Not True Love ( First Love)

Tidak Seharusnya,

Sejak hari itu, Rea mulai merasakan ada yang berbeda pada dirinya. Tera mulai mencari tahu siapa cowok berkulit putih itu sebenarnya. Ternyata nama cowok itu bukanlah Yadi. Melainkan Hamdan. Tepatnya Muhamad Hamdan Ramdhani. Nama yang mudah diingat untuk orang pelupa seperti Rea.

Dan karena Risa temannya memberikan informasi yang salah, Rea sampai merajuk selama 1 jam pelajaran. Ah entahlah, Tera tidak bisa terlalu lama marah kepada para sahabat barunya itu.

Setelah mengetahui bahwa Hamdan itu bukanlah cowok biasa, Rea merasa dirinya sangatlah tidak pantas. Ia bahkan sedikit insecure ketika bertindak di depannya beberapa kali ketika berpapasan di kantin ataupun koridor sekolah.

Hamdan yang menurut Tera adalah murid baru yang baru dilihatnya, ternyata bukan. Hamdan yang baru Tera lihat ialah seorang most wanted di sekolahnya. Kepintarannya serta ketampanannya membuat Hamdan menjadi cowok famous.

Berbeda jauh dengan kehidupan Rea yang hanya gadis biasa. Muka pas-pasan, IQ dibawah rata-rata, walaupun dia paling pintar diantara ke-3 temannya. Rea juga bukan tipe cewek yang famous, dan mudah bergaul. Rea tergolong orang introvert. Rea hanya menunjukan kepribadian sesungguhnya hanya kepada tiga temannya.

Tapi entah bagaimana, Rea tidak bisa melepaskan pikirannya dari cowok putih yang selalu pucat itu. Ini memang bukan pertama kali Rea menyukai cowok. Rea pernah mengagumi seorang cowok teman sekelasnya, tetapi feeling-nya terlampau berbeda.

Ketika mendengar pendapat dari sahabatnya, mereka mendukung agar Rea membiarkan perasaan ini tumbuh. Dan meyakinkan Rea bahwa semua pilihan pasti bertemu resiko.

"Rea ga yakin ah." Katanya kecil.

Darma menepuk pundak Tera agar melihatnya.

"Hei, aku udah kenal kamu lama loh Re.  Udah saatnya kamu berubah buat lebih percaya diri." Ucap Ma serius dan dibalas tatapan horor dari Rea, Marisa dan Riana.

Pasalnya si Milap ini hampir tidak pernah serius dalam berbicara, dia bahkan terlalu banyak memendam pendapat dirinya.

"Ini Darmi 'kan yang bicara?" Tanya Rea dan seketika mereka tertawa. Ya selera humor mereka memang seperti uang koin. Receh.

"Tapi serius ya Re, kamu bisa tuh jadiin si Hamdan sebagai pelarian karena patah hati sama si Tatang." Risa lalu tertawa setelah mengatakannya.

Aneh tidak sih seorang anak SMP sudah suka-sukaan seperti ini? Untuk sebagian orang mungkin ya. Tapi tidak dengan Rea, dia bahkan bisa lebih serius dalam menyikapinya.

Kesannya Rea memang lebay ketika ia menangis setiap malam karena Si Tatang menghindarinya. Tapi coba gunakan pikiran kalian untuk berimajinasi.

Dulu Rea dan Tatang satu Sekolah Dasar. Walaupun berbeda kelas, tapi Tatang selalu mencoba mengusik Rea dengan hal apapun. Ya seperti anak kecil pada umumnya saja. Dan itu secara tidak langsung membuat mereka cukup kenal satu sama lain. Ditambah lingkungan rumah mereka sama.

Kemudian ketika masuk SMP mereka ditakdirkan dalam ruangan kelas yang sama. Itu bonus untuk kedekatan mereka sebagai teman. Namun hanya karena rasa kagum yang Rea miliki, entah bagaimana awalnya. Hubungan mereka merenggang sejak kelas 7 semester genap. Dan itu bahkan sudah hampir 1 tahun mereka seperti ini.

Inilah yang membuat Rea menyesal atas perasaannya. Dan membuat dia berandai-andai setiap malam sampai air matanya mengalir begitu saja. Intinya. Rea rindu pertemanannya dengan Tatang.

"Kalau aku sih ya Re, semua gimana kamu. Kita bakal selalu ada kok kalo kamu butuh kita." Ucapan Riana membuat Rea kembali kepada topik yang sedang dibicarakan.

Rea terdiam. Lalu menatap ujung kukunya sambil memikirkan perkataan ketiga sahabatnya.

"Oke. Gini, Rea nggak bakal suka sama si Hamdan, tapi untuk sementara akan mengaku suka sama Hamdan agar Tatang menganggap Rea sudah tidak suka lagi sama dia." Katanya setelah berpikir sejenak.

Dan sejak itu, Rea menggunakan nama Hamdan sebagai alat untuk membuat Tatang kembali berteman dengannya.

Entah Rea lupa, tidak tahu, atau bodoh. Dia harusnya sadar akan satu hal, bahwa 'perasaan datang secara terbiasa'.

✨✨✨

Swipe up for the next part!

⬆️