depannya ini.
Mudah banget senyum lagi? Padahal gue dah repot-repot ngerasa bersalah cuma gini doang.
Kalau divisualisasikan dalam bentuk komik, mungkin tiga lengkungan yang membentuk kerlip berwarna merah sudah bertengger manis bersama dengan senyum bersahabatnya.
Batin Olive tidak habis dengan asumsi yang terus bermunculan, kecuali fakta kalau Olive memang sempat memikirkan anjingnya Gureum ketika melihat Felix yang menunduk murung.
Yang berbeda, Gureum tampak seratus kali lebih lucu.
Tapi nanti dulu dengan Gureum. Olive menghela napas begitu ekor matanya menangkap ekspresi ceria Felix sudah kembali.
Felix menyeringai senang. "Oke deh. Bakal gue ingetin terus."
"Serem tapi silakan," sahut Olive. Merasa atmosfir di sekitar mereka mulai meringan, Olive memulai topik yang baru dia ingat. Sembari merogoh isi kantung roknya, Olive berucap, "Oh iya, di kertas kemarin kan ada ID line lo tuh, tapi keburu dibuang Ben jadi enggak sempet gue save. Ja-"
Ucapan Olive terpotong gumaman Felix.
"Hng?" Alis Felix terangkat. "Beneran mau lo save??"
Giliran dahi Olive yang berkerut heran. Tangan yang sebelumnya mengacak isi kantung rok dan hendak menyodorkan ponselnya berhenti di tengah jalan, "Iya? Katanya kemarin mau temenan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
introvert | olivia hye, ben
FanfictionYang satu pendiam, yang satu lagi penganut sikap 'bodo-amat-gue-gak-peduli'. Tapi gak disangka, lengketnya gak ngerti lagi. Mereka serius temenan? - son hyejoo x ha yoonbin. ©kowishiteru, 2020.