Ketiga

31 4 0
                                    

Kalian pernah tidak merasakan seperti ada sesuatu yang berbeda ketika mendengar nama seseorang?

Aku sedang merasakannya. Entah kenapa saat namanya di sebut aku merasakan seperti ada desiran aneh di hatiku, dan ini merupakan kali pertama aku mendengar namanya di sebut secara langsung.

Aku penasaran seperti apa sih sosok Raka, sehingga aku memberanikan diri bertanya kepada Sheera tentang Raka.

"Raka tuh satu sekolah sama kita yah Ra?" tanyaku kepada Sheera.

"Gak Sha, dia beda sekolah sama kita" jawab Sheera seadanya.

"Oh kirain, lah terus kamu kenal sama dia dimana?" tanyaku.

"Kepo banget sih lo" jawab Halda.

"Terserah aku lah. Aku kan nanya sama Sheera kok kamu yang jawab, gak boleh tau huh" kataku sewot.

"Biasa aja dek itu mulut gak usah di maju-maju in gitu" kata Rema.

"Halda tuh ngeselin banget orang nanya sama Sheera lah kok dia yang jawab" ucapku cemberut.

"Nanti deh gue cerita" ucap Sheera.

Begitulah kami. Selalu saja ada perdebatan unfaedah yang terjadi ketika sedang berkumpul, tapi kami tidak pernah berdebat serius melainkan hanya bercanda.

Waktu menunjukkan pukul 17:30. Aku pun segera membereskan barang-barang ku dan bergegas untuk pulang.

🌄🌄🌄

Ketika sudah sampai dirumah, aku langsung di serbu dengan banyak pertanyaan oleh mamaku ketika sampai di rumah.

"Assalamualaikum ma!" ucapku sambil memasuki rumah.

"Waalaikumsalam dari mana saja kamu, kenapa baru pulang?" tanya mamaku.

"Tadi mampir bentar ma ke kosan Sheera" jawabku.

"Mama gak ngelarang kamu buat main sama teman-teman kamu, tapi jangan terlalu sering dan jangan pulang malam ok?" Kata mamaku

"Siaap bos" jawabku dengan nada patuh sambil hormat.

Aku pamit untuk sekedar mandi karena sebentar lagi adzan magrib berkumandang, setelah itu aku menyiapkan tempat sholat agar ketika adzan tiba orang tua ku tidak usah susah-susah menyiapkannya lagi. Adzan berkumandang dan kami pun langsung melaksanakan sholat magrib berjamaah.

Setelah melakukan sholat berjamaah. Aku selalu mengurung diri di kamar, entah hanya sekedar menulis, membaca novel, mendengarkan musik, atau hanya duduk termenung memikirkan hal yang tidak terlalu penting.

Aneh memang. Aku tidak terlalu menyukai tempat terang, olah sebab itu aku selalu mengurung diri di kamar dengan pencahayaan yang minim. Menurutku berada di tempat yang gelap dapat membuatku sedikit tenang.

"Sha kamu gak makan?" teriak mama dari luar.

"Duluan aja ma, aku nanti aja" ucapku tanpa membuka pintu.

Tiba-tiba saja ada panggilan masuk dari Sheera.

"Assalamualaikum ada apa ra?"

"Waalaikumsalam gue mau cerita nih sama lo"

"Penting banget yah gue lagi males nih denger lo ngebacot" ucapku bercanda.

"Ihh lo mah gitu kan gue mau cerita soal Raka" kata Sheera dengan kesal.

🌄🌄🌄

Setelah hampir 2 jam Sheera bercerita mengenai hubungannya dengan Raka, aku termenung membayangkan betapa bahagianya menjadi seorang Sheera yang memiliki pasangan sebaik Raka.

Aku tidak henti-hentinya tersenyum, apalagi ketika aku membayangkan menjadi seorang Sheera. Membayangkannya saja sudah membuatku sangat bahagia apalagi kalau semuanya nyata, dapat ku pastikan aku akan tersenyum setiap menit bahkan detik.

"Andai saja aku yang menjadi Sheera" ucap ku dalam hati sambil tersenyum. Ngehalu itu emang enak banget guys haha.

Tanpa aku sadari. Aku tertidur di atas karpet bulu yang sangat lembut dengan semua bayangan tentang Raka.



Gimana guys ceritanya, bagus gak?
Di tunggu kritik dan sarannya, dan jangan lupa vote dan komentarnya setelah membaca🥰

Hanya Aku Tak Pernah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang