Detak Awal

14 1 1
                                    

Taehyung hampir membuka pintu ruang ganti ketika suara dari air kolam dan teriakan Yoora menggema di dalam ruangan.

"Aaaaakkkkkhhhhh!!"

Byuuurrr!!

"To--tolongggg..."

Gluk.... Gluk... Gluk...

"Tolong ak--hah... Tolong aku.. aku tidak bisa be-berenang... Hahhahh!"

Namja itu memutar badan, melihat dengan santai ke arah Yoora sembari tersenyum samar.

Entahlah, tapi bagi Taehyung, Yoora sedang membuat sebuah pertunjukan di depannya. Sejak dulu penderitaan orang lain adalah alasan kenapa namja itu masih bisa tersenyum. Terlebih karena Yoora menjadi salah satu orang yang telah bersikap buruk dihadapannya.

"Kim--Kim Taehh... tolong aku.. hah.. hah"

Suara gadis itu melemah, separuh air kolam masuk kedalam perutnya. Ia tak akan bisa bertahan lebih lama lagi.

Sementara seseorang yang ia harap bisa membantunya malah berdiri menonton dari kejauhan.

Taehyung tahu, gadis lemah seperti Yoora tak akan kuat berada lebih lama didalam sana, sedangkan ia tak memiliki jalan keluar untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Meskipun terlihat kejam, dingin, dan tak tersentuh. Taehyung bukanlah orang yang tega membiarkan seseorang merenggang nyawa di depan matanya sementara ia bisa membantu. Jadi, biarkan hari ini Dewa Fortuna memihak pada Yoora.

Yoora sudah pasrah di tempat. Mata gadis itu hampir menutup sempurna, ketika suara air kolam yang terombak samar samar terdengar di telinga dan sebuah lengan kekar melingkari perutnya, membawa Yoora ke pinggir kolam.

Cepat-cepat gadis itu meraup udara sebanyak-banyaknya. Lalu beralih memandangi wajah namja yang telah menyelamatkan nyawanya.

Kim Taehyung, wajahnya sangat dekat, hanya beberapa senti dari wajah Yoora. Manik cokelat almond yang selalu berhasil memikat gadis itu kini menatap tepat ke netra miliknya. Pipi Yoora terasa panas dan jantungnya berdetak tak karuan. Entah itu efek ketakutannya atau karena ia sedang berada dalam pelukan Kim Taehyung. Yang jelas Yoora terpaku pada wajah namja itu.

"Lihat?"

Yoora mengernyitkan dahi, terheran akan ucapan Taehyung barusan.

"Hari ini kau hampir mati jika saja aku tidak menolong mu. Ingat... nona Im Yoora, seberapa berkuasa pun dirimu, kekuasaan mu itu tak akan bisa menolong mu ketika kau dalam keadaan terdesak seperti tadi."

Taehyung melepas pelukannya, menarik handuk putih yang bertengger di lehernya, lalu menyampirkannya di leher jenjang milik Yoora. Kemudian meninggalkan gadis itu sendirian di ruang renang.

***

"Kau kenapa?"

Suara Soohyun bernada khawatir  membuat Yoora menoleh. Soohyun menatapnya dari atas sampai bawah, baju sahabatnya terlihat asing, tidak lagi ketat seperti biasa, dan rambut hitam diombre ungu itu tampak basah.

"Kenapa kau bisa seperti ini?" tanya Soohyun untuk yang kedua kalinya.

Yoora menghela nafas panjang sebelum menatap Soohyun lekat dan mengguncang bahu gadis itu.

"Bantu aku untuk mendapatkan hati Kim Taehyung" pinta Yoora.

"Apa?" Soohyun memekik keras, untung ruangan yang mereka tempati sedang tidak ada orang. Teman-teman sekelasnya jam segini sedang berada di kantin.

"Sssttt"

Yoora menempelkan jari telunjuk ke bibirnya. Soohyun yang mengerti langsung menutup mulut, sebelum kembali berbicara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're My LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang