Hy Readers ku tercinta...
Jumpa lagi!
Sebelum baca, budayakan vote and coment, yahh!!
Jadilah Readers yang budiman :)Happy reading..
***
Brughh!!
Totebag berwarna ungu itu tersungkur ke meja. Mencipta suara gaduh yang cukup mengganggu untuk seluruh penghuni kelas XI IPA 1.
Soohyun, gadis yang tadinya sibuk mencatat, lansung melemparkan tatapan kesal pada teman sebangkunya yang baru saja membuatnya kaget. Siapa lagi kalau bukan Im Yoora.
"Kau membuatku terkejut, kau ini kenapa sih?" Soohyun lansung melepas bolpoinnya dan menutup bukunya kasar.
Yoora memutar bola mata malas, mendudukkan dirinya di samping Soohyun. Mengabaikan pertanyaan gadis itu. Dan malah bertanya balik.
"Kenapa kau hanya berdiam diri di kelas? Kenapa kau tidak membantuku tadi?"
Pertanyaan Yoora yang terkesan menuntut membuat Soohyun tampak terkejut. Entah apa lagi yang mengganggu Yoora pagi ini, sehingga gadis itu tampak sangat emosi.
"Lihatlah, aku sedang mengerjakan tugasku. Mina ssaem akan menghukumku jika ketahuan belum menyelesaikannya." jelas Soohyun.
Yoora hanya mendengus, ia terlalu malas menanggapi hal lain saat ini. Karena pikirannya hanya tertuju pada kejadian yang menimpanya saat perjalanan kemari.
"Apa kau punya masalah? Kenapa hari ini kau lebih banyak diam?" tanya Soohyun.
Yoora menutar tubuh menghadap Soohyun, wajahnya masih tampak gusar.
"Kau tidak tahu kejadian yang menimpaku di koridor kelas tadi?"
Soohyun memijit pelipisnya sebentar, membiarkan jari-jarinya membantu menenangkan otaknya. Kenapa sulit sekali berbicara pada Im Yoora. Setiap tanya yang ia lontarkan hanya dibalas dengan tanya pula dari gadis itu.
"Aku bertanya, kau tahu artinya?" Soohyun menjeda. Membuat Yoora menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Artinya aku sama sekali tidak tahu hal apa yang telah membuatmu seperti ini, isshh dasar pabo." gerutu Soohyun.
Kata itu, adalah kata yang paling mengesalkan bagi seorang Im Yoora. Sehingga siapapun yang mengatakannya akan terancam kehilangan eksistensi di Dream High School. Namun berbeda dari orang lain, tampaknya kata itu tak berpengaruh ketika Soohyun yang mengucapkannya. Persahabatan memang selalu bisa menampik semuanya.
"Baiklah, aku mengerti. Jadi apa aku harus mendongengkannya untuk mu?"
"Tidak masalah, aku suka dongeng."
Yoora berpikir sebentar, dia harus memulai dari mana. Karena biar bagaimana pun ini akan menurunkan eksistensinya di sekolah. Dan lagi, jika ia menceritakan semuanya pada Soohyun, Yoora yakin sahabatnya itu hanya akan menertawakannya.
"Cepatlah, aku tidak punya banyak waktu untuk melihatmu diam." desak Soohyun.
Berpikir terlalu lama tidak akan menyelesaikan masalahnya. Karena Yoora saat ini butuh teman, yang ingin mendengarkan dan memberinya solusi untuk akar permasalahannya.
"Aku membuli Hyeera." ucap Yoora pelan.
Apa ini...
Bukankah Yoora sudah sering melakukannya, membuli Hyeera adalah rutinitasnya di sekolah. Tapi hari ini, Soohyun dibuat pusing oleh ucapannya. Apa hanya karena Hyeera, Yoora jadi sekesal tadi."Hei, kau marah hanya karena hal itu? Kurasa Hyeera pantas mendapatkannya. Kau sendiri yang bilang bahwa gadis itu munafik, kan?"
"Iya, tapi kali ini masalahnya berbeda. Ada seorang namja yang menolongnya. Dan kau tahu, aku dibuat malu dihadapan orang banyak." jelas Yoora.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Light
FanficKatanya roda kehidupan itu berjalan. Jika hari ini kau di atas, berarti besok atau lusa kau akan berada di bawah. Katanya kesedihan selalu beriringan dengan kebahagiaan. Hari ini kau menangis, di kemudian hari kau akan tertawa. Mereka pernah bilang...