chapter 4: too late?

47 6 3
                                    

I'm BAD and you know it, right?

#.

Ruangan 4x5 m itu tampak lenggang, dua remaja yang duduk berhadapan di atas sofa itu menundukan kepalanya, suasana disana terlihat cukup canggung. Belum ada yang berani memulai percakapan. gadis berhijab putih itu mengumpulkan keberanian nya untuk berbicara.

"kak dzaky, mau teh?" tanya gadis itu dengan lembut seperti biasanya.

Dzaky, pemuda berhoodie itu menggeleng. " I didn't come to visit, ihsan..."

"jadi-"

"and one more, call me dzaky"

Ihsan si gadis berhijab itu menghela nafas pelan. "itu kan lebih baik, kak... kakak mau kupanggil 'kakak senior' lagi?"

Dzaky mengerutkan keningnya; tak suka.

Ihsan tersenyum lembut "walaupun aku dan kakak lahir ditahun yang sama, aku kan harus tetap menghormati kakak kelas"

"well, up to you" dzaky mendengus pelan ia menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa.

"jadi, kenapa kakak datang malam-malam begini?"

Dzaky kembali gugup "hmm I Just...hmm"

Ihsan diam menunggu jawaban dzaky.

Dzaky menarik nafas. "anyway... I just want to say... sorry"

"hm?" ihsan tak mengerti.

Baginya, Dzaky sangat mengherankan malam ini, tiba-tiba ia datang di jam yang hampir menunjukkan waktu larut malam, dan lagi setau ihsan hari ini mereka tidak bertemu, untuk apa dzaky minta maaf? memangnya apa kesalahan yang dia lakukan?

"ihsan?"

"hm?"

"do you forgive me?"

"emangnya kakak salah apa?" tnya ihsan polos.

Dzaky mengangkat kepalanya, Mata hitam mengkilatnya menatap manik abu abu tua ihsan. Cukup lama mereka bersitatap dalam diam Dzaky akhirnya menghela nafasnya.

"well, kamu taukan kelas kita ga pernah akur, aku ngerasa bersalah soal tingkah anak kelasku"

Ihsan mengerjapkan kedua matanya lalu tersenyum menahan tawa.ia menundukkan kepalanya Dzaky menatapnya heran.

"that's funny?"

"Ga aku ga nyangka aja kakak dateng Cuma buat ngomong ini"

"That's something important"

"kenapa?"

"cause you're very important" balas dzaky serius. Ihsan langsung terdiam.

Suasana kembali canggung, kedunya saling membuang muka, dalam hati dzaky berkali kali merutuki dirinya sendiri karna telah mengatakan perasaannya dengan terlalu jujur.

"okay...forget that" Dzaky menunduk ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Ihsan tersenyum teduh."kita udah bicara soal ini kan lagi pula kakak udah ga sama mereka lagi kan, kenapa harus merasa bersalah?"

"kelakuan mereka tambah parah, gue ga tau gimana lgi buat ngehentiin mako" tutur dzaky.

"pasti ada saatnya mungkin bukan sekarang, tapi kita jangan putus asa, semua orang berhak berubah menjadi lebih baik"

Dzaky mengangkat kepalanya. Ia sangat lega mendengar perkataan ihsan. Masalah yang memenuhi pikarannya mulai lenyap.

"thank's"

LOVE YOU WITH MY TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang