Ketika memasuki kelas. Seisi kelas yang sedang mendengarkan ibu Diana mengajar langsung mengalihkan pandangannya kepadaku dan tentunya membuatku malu.
"Assalamualaikum ibu. Apakah saya boleh masuk?" tanyaku masih berdiri di depan pintu.
"Waalaikumsalam" jawab bu Diana dan seisi kelas.
"Kenapa kamu terlambat dan mana surat izin masuknya? tanya bu Diana menghampiriku.
"Sebelumnya saya minta maaf bu. Saya terlambat karena bangun kesiangan dan ini surat izinnya" ucapku sambil memberikan surat izin.
"Ya sudah jangan di ulangi lagi, kamu ini masih kelas 10 jangan sering telat" ucap bu Diana.
"Iya bu, terimakasih" ucapku dan langsung berjalan menuju tempat duduk.
🌄🌄🌄
Setelah 3 jam di habiskan untuk pelajaran geografi bel pun berbunyi dan aku langsung meluncur ke koperasi sekolah untuk membeli berbagai macam cemilan bersama ketiga teman ku.
Ketika di koridor kami berpapasan dengan ketos yang menurutku sangat angkuh. Namanya ka Fuad. Dia menatapku dengan tatapan angkuhnya dan ku balas dengan tatapan sinis. Sejak saat itu ketika kami bertemu pasti keadaan berubah seolah ada peperangan yang terjadi.
"Eh nitip dong Sha!" ucap Azhar sambil berlalu ke arah kami. Aku, Nafha, Maira, Miftia.
"Apaan?" Tanyaku dengan muka jutek.
"Frivtea apel sama kue sus dua biji yah pake duit lo dulu" jawabnya dengan cengiran.
"Kebiasaan" ucap Nafha. Karena memang Azhar selalu menitipkan makanan yang sama setiap kali kami pergi ke koperasi.
Setelah semunya sudah di beli, kami langsung bergegas menuju kelas karena istirahat pertama tidak terlalu lama hanya sekitar 30 menit saja.
"Nih pesenam kamu, semunya 20k bayar sekarang ga pake ngutang!" ucapku dengan mata melotot.
"Pelit amat lu, nih ga bakalan ngutang gue mah" kata Azhar sambil meletakkan uang di atas meja.
Kami pun langsung duduk dipojokkan menghabiskan semua makanan yang kami beli di koperasi tadi. Dan tiba-tiba Sheera datang ke kelas untuk mengajak ku pulang duluan.
"Sha cepetan lo ikut balik apa gak?" tanya Sheera ketika memasuki kelas.
"Bentar minum dulu" kataku sambil menghabiskan minuman ku yang sisa sedikit.
"Lewat mana Ra? tanya ku.
"Lo minta izin ke guru sama Rema, gue sama Halda lewat belakang. Terus ntar kalo lo pada udah di luar langsung aja jemput gue di jalan penghubung" jelas Sheera dengan sangat rinci.
"Oh yaudah yuk Rem" ajakku sambil menggandeng tangan Rema.
"Duluan guys" teriakku kepada seisi kelas.
Setelah mengurus surat izin untuk pulang yang ternyata sangat susah. Kami pun bergegas menuju parkiran karena kasihan Sheera dan Halda pasti mereka sudah menunggu lama.
🌄🌄🌄
Ketika kami sampai di jalan penghubung ternyata mereka berdua sudah tidak ada. Entah di bawa oleh penculik atau makhluk astral. Setelah lama berfikir mereka dimana barulah otak Rema yang sangat lemot terpikir untuk menghubungi Sheera maupun Halda.
"Otak kita ga ada gunanya banget yah mikir gini aja ga bisa" ucap Rema sambil mencoba menghubungi Sheera dan aku menghubungi Halda.
"Halo. Halda kalian dimana sih?" tanyaku kepada Halda yang lebih dulu mengangkat telpon.
"...."
"Oh yaudah" ucapku sambil mematikan telpon.
"Gimana?" tanya Rema kepadaku.
"Udah di kosan, yuk ah aku udah kebelet ini mah" ucapku. Aku langsung tancap gas tanpa memikirkan Rema yang sangat lambat.
Sesampainya di kosan aku langsung masuk ke wc tanpa menyapa Sheera dan Halda terlebih dahulu.
Setelah sudah beres dengan panggilan alam aku langsung ke kamar untuk mencharger handphone ku yang baterainya sisa 15% itu.
"Eh lo pada tau gak? gue diajak liburan sama orang tuanya Raka" ucap Sheera dengan gembira.
"Kemana Ra?" tanya Halda.
"Katanya sih ke Hongkong" jawab Sheera.
"Sama siapa aja Ra?" tanya Rema.
"Sama Raka, Bokap nya, nyokap nya, dan dua sodara nya Raka" jawab Sheera. Sedari tadi aku hanya diam karena tiba-tiba saja aku bingung mau bicara apa karena ini menyangkut Raka.
"Eh tumben lo diam aja?" tanya Halda. Mewakili tanya yang ada di benak Sheera dan Rema.
"Gak papa kok. Aku cuma lagi mikir aja" ucapku lesu.
"Lah mikir apaan?" tanya Sheera.
"Kok bisa yah hidung tuh lubangnya dua" ucapku dengan muka polos.
"Elahhh unfaedah banget" ucap Halda dan mereka bertiga langsung mendengus kesal. Aku pun tertawa, tentunya dengan paksaan karena aku bingung harus menjawab apa. Untungnya aku mempunyai otak yang sedikit encer untuk berfikir dalam hal seperti ini.
Sheera menunjukkan Chat dari bunda nya Raka yang isinya ajakan untuk liburan bersama. Aku membacanya dengan terpaksa dan yah aku meresponnya dengan baik.
Sheera pun langsung meminta izin kepada ayahnya. Setelah menunggu beberapa menit ayahnya menjawab pesan yang Sheera kirimkan, dan ternyata Sheera tidak di perbolehkan untuk ikut liburan bersama keluarga Raka.
Sedih? Tentu saja Sheera sangat sedih. Kapan lagi coba bisa liburan bersama keluarga Raka. Tapi mah gimana lagi kalau ayahnya sudah berkata tidak berarti tidak dan Sheera tidak bisa membantah.
🌄🌄🌄
Aku bingung kenapa semakin lama aku semakin merasakan ada sesak yang sangat menyiksa ketika Sheera membicarakan Raka. Apa aku cemburu? Apakah aku mempunyai hak untuk itu? Tidak. Aku tidak memiliki hak untuk cemburu ataupun marah karena itu hal wajar mengingat Sheera adalah pacarnya Raka.
Illahi...
Hamba tahu betapa sakitnya menaruh harap kepada manusia, namun perasaan ini tidak bisa hamba tepis dengan mudah.Illahi...
Hamba bingung, apa yang menyebabkan hati ini tergetar untuknya.
Atas dasar apa ini semua terjadi, hamba tidak tahu.Maaf yah guys sekarang aku gak bisa up setiap hari lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Aku Tak Pernah Kita
SpiritualTentang seorang wanita biasa yang mendambakan lelaki yang menurutnya sangat sempurna dan dapat membimbingnya menuju syurga.