Dimensi (Bag 8)

4.8K 296 18
                                    

"Dingin?!"

"Sepertinya Kaguya memindahkan kita kedimensi es". Sasuke melihat sekeliling.

"Sepertinya begitu".

"Apa bunshinmu dan yang lainnya juga disisni?".

"Tentu".


  .
  .
  .

"Es?! Salju?! Apa ini semua asli, Paman Kakashi?". Tanya Boruto.

"Tentu... Ehm, maksudku mungkin begitu".

"Apa Himawari merasa dingin?". Boruto melihat Himawari.

Sebagai seorang kakak tentu normal bertanya seperti itu pada adiknya.

"Tidak kakak! Kausku saja sudah tebal ditambah jaket kuning kesukaanku, sudah terasa hangat".

Boruto melirik kearah Sarada. Dia mengusap usap pundak sampai sikunya menggunakan tangan.

Sialnya karena sikap pedulinya kepada adik perempuannya membuat Boruto menjadi iba pada Sarada.

Dia melepas jaket hitam kesayangannya dan memberikannya pada Sarada yang mulai menggigil.

"Tidak! Gunakan saja itu sendiri". Sarada menolak.

"Hey kalau kau menggunakan pakaian tanpa lengan itu ditempat ini kau akan membeku".

Sarada malah memalingkan wajahnya. Dengan sedikit terpaksa Boruto mendekati Sarada dan memasangka jaket hitam itu dipundak sang putri Uchiha.

"Pakai saja itu aku tidak menerima penolakan".

Setelah Boruto mengatakan itu wajah Sarada merah merona.

"Terima kasih". Katanya sambil melihat kanan bawah.

Boruto tertawa tanpa suara sambil memejamkan matanya. Sebenarnya itu bukan tertawa, tetapi senyum khas keluarga Uzumaki yang memperlihatkan sederet gigi putih yang tertata rapi.

Setelah itu Sarada memandang mata biru saphire milik Boruto. Mukanya semakin merah matang saja.

"Mukamu memerah, apa kau kena flu karena tempat ini?". Tanya Boruto.

"Tidak! Aku tidak apa-apa!". Sarada menjawab dengan ketus karena menyembunyikan rasa malu dan gembira.

Naruto mendekatkan mulutnya ke telinga Sakura.

"Mereka pasangan yang cocok". Bisiknya.

"Tidak akan kubiarkan dia menikah dengan seorang Dobe!"

Sakura meinju Naruto.

"Hey tenanglah! Aku hanya bercanda! Aku bunshin, jadi aku bisa hilang. Kalo aku hilang kalian bisa tidak pulang kerumah -ttebayo ".

"Heuh!". Dengusnya

Bunshin Naruto memberi pesan ingatan pada tubuh aslinya.

Naruto yang sedang berhadapan dengan Kaguya terkikik.

"Ada apa denganmu Dobe?!".

"Hihi... Sepertinya Boruto dan putri masa depanmu saling suka!".

"Beri tahu dia agar jangan menyentuh Sarada!".

"Ibu... Mereka merepotkaa sekali. Bagaimana kalau salah satu dari mereka kita pindahkan ke dimensi lain". Zetsu Hitam berbicara kepada Kaguya.

Kaguya membuka gerbang ruang dan waktunya lalu memasukan tangannya. Gerbang itu keluar di belakang Sasuke dan menyeretnya masuk kedimensi padang pasir.

"Sasuke!!!". Naruto mencoba menggapai Sasuke namun terlambat.

Sementara ditempat persembunyian, bunshinnya Naruto menghidupkan Obito. Obito sangat berterima kasih pada Naruto.

Kembali Ke Masa Lalu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang